Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bayi Prematur Tewas karena Lockdown Ketat Korea Utara, Ayah Sedih hingga Diduga Bunuh Diri

Penguncian wilayah di Sakju, Provinsi Hamgyong Selatan, Korea Utara dilonggarkan setelah bayi prematur meninggal karena keterbatasan pertolongan.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Bayi Prematur Tewas karena Lockdown Ketat Korea Utara, Ayah Sedih hingga Diduga Bunuh Diri
AFP
Penguncian wilayah di Sakju, Provinsi Hamgyong Selatan, Korea Utara dilonggarkan setelah bayi prematur meninggal karena keterbatasan pertolongan. 

TRIBUNNEWS.COM - Penguncian wilayah di Sakju, Provinsi Hamgyong Selatan, Korea Utara dilonggarkan setelah bayi prematur meninggal karena keterbatasan pertolongan.

Seorang sumber di Provinsi Pyongan Utara mengatakan kepada Daily NK bahwa warga di daerah Sakju mulai meninggalkan rumah pada Minggu.

Meski demikian, menurut laporan Daily NK pada Rabu (17/3/2021), otoritas masih melarang warga keluar maupun masuk ke wilayah Sakju.

Sebelumnya diketahui wilayah Sakju dikunci lantaran ada pria dari China yang menyelinap ke wilayah itu pada 28 Februari.

Pria yang ditangkap di perbatasan itu menunjukkan gejala Covid-19 seperti demam dan batuk.

Baca juga: Media Korea Utara Sebut Member BTS dan Blackpink Diperlakukan Seperti Budak, Hanya Boleh Tidur 2 Jam

Baca juga: 4 Warga Korea Utara Ditembak di Depan Umum karena Sebarkan Film Korsel, Kim Jong Un Minta Eksekusi

Gambar tak bertanggal yang dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara pada 29 Agustus 2020 ini menunjukkan seorang pegawai stasiun memeriksa suhu tubuh penumpang sebagai langkah untuk mencegah penyebaran virus corona COVID-19 di Pyongyang.
Gambar tak bertanggal yang dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara pada 29 Agustus 2020 ini menunjukkan seorang pegawai stasiun memeriksa suhu tubuh penumpang sebagai langkah untuk mencegah penyebaran virus corona COVID-19 di Pyongyang. (KCNA VIA KNS / AFP)

Adapun pelonggaran penguncian itu dilaporkan karena tragedi yang terjadi pada keluarga bermarga Yoon.

Pada 2 Maret saat hari pertama lockdown dilakukan, karyawan pabrik kapal selam tempat pria bermarga Yoon itu bekerja melarang karyawannya pulang dan harus tinggal di asrama.

Berita Rekomendasi

Alhasil Yoon terpaksa tidak bisa pulang dan meninggalkan istrinya yang sedang hamil di rumah sendirian.

Karena tidak punya cukup bahan makanan, istrinya kemudian dilaporkan melahirkan secara prematur.

Petugas pengendalian penyakit, polisi, dan penjaga lingkungan lokal (inminban) mengunjungi rumah-rumah di Sakju untuk mendisinfeksi.

Saat itulah petugas gabungan itu menemukan istri Yoon sedang berdarah dan kesakitan di rumahnya.

Istri Yoon pernah mengalami keguguran sebelumnya sehingga tubuhnya rentan, namun karena penguncian yang mendadak dia tidak bisa ke rumah sakit atau pusat perawatan.

Wanita itu juga tidak bisa minta pertolongan karena ditinggal suami dan tiba-tiba melahirkan secara prematur.

Istri Yoon seharusnya segera dibawa ke rumah sakit, tetapi kepala inminban mengatakan tidak mungkin membawanya ke rumah sakit selama penguncian.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas