Dubes Umar Hadi Bongkar Potensi Kuliah di Korsel bagi WNI
Duta Besar Indonesia (Dubes RI) untuk Korea Selatan (Korsel), Umar Hadi membongkar potensi pendidikan yang ada di Korea Selatan.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Duta Besar Indonesia (Dubes RI) untuk Korea Selatan (Korsel), Umar Hadi membongkar potensi pendidikan yang ada di Korea Selatan.
Saat bincang khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra, Umar Hadi mengatakan bahwa Korsel merupakan negara yang mengedepankan teknologi dan inovasi.
Dubes RI mengungkapkan bahwa bangku yang tersedia bagi mahasiswa di Korsel lebih banyak daripada jumlah mahasiswanya.
Sehingga pemerintah Korsel getol mengundang mahasiswa dari mancanegara, termasuk dari Indonesia.
“Korea Selatan lebih banyak bangku universitas daripada jumlah mahasiswanya. Makanya jor joran undang mahasiswa asing. Kualitas pendidikannya luar biasa bagus,” kata Umar Hadi di webinar Jumat (12/3/2021) lalu.
Baca juga: 4 Warga Korea Utara Ditembak di Depan Umum karena Sebarkan Film Korsel, Kim Jong Un Minta Eksekusi
Dubes Umar Hadi mengatakan Korsel merupakan salah satu negara dengan daya inovasi paling tinggi di dunia yang bersaing dengan Jerman.
Jerman sendiri memang sudah beratus-ratus tahun dinilai sebagai negara inovatif, namun Korsel mampu menyamai kualitas Jerman di masa sekarang ini.
Sejumlah raksasa teknologi, seperti Samsung dan LG, hingga raksasa otomotif seperti Hyundai berasal dari Korsel.
Baca juga: Investasi Korsel di Kendaraan Listrik Bisa Gairahkan Industri Turunannya
Masing-masing perusahaan tersebut memiliki ribuan peneliti atau periset, misalnya Samsung yang memiliki 25 ribu peneliti yang tersebar di kampus-kampus yang ada di Korsel, atau LG yang memiliki 17 ribu peneliti yang bertitel doktor.
“Kalau kita melihat laboratorium yang ada di kampus-kampus, iri kita. Inovasi mereka cepat,” ujarnya.
Dubes RI menyebut teknologi yang dianggap sebagai teknologi masa depan dewasa kini ada 3, yakni artificial intelligence (AI), bioengineering, dan nano teknologi, yang kesemuanya dikuasai Korsel.
Teknologi dan riset yang dilakukan Korsel menurutnya sangat luar biasa. Riset Korsel tidak hanya dalam urusan gadget, namun juga dalam bidang lainnya, termasuk obat-obatan dan kemaritiman.
“Buat Indonesia kenapa Korea itu penting, yaitu teknologi,” ujar Dubes RI.
Dubes RI mengatakan bahwa di Korsel, KBRI Seoul mengumpulkan warga Indonesia yang telah menyelesaikan pendidikan S3 untuk ditampung di sebuah asosiasi bernaman asosiasi peneliti ilmuwan Indonesia di korea (APIK).
Saat ini APIK sudah beranggotakan 200 orang yang diminta untuk kerja oleh KBRI di divisi penelitian dan pengembangan (R&D).
“Di Korea, anak-anak yang sudah selesai S3 kita tampung di suatu organisasi bernama, APIK, asosiasi peneliti ilmuwan Indonesia di Korea, jumlahnya sudah ada 200.an. Dan mereka saya minta kerja di divisi riset,” ujarnya
“Makanya mereka ada di LG, Samsung, dan kita salurkan. Dengan begitu mereka akan menjadi lebih lancar,” lanjut Dubes Umar Hadi.
Dubes RI juga mengajak masyarakat Indonesia untuk menggunakan kesempatan belajar di Korsel dengan mengunjungi portal pendidikan yang disediakan pemerintah Korsel.