Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemimpin Militer Myanmar Ajukan Dakwaan Baru terhadap Aung San Suu Kyi

Aung San Suu Kyi akan menghadapi tuduhan baru terkait dugaan korupsi dari para jenderal yang merebut kekuasaan dalam kudeta pada 1 Februari 2021.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Pemimpin Militer Myanmar Ajukan Dakwaan Baru terhadap Aung San Suu Kyi
STR / AFP
Dalam foto file yang diambil pada 17 Juli 2019 ini, Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi berbicara selama upacara pembukaan Pusat Inovasi Yangon di Yangon. Pemimpin sipil Myanmar yang digulingkan Aung San Suu Kyi terkena dua dakwaan pidana baru ketika dia muncul di pengadilan melalui tautan video pada 1 Maret 2021, sebulan setelah kudeta militer yang memicu protes besar-besaran tanpa henti 

TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Myanmar yang digulingkan, Aung San Suu Kyi akan menghadapi tuduhan baru terkait dugaan korupsi dari para jenderal yang merebut kekuasaan dalam kudeta pada 1 Februari 2021.

Sementara itu, para pengunjuk rasa yang turun ke jalan masih memperjuangkan pemulihan demokrasi menghadapi isolasi di tengah pemadaman jaringan internet.

Peraih Nobel berusia 75 tahun, yang ditahan bersama dengan pembantu utama lainnya ketika militer mengambil kendali negara itu, telah didakwa karena memiliki walkie-talkie tak berizin dan melanggar pembatasan virus corona.

Baca juga: Jokowi Bakal Kontak Sultan Brunei Sikapi Situasi di Myanmar

Baca juga: Junta Myanmar Tuding Aung San Suu Kyi Lakukan Korupsi, Pengacara: Itu Tidak Berdasar

Dalam foto file yang diambil pada 17 Juli 2019 ini, Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi berbicara selama upacara pembukaan Pusat Inovasi Yangon di Yangon. Pemimpin sipil Myanmar yang digulingkan Aung San Suu Kyi terkena dua dakwaan pidana baru ketika dia muncul di pengadilan melalui tautan video pada 1 Maret 2021, sebulan setelah kudeta militer yang memicu protes besar-besaran tanpa henti
Dalam foto file yang diambil pada 17 Juli 2019 ini, Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi berbicara selama upacara pembukaan Pusat Inovasi Yangon di Yangon. Pemimpin sipil Myanmar yang digulingkan Aung San Suu Kyi terkena dua dakwaan pidana baru ketika dia muncul di pengadilan melalui tautan video pada 1 Maret 2021, sebulan setelah kudeta militer yang memicu protes besar-besaran tanpa henti (STR / AFP)

Pada Rabu malam (17/3/2021), penyiar militer Myawady menayangkan video seorang pengusaha Myanmar yang mengaku memberinya total $ 550.000 selama beberapa tahun.

Mengutip Al Jazeera, Maung Weik, seorang pengembang properti, mengatakan bahwa dia telah menyumbangkan uang kepada tokoh-tokoh senior pemerintah untuk kelancaran bisnisnya.

"Aung San Suu Kyi melakukan korupsi dan (pihak berwenang) bersiap untuk menuntutnya sesuai dengan undang-undang antikorupsi," kata seorang penyiar selama siaran.

Baca juga: PBB: 149 Orang Tewas, Ratusan Hilang dalam Kerusuhan Myanmar

Bukan Kali Pertama

Berita Rekomendasi

Ini bukan pertama kalinya tuduhan korupsi diajukan terhadap Suu Kyi.

Pekan lalu seorang juru bicara militer mengatakan seorang menteri utama yang sekarang ditahan telah mengakui memberinya $ 600.000 dan lebih dari 10 kilogram emas batangan.

Pengacaranya telah membantah tuduhan tersebut.

"Tuduhan itu tidak berdasar dan tidak masuk akal," kata pengacara Suu Kyi, Khin Maung Zaw, kepada kantor berita AFP.

"Aung San Suu Kyi mungkin memiliki kekurangannya tapi suap dan korupsi bukanlah sifatnya," katanya.

Baca juga: Uni Eropa Akan Jatuhkan Sanksi Terhadap Kepentingan Bisnis Junta Militer Myanmar Pekan Depan

Massa menggelar aksi solidaritas untuk Myanmar di depan Gedung ASEAN, Jakarta Selatan, Jumat (12/3/2021). Dalam aksi solidaritas tersebut massa mengutuk keras terjadinya kudeta militer dan mendesak penegakan demokrasi serta perlindungan HAM di Myanmar. Tribunnews/Jeprima
Massa menggelar aksi solidaritas untuk Myanmar di depan Gedung ASEAN, Jakarta Selatan, Jumat (12/3/2021). Dalam aksi solidaritas tersebut massa mengutuk keras terjadinya kudeta militer dan mendesak penegakan demokrasi serta perlindungan HAM di Myanmar. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/Jeprima)

Maung Zaw seraya menambahkan bahwa kebanyakan orang di Myanmar tidak akan mempercayai tuduhan tersebut.

Myanmar telah dilanda kekacauan yang disebabkan langkah militer untuk merebut kekuasaan.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas