Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah di Balik Perjuangan Kyal Sin, Gadis 19 Tahun Ditembak Kepalanya Saat Demonstrasi di Myanmar

Seorang juru bicara junta militer tidak menanggapi permintaan untuk mengomentari insiden pembunuhan itu.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Kisah di Balik Perjuangan Kyal Sin, Gadis 19 Tahun Ditembak Kepalanya Saat Demonstrasi di Myanmar
net/kolase/Twitter
Kisah Perjuangan Kyal Sin - Seorang gadis 19 tahun tewas dalam sebuah aksi damai menentang kudeta Myanmar. Gadis itu bernama Angel, dikenal juga dengan nama Kyal Sin. 

TRIBUNNEWS.COM, YANGON - "Semuanya akan baik-baik saja."

Demikian tulisan di T-shirt yang dikenakan Angel, remaja berusia 19 tahun saat penari dan juara taekwondo itu bergabung dengan demonstran anti-kudeta di Myanmar pada Rabu (4/3/2021).

Angel, juga dikenal sebagai Kyal Sin, tewas setelah aparat keamanan menembakkan peluru tajam ke kepalanya saat ikut bergabung dalam aksi protes di jalan-jalan Mandalay.

Terlihat dalam foto-fotonya saat aksi protes, ungkapan dari kaos Angel itu dengan cepat menjadi viral di media sosial ketika pengguna media sosial mengunggah aksi brutal aparat keamanan yang telah menewaskan sedikitnya 18 orang di sekitar Myanmar sepanjang hari.

Baca juga: Utusan PBB di Myanmar Sebut 38 Orang Tewas Ketika Aparat Tembaki Demonstran

Seorang juru bicara junta militer tidak menanggapi permintaan untuk mengomentari insiden pembunuhan itu.

Myat Thu, seorang teman yang bersamanya turun dalam aksi protes, mengenang seorang wanita muda pemberani.

Dia mengenang saat Angel menendang pipa air sehingga demonstran dapat mencuci muka dan mata mereka di ketika polisi menembakkan gas air mata ke arah massa.

Berita Rekomendasi

"Ketika polisi melepaskan tembakan dia mengatakan kepada saya 'Tiarap! Tiarap! Peluru akan mengenaimu," kenang Myat Thu (23).

"Dia merawat dan melindungi orang lain sebagai kawan sendiri."

Myat Thu mengatakan dia dan Angel adalah di antara ratusan yang berkumpul dengan damai di kota kedua Myanmar untuk mengecam kudeta dan menyerukan pembebasan pemimpin yang ditahan Aung San Suu Kyi.

Sebelum polisi melakukan penyerangan dan menembaki demonstran, Angel terdengar berteriak, "Kami tidak akan berlari" dan "tidak boleh ada pertumppahan darah.”

“Pertama, polisi memembakkan gas air mata untuk memukul mundur massa aksi, “kata Myat Thu.

Kemudian peluru tajam datang.

Foto-foto yang diambil sebelum dia terkena peluru dan tewas, menunjukkan Angel berbaring untuk berlindung di samping spanduk protes, dengan kepalanya sedikit terangkat.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas