Tes Swab Anal Kini Diwajibkan bagi Para Pelancong yang Memasuki China
Swab tes anal virus corona sekarang wajib bagi siapa pun yang tiba di China, meskipun ada keberatan dari pemerintah asing.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Swab tes anal virus corona sekarang wajib bagi siapa pun yang tiba di China, meskipun ada keberatan dari pemerintah asing.
Dilansir Mirror, tes tersebut dilakukan dengan cara memasukkan kapas 3 sampai 5 sentimeter ke dalam anus kemudian memutarnya untuk mengambil sampel.
Beijing mengklaim cara itu adalah cara yang lebih efektif untuk mendeteksi Covid, meski para kritikus mengatakan metode itu telah membuat orang menderita 'tekanan psikologis'.
Tes swab anal sebelumnya hanya digunakan di daerah China yang pernah mengalami wabah, namun sekarang sedang diperluas ke bandara, termasuk di Beijing dan Shanghai.
Baca juga: Jepang Minta China Stop Tes Swab Anal Covid-19 ke Warganya, Sebut Sebabkan Rasa Sakit Psikologis
Baca juga: Sebabkan Rasa Sakit secara Psikologis, Jepang Minta China Hentikan Anal Swab Test pada Warganya
Dokter penyakit menular Li Tongzeng mengatakan jejak virus di anal dan sampel feses dapat tetap terdeteksi untuk waktu yang lebih lama daripada sampel yang diambil dari saluran pernapasan bagian atas.
Tes swab atau tes usap seperti itu "dapat meningkatkan tingkat akurasi orang yang terinfeksi", kata dokter senior dari rumah sakit Youan di Beijing, kepada media yang dikendalikan pemerintah, China Central Television (CCTV).
Para peneliti di Chinese University of Hong Kong (CUHK) mengatakan tes feses mungkin paling efektif dalam mengidentifikasi Covid-19 pada anak-anak.
Dalam sebuah makalah yang diterbitkan pada tahun 2020, para ahli CHUK mengatakan anak-anak dan bayi membawa viral load yang lebih tinggi dalam kotoran mereka daripada orang dewasa.
Swab tenggorokan pada seorang pria berusia 52 tahun di Weinan, sebuah kota di provinsi Shaanxi utara, dilaporkan menunjukkan hasil negatif meskipun ia menunjukkan beberapa gejala Covid.
Pasien tersebut mengalami batuk dan kehilangan nafsu makan.
Ia kemudian diuji lagi menggunakan usap anal dan hidung yang hasilnya positif.
Dr Li menambahkan bahwa sampel anal hanya diperlukan untuk kelompok kunci seperti mereka yang berada di bawah karantina.
Sementara itu, CCTV mengatakan pejabat tidak mungkin membiarkan penggunaan pengujian swab anal pada skala yang sama dengan metode lain karena ketidaknyamanannya.
Jepang Kritik Metode Swab Anal karena Dapat Sebabkan Sakit secara Psikologis
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.