Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kasus Bunuh Diri di Jepang Meningkat, Paling Banyak Wanita dan Anak-anak

Jepang percaya bahwa peningkatan keresahan sosial yang disebabkan oleh virus corona juga ikut mempengaruhi aksi bunuh diri.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Kasus Bunuh Diri di Jepang Meningkat, Paling Banyak Wanita dan Anak-anak
msw.usc.edu
Ilustrasi bunuh diri terjun dari gedung 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Jumlah kasus bunuh diri di Jepang pada tahun 2020 melebihi 21.000 secara nasional, meningkat sejak tahun 2009 terutama jumlah perempuan meningkat 15 persen.

Sementara jumlah anak-anak dan siswa hingga sekolah menengah adalah yang tertinggi, dan negara percaya bahwa peningkatan keresahan sosial yang disebabkan oleh virus corona juga ikut mempengaruhi.

"Jumlah kasus bunuh diri tahun lalu sebanyak 21.081 secara nasional, meningkat 912 dari tahun sebelumnya (2019), atau lebih dari 4 persen," ungkap sumber Tribunnews.com di Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan, Sabtu (20//3/2021).

Jumlah kasus bunuh diri telah meningkat sejak 2009, setelah Lehman Shock (15 September 2008).

Data tahun 2009 dari satu tahun selama 2008. Data yang dikeluarkan tahun ini 2021 adalah data selama tahun 2020.

Baca juga: Ketua Panitia Olimpiade Pastikan Tidak Menerima Penonton dari Luar Jepang

Baca juga: BREAKING NEWS: Gempa Magnitudo 7,2 Menghantam Miyagi Jepang, Disertai Gelombang Tsunami

Jumlah kasus bunuh diri laki-laki adalah 14.055, menurun 23 dari tahun sebelumnya. Di sisi lain, bunuh diri perempuan menjadi semakin serius.

Tahun lalu ada 7.026 kasus bunuh diri perempuan, 935, meningkat 15 persen. Generasi muda sangat menonjol, dengan 311 di bawah usia 20 tahun meningkat 44 persen dan 837 di usia 20-an meningkat 32 persen.

Berita Rekomendasi

Berdasarkan jenis pekerjaan, 1.534 orang yang bekerja (34 persen), 1.168 ibu rumah tangga (14 persen), dan 387 siswa sekolah atau meningkat 44 persen.

Terlihat bahwa jumlah perempuan yang mengalami kesulitan semakin meningkat.

Selain itu, bunuh diri anak juga mencolok. Ada 14 siswa SD (+6), 146 siswa SMP (+34), dan 339 siswa SMA (+60), dengan total 499 siswa.

Hal ini berarti 25 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya dan merupakan yang tertinggi sejak kementerian mulai mengumpulkan statistik pada tahun 1978.

Kementerian Kesehatan, Ketenagakerjaan, dan Kesejahteraan Jepang sedang memperkuat sistem konsultasi, termasuk pihak swasta, mengingat penyebaran infeksi baru virus corona telah meningkatkan kecemasan di masyarakat secara keseluruhan.

"Dampak dari virus corona baru pada aktivitas ekonomi dan kehidupan sehari-hari mungkin telah menyebabkan peningkatan bunuh diri, terutama di kalangan anak muda. Khususnya, wanita non-reguler telah kehilangan pekerjaan, dan tampaknya mereka juga memengaruhi peningkatan kasus bunuh diri dari siswa sekolah dasar hingga sekolah menengah, yang merupakan situasi yang sangat mengkhawatirkan," ungkap Ahli "Persiapan untuk mendukung masyarakat secara keseluruhan" Michiko Ueda, seorang profesor di Universitas Waseda yang ahli dalam kebijakan publik dan akrab dengan masalah bunuh diri.

Baca juga: Polisi Gagalkan Upaya Seorang Pria yang Hendak Bunuh Diri di Halaman Polres Jakarta Selatan

Baca juga: Menggebu Telah Minum Obat Kuat Tapi Hanya Dilayani Setengah Jam, Berry Pun Membunuh Yuliana

Sekalipun keadaan darurat dicabut, menurutnya, dampak terhadap perekonomian akan terus berlanjut.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas