Vaksin Sinovac Tak Ampuh Melawan Varian Covid-19 Asal Brasil
Penelitian di Brasil ini dilakukan dengan mengambil sampel plasma dari delapan orang yang telah disuntik vaksin Sinovac.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, SAO PAOLO - Virus Corona asal China atau Covid-19 belum terselesaikan. Namun, saat ini sudah muncul lagi virus Corona baru, mulai dari varian Corona di Inggris hingga varian baru asal Brasil.
Semakin banyaknya jenis virus Corona yang muncul, para peneliti kemudian melakukan penelitian apakah vaksin yang ada saat ini mampu menciptakan kekebalan terhadap virus baru ini.
Di antaranya adalah tim dari Universitas Sao Paulo, Fakultas Kedokteran Universitas Washington dan sejumlah institusi yang melakukan penelitian di Brasil.
Hasilnya, mereka menemukan bahwa vaksin virus Corona yang digunakan saat ini yakni Sinovac, ternyata tidak ampuh melawan virus di negara tersebut.
Penelitian di Brasil ini dilakukan dengan mengambil sampel plasma dari delapan orang yang telah disuntik vaksin Sinovac.
Dari hasil makalah penelitian, sampel plasma dari delapan orang yang divaksin dengan CoronaVac Sinovac itu ternyata gagal menetralkan garis keturunan P.1 atau 20J/501Y.V3.
Baca juga: Ilmuwan: Brasil Adalah Laboratorium Bagi Virus Corona untuk Berkembang Biak dan Bermutasi
Baca juga: Apa Itu Varian Baru Covid-19 yang Muncul di Inggris, Afrika Selatan dan Brasil? Bagaimana Gejalanya?
"Hasil ini menunjukkan bahwa virus P.1 mungkin lolos dari antibodi penawar yang disebabkan oleh CoronaVac," kata gabungan para peneliti dari Universitas Sao Paulo Brasil dan Fakultas Kedokteran Universitas Washington.
Vaksin Sinovac sendiri digunakan dalam program vaksinasi massal di beberapa negara yaitu China, Brasil, Turki, termasuk Indonesia.
Meskipun penelitian menunjukkan infeksi ulang Covid-19 dapat terjadi pada individu yang divaksinasi, perlindungan yang diberikan Sinovac menunjukkan mekanisme lain dalam sistem kekebalan tubuh manusia.
Para peneliti mengungkapkan, selain antibodi, Sinovac juga dapat berkontribusi mengurangi keparahan Covid-19.
Kepala Eksekutif Yin Weidong mengatakan dalam program yang disiarkan oleh CGTN pada Kamis (4/3/2021) lalu bahwa Sinovac sepenuhnya mampu memenuhi kapasitas produksi untuk mengembangkan vaksin terhadap varian virus baru jika perlu.
Terkait hasil penelitian ini, pihak Sinovac belum memberikan komentar.
Sehingga belum diketahui apakah nantinya vaksin Sinovac kedepannya bisa dikembangkan untuk mampu menciptakan kekebalan akan jenis baru virus Corona ini.
Sementara itu epidemiolog dari Universitas Indonesia, Pandu Riono menjelaskan, ketidakmampuan sebuah vaksin menetralkan suatu virus bisa terjadi apabila varian ini sudah mendominasi di suatu negara.
"Virus P.1 yang ditemukan di Brasil ternyata bisa menghindar dari sistem antibodi yang diprovokasi vaksin Sinovac. Vaksinasi bisa kurang bermanfaat, bila varian P.1 tersebut masuk dan mendominasi populasi SARS-CoV-2 yang beredar di Indonesia," kata Pandu, Minggu (7/3/2021).
Baca juga: Ratusan Nakes Puskesmas di Pidie Aceh Mendadak Hamil, Benarkah untuk Menghindari Vaksin Sinovac?
Baca juga: Indonesia Kini Punya 38 Juta Vaksin Covid-19 asal Sinovac
Sejauh ini memang belum ada laporan terkait masuknya varian Corona asal Brasil itu ke Indonesia.
Namun Pandu tetap memberi saran kepada pemerintah untuk memperkuat sistem surveilans Tes-Lacak-Isolasi.
"Kalau distribusi masih sedikit pengaruhnya atau tidak besar. Jangan sampai deteksi terlambat sehingga varian ini mendominasi. Termasuk ke varian lain, seperti varian B.1.1.7 Inggris yang sudah mulai masuk di Indonesia," ujarnya.(tribun network/rin/dod)