Gempa Bumi di Selandia Baru: Peringatan Dini Tsunami Dicabut, Warga Diperbolehkan Kembali ke Rumah
Tiga gempa bumi, termasuk salah satu yang terkuat, mengguncang lepas pantai Selandia Baru pada hari Jumat (5/3/2021)
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Tiga gempa bumi, termasuk salah satu yang terkuat, mengguncang lepas pantai Selandia Baru pada hari Jumat (5/3/2021), memicu peringatan tsunami yang kini telah dicabut.
Dilansir BBC.com, ribuan warga dievakuasi dari beberapa daerah pesisir di Pulau Utara setelah gempa ketiga berkekuatan 8,1 SR melanda.
Ada laporan kemacetan lalu lintas saat warga mencoba mencapai tempat yang lebih tinggi.
Peringatan tsunami nasional dicabut pada 15:43 waktu setempat (09.00 WIB), sekitar 13 jam setelah gempa pertama.
Baca juga: KBRI Minta WNI Waspada Setelah Gempa Bumi 7,1 SR Guncang Selandia Baru
Baca juga: Daftar Negara Teraman di Dunia saat Pandemi Corona, Selandia Baru Ranking 1, Indonesia Nomor Berapa?
Gelombang besar sempat menghantam beberapa bagian pantai.
Tetapi pada Jumat sore, pihak berwenang mengatakan gelombang terbesar telah lewat.
Warga diberitahu mereka dapat kembali ke rumah tetapi diperingatkan untuk menjauh dari pantai.
Kepulauan Pasifik Selatan di Kaledonia Baru dan Vanuatu diperingatkan untuk bersiap menghadapi gelombang berbahaya.
Pantai di wilayah tersebut berpotensi dihantam gelombang setinggi 3 meter.
Sementara sebagian Amerika Selatan - termasuk Peru, Ekuador, dan Chili - diperingatkan bahwa gelombang setinggi 1 meter mencapai pantai mereka.
Pusat Peringatan Tsunami Pasifik yang berbasis di Hawaii mengatakan "gelombang tsunami telah diamati", tetapi belum ada kerusakan yang dilaporkan.
Lalu Lintas Padat
Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern memposting di Instagram: "Semoga semua baik-baik saja di luar sana."
Tiga gempa bumi, semuanya berkekuatan di atas 7,0, terjadi pada dini hari Jumat.
Gempa ketiga, yang berkekuatan 8.1 SR, terjadi sekitar pukul 08:30 di dekat Kepulauan Kermadec yang tidak berpenghuni, 1.000 km timur laut Selandia Baru.
Sementara peringatan tsunami sebelumnya telah dibatalkan, gempa ketiga mendorong Badan Manajemen Darurat Nasional mengirimkan peringatan baru dan sirene tsunami untuk dibunyikan di beberapa daerah.
Badan tersebut memperingatkan kepada orang-orang di dekat pantai di beberapa daerah untuk segera pergi ke tempat yang tinggi atau ke pedalaman sejauh mungkin.
Dikatakan ada "arus kuat dan tidak biasa dan gelombang tak terduga" dengan aktivitas tsunami yang berlanjut selama beberapa jam.
Media lokal melaporkan kemacetan di kota-kota seperti Whangarei dan Whakatane ketika orang-orang bergegas meninggalkan rumah, sekolah, dan tempat kerja mereka.
Di kota Ohope, penduduk bernama Leslie Peake berkata kepada New Zealand bahwa lalu lintas padat dengan "antrian besar orang mengungsi".
Departemen pertahanan sipil Selandia Baru menyarankan orang untuk berjalan kaki atau bersepeda untuk menghindari terjebak kemacetan.
Sementara itu media lokal memposting rekaman ombak yang bergulung ke Teluk Tokomaru.
Minggu lalu, Selandia Baru memperingati 10 tahun gempa bumi berkekuatan 6,3 skala Richter yang menghancurkan sebagian Christchurch di pulau selatan, menewaskan 185 orang.
Peringatan tsunami juga dikeluarkan untuk Hawaii dan Samoa Amerika, tetapi kemudian dibatalkan.
Patrick Ti'a Reid (37), termasuk di antara mereka yang berada di Samoa Amerika, terletak sekitar 3.300 km timur laut Selandia Baru.
Ia diminta untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi dalam sebuah buletin darurat.
"Alarm berbunyi di gedung kantor eksekutif kami dan kami segera mengambil tempat yang lebih tinggi," kata Ti'a Reid, yang bekerja untuk pemerintah di wilayah AS, kepada BBC.
Ia mengatakan tsunami tahun 2009, yang dipicu oleh gempa bumi berkekuatan 8,1 skala richter, "sangat jelas di benak banyak orang Samoa".
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)