Korea Selatan dan AS akan Kembali Gelar Latihan Militer Selama 9 Hari
Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) akan memulai latihan militer tahunan mereka pada Senin (8/3/2021).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Gigih

TRIBUNNEWS.COM - Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) akan memulai latihan militer tahunan mereka pada Senin (8/3/2021).
Pihak tentara Korea Selatan telah mengumumkan bahwa latihan bersama akan digelar dengan skala lebih kecil dari biasanya karena pandemi virus corona.
"Latihan perang sembilan hari itu akan menjadi latihan pos komando yang disimulasikan komputer," kata Kepala Staf Gabungan lewat pernyataan pada Minggu (7/3/2021).
Mengutip Al Jazeera, pernyataan tersebut menekankan bahwa latihan itu bersifat "sangat defensif".
Sementara itu, kantor berita Yonhap melaporkan bahwa latihan tersebut tidak termasuk manuver luar ruangan.
Sebab, latihan tersebut telah dilakukan sepanjang tahun.
Baca juga: Niat Awal Cuma Sharing Pengalaman Tinggal di Korsel Via Medsos, Mutiara Adiguna Kini Jadi Selebgram
Baca juga: Single Dynamite dari KBS Pecah Rekor, Sabet Banyak Penghargaan di Ajang Musik Korea

Sementara jumlah pasukan dan peralatan akan diminimalkan akibat pandemi.
Meski pun dikurangi, latihan gabungan masih mungkin membuat marah Korea Utara yang menyebutnya sebagai "latihan untuk perang".
JCS mengatakan Korea Selatan dan AS memutuskan untuk melanjutkan latihan militer setelah "secara komprehensif mempertimbangkan situasi COVID-19, pemeliharaan postur kesiapan tempur, denuklirisasi Semenanjung Korea dan pembentukan perdamaian".
Ia menambahkan bahwa bagian dari latihan tersebut akan melibatkan persiapan untuk uji kemampuan operasional penuh, yang diperlukan untuk pengalihan kendali operasional masa perang (OPCON) dari AS ke Korea Selatan.
Wewenang Militer AS
Sejak Perang Korea 1950-1953, militer AS tetap memiliki kewenangan untuk mengontrol pasukan Korea Selatan dan AS jika terjadi perang lain di Semenanjung Korea.
Ada sekitar 28.500 tentara AS yang ditempatkan di Korea Selatan.
Moon Jae-in, Presiden Korea Selatan, telah menjadikan memperoleh kendali operasional atas pasukan gabungan itu sebagai tujuan utama pemerintahannya.
Baca juga: TKA Pria Asal Korea Tendang Karyawati saat Makan, Videonya Viral dan Pihak Perusahaan Buka Suara