POPULER Internasional: Pernikahan Rahasia Meghan-Harry | Tes PCR di Jepang Lewat Vending Machine
Wawancara Meghan Markle dan Pangeran Harry dengan Oprah Winfrey masih menjadi sorotan. Dari situ terungkap bahwa pasangan kerajaan itu sudah menikah.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Inilah rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dalam 24 jam terakhir.
Wawancara Meghan Markle dan Pangeran Harry denga Oprah Winfrey masih menjadi sorotan. Dari situ terungkap bahwa pasangan kerajaan itu sudah menikah sebelum pernikahan kerajaan digelar.
Wawancara itu juga memecahkan rekor penonton di AS.
Sementara itu di Myanmar, sosok suster Ann Roza Nu Tawng yang berlutut demi melindungi demonstran dari aparat menarik perhatian dunia.
Di Jepang, tes PCR sudah bisa dilakukan dengan membeli paket alat tes lewat vending machine.
1. Meghan Markle dan Pangeran Harry Rupanya Sudah Lebih Dulu Menikah 3 Hari sebelum Pernikahan Kerajaan
Pernikahan kerajaan Meghan Markle dan Pangeran Harry mungkin telah memikat orang-orang di dunia yang menyaksikan secara langsung atau tidak langsung pernikahan itu dari Kapel St.George di Kastil Windsor pada 19 Mei 2018 lalu.
Meskipun momen pernikahan itu merupakan momen bersejarah bagi keluarga kerajaan, rupanya momen itu bukanlah yang pertama Meghan dan Harry mengikat janji suci mereka, People melaporkan.
Dalam wawancara dengan Oprah Winfrey di CBS, Duchess of Sussex mengungkapkan, mereka sudah menikah tiga hari sebelum pernikahan kerajaan yang megah digelar.
Baca juga: 12 Poin dalam Wawancara Meghan-Harry dengan Oprah: Rasisme Archie, Bunuh Diri hingga Kate Middleton
Baca juga: Meghan Markle Akui Pernah Ingin Akhiri Hidup, Pernah Coba Cari Pertolongan tapi Tidak Ditanggapi
Upacara pernikahan pribadi berlangsung di halaman belakang mereka dengan Uskup Agung Canterbury yang meresmikan pernikahan.
Meghan mengatakan bahwa mereka mengadakan upacara pribadi sebagai bagian dari keinginan mereka untuk "kembali ke dasar."
"Tiga hari sebelum pernikahan kami, kami menikah," katanya.
"Tidak ada yang tahu itu, tapi kami memanggil uskup agung dan kami hanya berkata, 'Hal ini, pernikahan itu, menjadi tontonan untuk dunia, tapi kami ingin persatuan kami terjadi hanya di antara kami'."
"Jadi sumpah yang telah kami buat di kamar kita hanyalah kita berdua di halaman belakang kita dengan Uskup Agung Canterbury."
2. Wawancara Meghan dan Harry Pecahkan Rekor Penonton di AS, Ungkap Keretakan Hubungan dengan Kerajaan
Wawancara Pangeran Harry dan Meghan Markle bersama Oprah Winfrey di CBS pada Senin (8/2/2021) lalu memecahkan rekor penonton di AS.
Sekitar 17,1 juta orang menonton tayangan tersebut secara langsung di televisi, dikutip dari Reuters.
CBS mengatakan, wawancara Harry dan Meghan menarik penonton terbanyak untuk acara hiburan sejak siaran Oscar 2020.
Diketahui, acara Oscar 2020 yang digelar pada Februari lalu ditonton oleh 23,6 juta penonton.
Wawancara ini juga merupakan acara yang paling banyak ditonton pada hari Minggu di jam tayang utama dalam setahun, selain Super Bowl.
Super Bowl merupakan acara TV yang paling banyak ditonton di Amerika Serikat.
Baca juga: Tak Dapat Arahan Seperti di Film, Meghan Mencari Tahu Sendiri Cara Menjadi Bangsawan di Internet
Baca juga: Istana Buckingham dalam Pembicaraan Krisis setelah Wawancara Oprah dengan Harry dan Meghan Markle
Pertandingan final sepak bola Amerika ini secara teratur menarik sekitar 100 juta penonton, menjadi acara TV dengan rating tertinggi di Negeri Paman Sam.
Wawancara yang dipimpin Oprah itu menjadi penampilan pertama Harry dan istrinya sejak Megxit, keluar dari Kerajaan Inggris tahun lalu.
Meghan secara garis besar mengungkap alasan dirinya dan Harry memilih menjauh dari keluarga bangsawan Inggris.
Ibu Archie menuding keluarga kerajaan rasis terhadap dia dan putranya serta gagal melindungi mereka dari media.
3. Sosok Suster Ann, Biarawati yang Berlutut di Depan Aparat Agar Tidak Menembaki Demonstran Myanmar
Suster Ann Roza Nu Tawng kembali berlutut demi melindungi demonstran dari aparat Myanmar, beberapa saat sebelum mereka ditembaki.
Biarawati itu menjadi perhatian setelah memohon sambil menangis agar polisi dan militer tak menembaki pengunjuk rasa.
Insiden yang terjadi di kota Myitkyina pada 28 Februari itu dijuluki sebagai "Momen Tiananmen di Myanmar".
Mengenakan jubah putih dan kerudung gelap, Suster Ann Roza Nu Tawng kembali berlutut pada Senin pagi waktu setempat (8/3/2021).
Dalam gambar yang dirilis Myitkyina News Journal, Suster Ann berlutut dekat katedral, dengan biarawati senior lain melihatnya.
Kepada Sky News, dia menuturkan hanya ingin aparat Myanmar tak memukuli, menyiksa, dan menahan demonstran.
"Karena para pengunjuk rasa ini tidak melakukan hal yang jahat, mereka hanya meneriakkan slogan," kata dia.
Baca juga: Sempat Dikepung Aparat Keamanan, Akhirnya Ratusan Demonstran Myanmar Dibebaskan
Saat itu, salah satu polisi menjawab untuk meminta Suster Ann menjauh, karena mereka harus melaksanakan tugasnya.
"Saya menjawab 'tidak. Jika kalian ingin melakukannya, maka kalian harus melewati saya dahulu'," tegasnya.
Pihak berwenang merespons, mereka harus membereskan barikade yang menutupi jalan. Tak berselang lama, demonstran kembali.
4. Tes PCR di Jepang Hanya Lewat Vending Machine
Tes PCR di Jepang kini sudah bisa dilakukan dengan membeli paket tes PCR di Vending Machine (jidohambaiki) yang ada di Jepang dengan harga 4.500 yen sudah termasuk pajak.
Tes PCR ini digunakan untuk diagnosis infeksi virus corona.
Sebuah mesin penjual otomatis untuk alat tes PCR yang dibiayai sendiri baru-baru ini muncul di tempat parkir sepeda "Toko Ale Isehara" di pintu ke luar selatan Stasiun Isehara, Kanagawa.
Kit tes PCR untuk pengumpulan air liur.
Demikian pula di Lake Town Takenoko Otolaryngology, sebuah institusi medis di Kota Koshigaya, Prefektur Saitama.
Caranya masukkan uang 4.500 yen ke jidohambaiki lalu akan dapat satu set tes kit untuk tes PCR. Kemudian ikuti petunjuk yang tertulis di sana (dalam bahasa Jepang).
Baca juga: Survei NNN: 77 Persen Warga Tolak Kedatangan Orang Asing ke Olimpiade Jepang
Baca juga: Dimitri dan Olena, WNA Asal Eropa Kedapatan Palsukan Hasil Test PCR
Kumpulkan air liur sesuai petunjuk di kit dan kirimkan ke pos dengan surat untuk dibalas.
Setelah tiba di rumah sakit, diagnosis akan dibuat dalam waktu 24 jam, dan hasilnya akan dikirim melalui email.
Kiriman pos di Jepang umumnya hanya satu hari, paling lama dua hari.
(Tribunnews.com)