Filipina dan Vietnam Geram, Kapal dari Beijing Dominasi Laut China Selatan dan Langgar Kedaulatan
Presiden Filipina Rodrigo Duterte prihatin kapal-kapal China berkumpul di Laut China Selatan, kata juru bicaranya.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Filipina Rodrigo Duterte prihatin kapal-kapal China berkumpul di Laut China Selatan, kata juru bicaranya.
Di sisi lain, Vietnam juga mendesak Beijing agar menghormati kedaulatan maritimnya.
Filipina menggambarkan situasi itu sebagai "kehadiran yang mengancam".
Lantaran ada lebih dari 200 kapal milisi maritim China yang berkumpul di Laut China Selatan, dikutip dari Reuters.
Kapal-kapal itu ditambatkan di Whitsun Reef dalam zona ekonomi eksklusif 200 mil dari Manila.
Baca juga: Demo Kedubes China, Mahasiswa: Stop Genosida Etnis Uighur
Baca juga: Nyatakan Siap Diperiksa, Direktur Krakatau Steel Bantah Tuduhan Selundupkan Baja dari China
![Angkatan Laut Amerika Serikat, pada Selasa (7/7/2020) merilis foto armada laut AS di Pasifik. Di barisan depan dua kapal induk, USS Nimitz dan USS Ronald Reagan.](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/laut-china-selatan-0098.jpg)
"Presiden mengatakan kami sangat prihatin. Setiap negara akan prihatin dengan jumlah kapal itu," kata juru bicara Duterte, Harry Roque dalam konferensi pers.
Diketahui Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, China, dan Vietnam saling mengklaim kedaulatan di Laut China Selatan.
Roque mengatakan Duterte menegaskan kembali kepada duta besar China, Huang Xilian, bahwa Filipina telah memenangkan kasus arbitrase pada 2016.
Dimana hal itu memperjelas hak kedaulatannya di tengah klaim yang dilakukan China.
Sikap Beijing terhadap Laut China Selatan menempatkan Duterte dalam situasi yang canggung.
Sebab Presiden Filipina ini dikenal dekat dengan China dan cenderung tidak ingin mengritik negara itu.
Bahkan Duterte sempat menuduh sekutu dan AS menciptakan konflik di Laut China Selatan.
Pada Rabu lalu, dilaporkan kapal-kapal di Whitsun Reef merupakan kapal penangkap ikan yang berlindung dari ombak yang ganas.
Seorang juru bicara militer Filipina mengatakan atase pertahanan China membantah ada milisi di atas kapal tersebut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.