Polisi Myanmar Tembak Mati 38 Demonstran, Aktivis Pro Demokrasi Bersumpah Terus Melawan
Aktivis pro-demokrasi Myanmar berjanji pada Kamis (4/3/2021) akan terus melawan dengan mengadakan lebih banyak aksi demonstrasi
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
'Kami terbiasa dengan sanksi, dan kami selamat'," jawab wakil kepala militer Myanmar itu seperti ditirukan Schraner Burgener.
"Ketika saya juga memperingatkan mereka akan pergi (ke dalam) isolasi,” ucap Schraner Burgener.
“Jawabannya adalah: 'Kita harus belajar berjalan dengan hanya beberapa teman'."
Dewan Keamanan PBB akan membahas situasi di Myanmar pada Jumat mendatang, dalam pertemuan tertutup, kata para diplomat.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan Amerika Serikat "terkejut" dengan kekerasan itu dan sedang mempertimbangkan bagaimana mengambil sikap.
Uni Eropa mengatakan penembakan terhadap warga sipil dan pekerja medis yang tidak bersenjata adalah pelanggaran hukum internasional yang nyata.
UE juga mengatakan militer sedang meningkatkan penindasan dan tindakan kekerasan terhadap media, dengan semakin banyak wartawan yang ditangkap dan didakwa.
"Semuanya akan baik-baik saja"
Demikian tulisan di T-shirt yang dikenakan Angel, remaja berusia 19 tahun—saat penari dan juara taekwondo itu bergabung dengan demonstran anti-kudeta di Myanmar pada Rabu (4/3/2021).
Angel, juga dikenal sebagai Kyal Sin, tewas setelah aparat keamanan menembakkan peluru tajam ke kepalanya saat ikut bergabung dalam aksi protes di jalan-jalan Mandalay.
Terlihat dalam foto-fotonya saat aksi protes, ungkapan dari kaos Angel itu dengan cepat menjadi viral di media sosial ketika pengguna media sosial mengunggah aksi brutal aparat keamanan yang telah menewaskan sedikitnya 18 orang di sekitar Myanmar sepanjang hari.
Seorang juru bicara junta militer tidak menanggapi permintaan untuk mengomentari insiden pembunuhan itu.
Myat Thu, seorang teman yang bersamanya turun dalam aksi protes, mengenang seorang wanita muda pemberani. Dia mengenang saat Angel menendang pipa air sehingga demonstran dapat mencuci muka dan mata mereka di ketika polisi menembakkan gas air mata ke arah massa.
"Ketika polisi melepaskan tembakan dia mengatakan kepada saya 'Tiarap! Tiarap! Peluru akan mengenaimu," kenang Myat Thu (23).