Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wanita Brasil Diminta Menunda Kehamilan di Tengah Lonjakan Kasus Covid-19

Wanita Brasil diperingatkan untuk menunda kehamilan sampai lonjakan kasus Covid-19 menurun.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in Wanita Brasil Diminta Menunda Kehamilan di Tengah Lonjakan Kasus Covid-19
VOA
Toko Ritel di Brasil Mulai Dibuka Kembali setelah 2 Bulan Ditutup karena Virus Corona 

TRIBUNNEWS.COM - Wanita Brasil diperingatkan untuk menunda kehamilan sampai lonjakan kasus Covid-19 menurun.

Dilansir The Guardian, varian virus corona baru yang muncul di negara ini, P1, diduga bisa mempengaruhi kondisi kehamilan melebihi penyakit sebelumnya. 

Brasil saat ini menjadi salah satu pusat pandemi global.

Dilansir Worldometers pada Sabtu (17/4/2021), Brasil duduk di posisi ketiga total kasus Covid-19 di dunia.

Kasus virus corona hampir menyentuh angka 14 juta.

Baca juga: Jelaskan soal Larangan Mudik Lebaran 2021, Jokowi Ungkap 4 Tren Kenaikan Kasus Corona Tahun Lalu

Baca juga: Bawa Penumpang Positif Covid-19, Maskapai Penerbangan Scoot Dilarang Mendarat di Hong Kong

Gambar selebaran yang dikeluarkan oleh kantor pers Pemerintah Negara Bagian Sao Paulo menunjukkan seorang sukarelawan yang menerima vaksin COVID-19 selama tahap uji coba vaksin yang diproduksi oleh perusahaan Cina Sinovac Biotech di Hospital das Clinicas (HC) di negara bagian Sao Paulo, Brasil, pada 21 Juli 2020. - Uji coba vaksin akan dilakukan di Brasil dalam kemitraan dengan Brasil Research Institute Butanta.
Gambar selebaran yang dikeluarkan oleh kantor pers Pemerintah Negara Bagian Sao Paulo menunjukkan seorang sukarelawan yang menerima vaksin COVID-19 selama tahap uji coba vaksin yang diproduksi oleh perusahaan Cina Sinovac Biotech di Hospital das Clinicas (HC) di negara bagian Sao Paulo, Brasil, pada 21 Juli 2020. - Uji coba vaksin akan dilakukan di Brasil dalam kemitraan dengan Brasil Research Institute Butanta. (Handout / Pemerintah Negara Bagian Sao Paulo/AFP)

Sementara jumlah kematiannya ada di posisi kedua dunia, setelah Amerika Serikat dan sebelum India.

Totalnya yakni 369.024 dengan jumlah pasien sembuh sebanyak 12 juta lebih.

Berita Rekomendasi

Rekomendasi untuk menunda kehamilan ini muncul karena meningkatnya kematian terkait Covid-19 per-hari, bahkan lebih banyak dari jumlah kematian harian di dunia.

Rumah sakit mengalami tekanan dan stok obat untuk mengintubasi pasien yang mengalami keparahan mulai menipis.

Brasil telah meminta pertolongan kepada badan internasional untuk menyediakan bantuan darurat.

"Jika memungkinkan, tunda kehamilan sementara sampai waktu yang lebih baik," kata seorang pejabat kementerian kesehatan, Raphael Parente dalam konferensi pers Jumat (16/4/2021).

Parente mengatakan wanita disarankan demikian karena sistem kesehatan yang tertekan pasien Covid-19.

Selain itu varian baru virus corona di Brasil P1 yang lebih mudah menular.

"Pengalaman klinis para spesialis menunjukkan bahwa varian baru ini bekerja lebih agresif pada wanita hamil," kata Parente.

Sebelumnya, kasus Covid-19 selama kehamilan difokuskan pada trimester akhir dan masa kelahiran.

Mengatasi kulit berminyak pada wanita hamil
Ilustrasi wanita hamil (freepik)

Namun belakangan ini muncul kasus yang lebih serius yakni pada trimester kedua bahkan ada yang mengalami gangguan pada trimester pertama, kata Parente.

Varian P1 yang pertama kali ditemukan di Kota Amazon, Manaus, dengan cepat mendominasi kasus corona di Brasil.

P1 diperkirakan membuat lonjakan kematian di Brasil meningkat menjadi lebih dari 350.000 jiwa, tertinggi kedua setelah AS.

Di Brasil semakin banyak orang-orang dengan usia muda yang terjangkit virus.

Data rumah sakit menunjukkan bahwa pada Maret lalu lebih dari setengah total pasien yang dirawat berusia 40 tahun ke bawah.

Presiden Brasil, Jair Bolsonaro masih pada pendiriannya yakni menolak tindakan penguncian atau wajib masker saat di tempat umum.

Baru-baru ini Bolsonaro mengklaim bahwa vaksin Covid-19 menjadi solusi terbaik untuk melawan pandemi.

Namun peluncuran vaksin tersendat sehingga tidak sesuai dengan jadwal rencana vaksinasi yang telah disebutkan pemerintah.

Minggu ini, vaksinasi dihentikan di beberapa kota karena kekurangan pasokan vaksin, menurut media lokal.

Presiden Brasil Jair Bolsonaro berbicara selama sanksi undang-undang yang mengizinkan negara bagian, kota, dan sektor swasta untuk membeli vaksin melawan COVID-19, di Istana Planalto di Brasilia, pada 10 Maret 2021. Hingga saat ini, dengan lebih dari 260.000 kematian virus corona, hanya Pemerintah federal yang diberi wewenang untuk membeli vaksin.
Presiden Brasil Jair Bolsonaro berbicara selama sanksi undang-undang yang mengizinkan negara bagian, kota, dan sektor swasta untuk membeli vaksin melawan COVID-19, di Istana Planalto di Brasilia, pada 10 Maret 2021. Hingga saat ini, dengan lebih dari 260.000 kematian virus corona, hanya Pemerintah federal yang diberi wewenang untuk membeli vaksin. (EVARISTO SA / AFP)

Baca juga: Brasil Tembus 4000 Kematian Sehari, Presiden Bolsonaro Tepis Kritikan: Saya Bunuh Banyak Orang?

Baca juga: Penanganan Covid-19 di Brasil Kacau, Mantan Presiden Sebut Kebijakan Jair Bolsonaro Bodoh

Lonjakan kasus Covid-19 juga membuat rumah sakit kekurangan obat penenang yang dibutuhkan untuk pasien yang membutuhkan ventilasi mekanis.

Pengiriman obat darurat untuk Brasil dari China tiba pada Kamis malam lalu, sementara sumbangan dari Spanyol diharapkan tiba minggu depan.

Wilayah Rio de Janeiro dan São Paulo juga mengeluhkan kekurangan pasokan obat bagi rumah sakit.

Meskipun kekurangan obat dan 85% tempat tidur di rumah sakit telah terisi, São Paulo mengumumkan akan kembali membuka toko dan restoran pada Jumat lalu.

Pemerintah lokal São Paulo mengklaim jumlah pasien rawat inap menurun cukup tajam sehingga bisa memulai bisnis kembali.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Berita terkait Virus Corona

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas