Ahli Sebut Penangguhan Vaksin AstraZeneca karena Kasus Penggumpalan Darah Hanya akan Menambah Korban
Ahli memperingatkan penangguhan vaksin Covid-19 AstraZeneca akibat kekhawatiran kasus pembekuan darah, hanya membuat lebih banyak orang meninggal
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Seorang ahli memperingatkan penangguhan distribusi vaksin Covid-19 Oxford/AstraZeneca akibat kekhawatiran adanya kasus pembekuan darah, hanya akan membuat lebih banyak orang meninggal.
Dilansir Mirror, Profesor Jeremy Brown menyebut otoritas di negara-negara Eropa yang menangguhkan vaksin Oxford/AstraZeneca "tidak logis" dan "tidak masuk akal."
Penasihat vaksin terkemuka tersebut mengatakan kasus penggumpalan darah yang diduga disebabkan oleh vaksin 'sangat, sangat jarang' atau bahkan 'tidak mungkin terkait sama sekali.'
Menteri Inggris dan Organisasi Kesehatan Dunia mendorong orang-orang untuk mendapatkan suntikan vaksin dan mendesak negara-negara Eropa untuk mengakhiri masa penangguhan.
Tinjauan keamanan AstraZeneca yang melibatkan 17 juta orang yang telah menerima vaksinnya tidak menemukan bukti peningkatan risiko pembekuan darah.
Baca juga: Kemenkes Diminta Menjelaskan Secara Terbuka Alasan Ditundanya Pendistribusian Vaksin AstraZeneca
Baca juga: Soal Vaksin Covid-19 AstraZeneca, BPOM Inggris Imbau Masyarakat Dunia Tak Perlu Cemas
Prof Brown, yang duduk di Komite Bersama Inggris untuk Vaksin dan Imunisasi (JCVI), mengatakan jenis pembekuan darah yang dikhawatirkan negara sebenarnya adalah komplikasi Covid-19 yang diketahui.
Berbicara kepada Good Morning Britain Rabu (17/3/2021), konsultan pengobatan pernafasan itu mengatakan dia khawatir keputusan oleh sekitar selusin negara Eropa untuk menangguhkan suntikan dapat meningkatkan jumlah orang di Inggris yang ragu untuk divaksin.
"Ada kekhawatiran bahwa apa yang terjadi di Eropa mungkin membuat orang di Inggris kurang percaya diri dengan vaksin AstraZeneca, yang sebenarnya tidak perlu, karena sangat aman," kata Prof Brown kepada GMB.
Vaksin telah diberikan kepada sekitar 11 juta orang di Inggris "dan tidak ada efek samping yang serius" yang dilaporkan di negara ini, tambahnya.
"Sangat membingungkan untuk memahami mengapa begitu banyak negara memutuskan untuk berhenti menggunakan vaksin."
"Banyak dari negara-negara itu sedang melalui gelombang ketiga, dan dengan berhenti menggunakan vaksin mereka sebenarnya menyebabkan lebih banyak masalah."
"Dengan tidak menggunakan vaksin, ini akan secara langsung meningkatkan insiden infeksi Covid dan orang akan meninggal sebagai konsekuensi dari keputusan ini."
Swedia dan Latvia, termasuk Indonesia, telah mengikuti negara-negara seperti Jerman, Prancis, Italia dan Spanyol, dalam menghentikan sementara suntikan AstraZeneca karena sejumlah kecil laporan perdarahan, pembekuan darah dan jumlah trombosit darah yang rendah.
Beberapa fokus berada di Jerman, di mana para pejabat telah menerima tujuh laporan total perdarahan dan bentuk trombosis vena serebral parah yang terkait dengan trombosit rendah.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.