VIDEO Tunjukkan Pasukan Israel Bersenjata Berat Menahan 5 Anak-anak Palestina
5 anak Palestina ditahan pasukan Israel beberapa jam setelah tertangkap mengumpulkan sayuran liar di dekat pos pemukiman di Tepi Barat yang diduduki,
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Israel dikabarkan menahan lima anak-anak Palestina selama beberapa jam, setelah mereka tertangkap mengumpulkan sayuran liar di dekat pos pemukiman di Tepi Barat yang diduduki pada Kamis (11/3/2021).
Mengutip Al Jazeera, informasi ini diungkapkan oleh Kelompok Hak Asasi Manusia (HAM) Israel, B'Tselem pada Kamis.
Video penangkapan yang dirilis B'Tselem menunjukkan kejadian ini terjadi di Perbukitan Hebron selatan, di mana tentara Israel bersenjata berat terlihat menyeret anak-anak Palestina itu pergi.
Rekaman yang diambil sebelumnya menunjukkan anak-anak tengah mengumpulkan akoub, tanaman yang mirip dengan artichoke, ketika dua pemukim bertopeng muncul dari rerimbunan pohon di dekat pos pemukim ilegal di Havat Maon.
Baca juga: Israel dan AS Murka, Pengadilan Kriminal Internasional Bakal Selidiki Kejahatan Perang di Palestina
Baca juga: Palestina Kutuk Langkah Israel Kirim Vaksin Covid-19 ke Luar Negeri
Pos terdepan terletak di dekat Masafer Yatta, kumpulan dari sekitar 19 dusun Palestina.
Daerah ini sering menjadi sasaran serangan militer dan pemukim Israel.
"Ini adalah contoh lain dari pengabaian mutlak pihak berwenang dan pasukan Israel di lapangan terhadap kesejahteraan dan hak-hak warga Palestina, tidak peduli seberapa muda atau rentannya," kata juru bicara B'Tselem, Amit Gilutz.
"Anak paling kecil dari kejadian kemarin berumur delapan tahun," tambahnya.
Menurut Gaby Lasky, seorang pengacara hak asasi manusia yang mewakili mereka, anak-anak yang berusia antara delapan hingga 13 tahun, ditahan selama sekitar lima jam di sebuah kantor polisi di pemukiman Kiryat Arba.
Dua anak tertua, yang berusia 12 dan 13 tahun, diperintahkan untuk kembali minggu depan untuk diinterogasi lebih lanjut.
Sebab, berdasarkan hukum militer Israel, mereka dianggap cukup dewasa untuk menghadapi dakwaan.
Berikut ini videonya:
Baca juga: ACT Buka Kantor di Gaza, Bukti Dukung Penuh Rakyat Palestina
Dianggap Tersangka Penyusupan
Militer Israel mengatakan "sejumlah tersangka" ditahan setelah mereka "menyusup ke dalam properti pribadi sebuah rumah."
Dikatakan bahwa mereka dipindahkan ke polisi Israel, yang kemudian melepaskan mereka ke orang tua mereka.
Menurut Defense for Children International, Israel menuntut antara 500 dan 700 anak Palestina di pengadilan militer setiap tahun.
Kelompok hak narapidana, Addameer mengatakan, 140 anak Palestina saat ini dipenjara oleh Israel.
Havat Maon adalah satu dari lusinan pos pemukim yang didirikan tanpa izin pemerintah Israel, selain sekitar 130 permukiman yang diakui secara resmi di Tepi Barat yang diduduki.
Permukiman yang berkisar dari pos terdepan puncak bukit yang terpencil hingga kota-kota yang lengkap, merupakan rumah bagi hampir setengah juta orang Israel.
Lasky mengatakan, tindakan gila menuduh anak-anak masuk tanpa izin di pos terdepan yang dibangun secara ilegal.
Baca juga: Palestina Tuduh Israel Halangi Pengiriman Vaksin Covid-19 ke Gaza
Palestina memandang semua permukiman sebagai tempat ilegal dan hambatan utama bagi tujuan mereka untuk mewujudkan negara merdeka termasuk Tepi Barat, yang direbut Israel dalam perang 1967.
Komunitas internasional juga sebagian besar memandang permukiman itu ilegal dan menghalangi perdamaian.
Pada Kamis, sekelompok pemukim Israel menembakkan senjata mereka ke arah dua anak Palestina di Masafer Yatta.
Kedua anak itu, berusia 12 dan 13 tahun, tidak terluka dalam serangan itu.
Rateb Jabour, koordinator Komisi Perlawanan Tembok dan Penjajahan di Hebron, mengatakan kepada kantor berita Palestina WAFA bahwa para pemukim melepaskan tembakan ke arah anak-anak saat mereka sedang menggembalakan domba di daerah Masafer Yatta.
Banyak pos pemukim telah didirikan oleh nasionalis religius yang memusuhi penduduk Palestina setempat.
B'Tselem telah melaporkan peningkatan kekerasan pemukim dalam beberapa bulan terakhir dan mengatakan militer Israel sering menutup mata.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)