Menhan Jepang Ingin Bertukar Pendapat dengan Prabowo tentang Isu-isu di Laut China Timur dan Selatan
Nobuo mengungkapkan keinginannya bisa berdiskusi dengan Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto mengenai isu-isu sekitar Laut Chian Selatan.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Menteri Pertahanan dan Menteri Luar Negeri Jepang dan Indonesia akan mengadakan pertemuan, Minggu (28/3/2021) besok di Tokyo.
Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi mengungkapkan keinginannya bisa berdiskusi dengan Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto mengenai isu-isu sekitar Laut China Timur dan Laut China Selatan.
"Pertemuan 2+2 (Menlu dan Menhan kedua negara) ini akan dilaksanakan pertama kali di Jepang dalam lima tahun sejak pertemuan pertama dilaksanakan pada tahun 2015," papar Menteri Kishi, Jumat (26/3/2021) sore.
Pada pertemuan tersebut sangat diharapkan bisa mendiskusikan mengenai Laut China Timur dan Laut China Selatan antara keduanya.
"Kami ingin bertukar pendapat tentang isu-isu di kawasan termasuk Laut China Timur dan Laut China Selatan dan masyarakat internasional, serta lebih memperkuat "kemitraan strategis" antara Jepang dan Indonesia. Menteri Prabowo yang akan berkunjung ke Jepang kali ini akan menggelar pertemuan para menteri pertahanan di Kementerian Pertahanan Ichigaya Tokyo mulai besok," tambahnya.
Baca juga: Cari Partner Bangun Industri Baterai Kendaraan Listrik, 3 Menteri Jokowi ke Amerika dan Jepang
Baca juga: Penyulut Obor Estafet Olimpiade Jepang Berharap Masyarakat Semakin Cerah di Tengah Pandemi Covid-19
Kedua negara akan bertukar pendapat juga mengenai kerja sama Jepang-Indonesia di masa mendatang.
"Kami berencana untuk bertukar pendapat tentang kerja sama dan pertukaran pendapat mengenai pertahanan bilateral dan multilateral, termasuk situasi regional baru-baru ini," ujarnya.
Menteri Kishi ingin terus terang tentang situasi regional, termasuk "upaya sepihak untuk mengubah status quo secara paksa" di Laut China Timur dan Laut China Selatan, dengan Indonesia.
"Negara Indonesia memiliki populasi dan wilayah terbesar di ASEAN dan ingin berbagi nilai-nilai dasar, pada saat yang sama juga kami ingin memperkuat kerja sama pertahanan menuju terwujudnya "Indo-Pasifik" yang bebas dan terbuka," kata dia.
Sudah 5 tahun ini Jepang-Indonesia banyak berdialog mengenai masalah Laut China Selatan dan kini dengan ketegangan yang semakin menjadi di wilayah itu, Jepang ingin lebih serius lagi mendiskusikan hal tersebut dengan para menteri Indonesia.
"Sekarang menjadi tanggung jawab terpenting pemerintah untuk dengan tegas melindungi perdamaian dan keamanan negara kita dalam situasi apa pun. Undang-undang keamanan yang diberlakukan pada tahun 2015 telah membuat aliansi Jepang-AS lebih kuat dari sebelumnya. Kini ingin berdiskusi pula dengan Indonesia mengenai hal tersebut," tambahnya.
Pencegahan dan kemampuan mengatasi juga meningkat antara Jepang dan AS.
"Kami percaya bahwa ini juga berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas kawasan Indo pasifik. Saya percaya bahwa perdamaian dan stabilitas komunitas internasional telah memungkinkan untuk memberikan kontribusi yang positif."