Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ahli Sebut Penangguhan Vaksin AstraZeneca karena Kasus Penggumpalan Darah Hanya akan Menambah Korban

Ahli memperingatkan penangguhan vaksin Covid-19 AstraZeneca akibat kekhawatiran kasus pembekuan darah, hanya membuat lebih banyak orang meninggal

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in Ahli Sebut Penangguhan Vaksin AstraZeneca karena Kasus Penggumpalan Darah Hanya akan Menambah Korban
JOEL SAGET / AFP
Ilustrasi vaksin Covid-19 dari Universitas Oxford dan AstraZeneca, diambil pada 23 November 2020. - Seorang ahli memperingatkan penangguhan distribusi vaksin Covid-19 Oxford/AstraZeneca akibat kekhawatiran adanya kasus pembekuan darah, hanya akan membuat lebih banyak orang meninggal. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang ahli memperingatkan penangguhan distribusi vaksin Covid-19 Oxford/AstraZeneca akibat kekhawatiran adanya kasus pembekuan darah, hanya akan membuat lebih banyak orang meninggal.

Dilansir Mirror, Profesor Jeremy Brown menyebut otoritas di negara-negara Eropa yang menangguhkan vaksin Oxford/AstraZeneca "tidak logis" dan "tidak masuk akal."

Penasihat vaksin terkemuka tersebut mengatakan kasus penggumpalan darah yang diduga disebabkan oleh vaksin 'sangat, sangat jarang' atau bahkan 'tidak mungkin terkait sama sekali.'

Menteri Inggris dan Organisasi Kesehatan Dunia mendorong orang-orang untuk mendapatkan suntikan vaksin dan mendesak negara-negara Eropa untuk mengakhiri masa penangguhan.

Tinjauan keamanan AstraZeneca yang melibatkan 17 juta orang yang telah menerima vaksinnya tidak menemukan bukti peningkatan risiko pembekuan darah.

Baca juga: Kemenkes Diminta Menjelaskan Secara Terbuka Alasan Ditundanya Pendistribusian Vaksin AstraZeneca

Baca juga: Soal Vaksin Covid-19 AstraZeneca, BPOM Inggris Imbau Masyarakat Dunia Tak Perlu Cemas

Prof Brown, yang duduk di Komite Bersama Inggris untuk Vaksin dan Imunisasi (JCVI), mengatakan jenis pembekuan darah yang dikhawatirkan negara sebenarnya adalah komplikasi Covid-19 yang diketahui.

Profesor Jeremy Brown bicara tentang kemanan vaksin di Good Morning Britain
Profesor Jeremy Brown bicara tentang kemanan vaksin di Good Morning Britain (ITV)

Berbicara kepada Good Morning Britain Rabu (17/3/2021), konsultan pengobatan pernafasan itu mengatakan dia khawatir keputusan oleh sekitar selusin negara Eropa untuk menangguhkan suntikan dapat meningkatkan jumlah orang di Inggris yang ragu untuk divaksin.

Berita Rekomendasi

"Ada kekhawatiran bahwa apa yang terjadi di Eropa mungkin membuat orang di Inggris kurang percaya diri dengan vaksin AstraZeneca, yang sebenarnya tidak perlu, karena sangat aman," kata Prof Brown kepada GMB.

Vaksin telah diberikan kepada sekitar 11 juta orang di Inggris "dan tidak ada efek samping yang serius" yang dilaporkan di negara ini, tambahnya.

"Sangat membingungkan untuk memahami mengapa begitu banyak negara memutuskan untuk berhenti menggunakan vaksin."

"Banyak dari negara-negara itu sedang melalui gelombang ketiga, dan dengan berhenti menggunakan vaksin mereka sebenarnya menyebabkan lebih banyak masalah."

"Dengan tidak menggunakan vaksin, ini akan secara langsung meningkatkan insiden infeksi Covid dan orang akan meninggal sebagai konsekuensi dari keputusan ini."

Swedia dan Latvia, termasuk Indonesia, telah mengikuti negara-negara seperti Jerman, Prancis, Italia dan Spanyol, dalam menghentikan sementara suntikan AstraZeneca karena sejumlah kecil laporan perdarahan, pembekuan darah dan jumlah trombosit darah yang rendah.

Beberapa fokus berada di Jerman, di mana para pejabat telah menerima tujuh laporan total perdarahan dan bentuk trombosis vena serebral parah yang terkait dengan trombosit rendah.

Dari tujuh orang, tiga orang tewas, dan semuanya berusia antara 20 dan 50 tahun, kata para pejabat.

Enam di antaranya memiliki bentuk trombosis vena serebral tertentu, yang disebut trombosis vena sinus, dan semuanya "wanita muda hingga paruh baya".

Ilustrasi vaksin Covid-19 dari Universitas Oxford dan AstraZeneca, diambil pada 23 November 2020.
Ilustrasi vaksin Covid-19 dari Universitas Oxford dan AstraZeneca, diambil pada 23 November 2020. (JOEL SAGET / AFP)

Baca juga: Trump Desak Warga Amerika Dapatkan Vaksinasi Covid-19: Saya akan Merekomendasikannya

Baca juga: Reaksi AstraZeneca Saat Banyak Negara Menunda Menggunakan Vaksin Buatannya

Prof Brown mengatakan kepada GMB bahwa pembekuan darah yang dilaporkan di Eropa adalah "kejadian yang sangat, sangat langka yang mungkin terjadi pada tiga atau empat orang per satu juta orang yang divaksinasi.

"Namun, di sisi lain, itu bertentangan dengan fakta bahwa jika Anda memvaksinasi satu juta orang dengan vaksin AstraZeneca, Anda akan menyelamatkan 1.000 nyawa."

"Mereka telah mengambil prinsip kehati-hatian tentang tidak membahayakan dan mereka menggunakannya dengan cara yang salah - dengan tidak menggunakan vaksin, padahal sebenarnya Anda harus terus menggunakan vaksin kecuali ada alasan yang sangat bagus untuk tidak melakukannya."

Profesor Brown mengatakan dia tidak percaya pembekuan yang dilaporkan di Jerman terkait dengan vaksin itu, ini adalah peristiwa yang sangat langka.

Dia menambahkan, "Kami tidak tahu seberapa sering itu terjadi, bahkan jika orang belum divaksinasi."

“Ini adalah komplikasi dari infeksi Covid sendiri yang akut, dan oleh karena itu sangat, sangat jarang dan tidak mungkin dikaitkan dengan vaksin."

"Menggunakan itu sebagai alasan untuk berhenti menggunakan vaksin ketika kita tahu vaksin mencegah 85 hingga 90% masuk ke rumah sakit adalah tidak masuk akal."

Dia kemudian mengatakan kepada program Today BBC Radio 4 bahwa kekhawatiran Jerman "berlebihan".

Dia menambahkan, "Saya tidak melihat kemungkinan terkait dengan vaksin baik secara mekanis, atau jumlah yang terlibat sangat rendah sehingga tampaknya sangat tidak mungkin ada banyak peningkatan risiko, jika ada peningkatan risiko, dengan vaksin sama sekali."

"Bagi saya itu sama sekali tidak masuk akal, karena kami tahu vaksin itu bekerja."

"Ini adalah vaksin yang sangat efektif, dan dengan meluncurkan vaksin Anda mencegah kematian."

Seorang pekerja medis menyusun dosis vaksin Oxford / AstraZeneca untuk melawan penyakit virus corona, yang dipasarkan dengan nama Covishield dan diproduksi di India, dalam jarum suntik selama vaksinasi para imam di Kiev pada 16 Maret 2021.
Seorang pekerja medis menyusun dosis vaksin Oxford / AstraZeneca untuk melawan penyakit virus corona, yang dipasarkan dengan nama Covishield dan diproduksi di India, dalam jarum suntik selama vaksinasi para imam di Kiev pada 16 Maret 2021. (Sergei SUPINSKY / AFP)

Brown mengatakan bahwa dengan menghentikan peluncuran vaksin, negara-negara Eropa "akan menyebabkan lebih banyak penyakit dan lebih banyak kematian" dari Covid daripada yang pernah mereka cegah karena situasi yang "tidak mungkin" di mana ada peningkatan risiko pembekuan darah dari vaksin.

Mantan kepala eksekutif Badan Pengatur Obat dan Produk Kesehatan Inggris Sir Kent Woods menunjukkan angka terbaru menunjukkan Uni Eropa mencatat sekitar 2.000 kematian sehari akibat Covid.

Dia melanjutkan, "Ini adalah pandemi yang sangat serius ... Dan menurut saya gangguan vaksinasi pada populasi adalah keputusan yang sangat disayangkan."

"Negara-negara di daratan Eropa selalu tertinggal dalam peluncuran vaksin dan beberapa dari mereka menunjukkan tanda-tanda yang jelas akan mengalami gelombang infeksi lagi.

“Sangat penting agar tingkat vaksinasi mencapai angka maksimum secepat mungkin."

"Dan mengingat ada kesulitan dengan pasokan di beberapa bagian Eropa, mengingat masih ada kebingungan lebih lanjut dengan penangguhan program vaksin, program ini tidak melakukan apa pun sama sekali untuk kesehatan penduduk."

"Dan meskipun tergoda untuk mengatakan bahwa regulator di negara-negara itu aman, saya pikir mereka melakukan yang sebaliknya."

"Saya pikir mereka benar-benar meningkatkan risiko populasi dalam menghadapi pandemi yang sangat besar."

Menteri Kesehatan Italia Roberto Speranza mengatakan berharap Badan Obat Eropa, yang akan segera memberikan putusannya, diharapkan memberikan "klarifikasi dan jaminan yang diperlukan" untuk memulai kembali penggunaan vaksin.

Perdana Menteri Prancis Jean Castex mengatakan dia bersedia menggunakan suntikan AstraZeneca untuk menunjukkan kepada sesama warga bahwa "vaksinasi adalah pintu keluar dari krisis ini".

Di Inggris hingga 28 Februari, MHRA telah menerima 30 laporan pembekuan darah pada orang yang mendapat suntikan dan 38 laporan yang terkait dengan Pfizer/BioNTech.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Berita lainnya terkait Vaksinasi

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas