Korea Selatan dan AS Beda Sikap Soal Rencana Pembuangan Air Kontaminasi Pembangkit Nuklir Fukushima
Korea Selatan menyuarakan keprihatinan atas keputusan Jepang untuk melepaskan air yang terkontaminasi dari pembangkit nuklir Fukushima ke laut.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Korea Selatan menyuarakan keprihatinan atas keputusan Jepang untuk melepaskan air yang terkontaminasi dari pembangkit nuklir Fukushima ke laut.
Hal ini dikatakan pihak Korea Selatan kepada utusan iklim Amerika Serikat (AS) John Kerry.
Namun, kata Kementerian Luar Negeri Korea Selatan, Kerry menegaskan, Washington percaya tranparasi Jepang terkait rencana tersebut.
Melansir Channelnewsasia.com, Kerry tiba di Seoul pada Sabtu (17/4/2021) untuk membahas upaya internasional dalam mengatasi pemanasan global selama perjalanannya.
Ia juga akan singgah di China menjelang KTT virtual Presiden Joe Biden dengan para pemimpin dunia soal perubahan iklim pada 22-23 April 2021 mendatang.
Baca juga: Jepang akan Lepaskan 1 Juta Ton Air Kontaminasi Olahan Pembangkit Nuklir Fukushima ke Laut
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Chung Eui-yong berusaha menggalang dukungan di balik protes terhadap rencana Fukushima pada pertemuan makan malam bersama Kerry.
Berdasarkan rencana tersebut, lebih dari 1 juta ton air akan dibuang dari pabrik yang rusak akibat gempa bumi dan tsunami pada 2011 ke laut terdekat di lepas pantai timur Jepang.
Seoul dengan keras menegur keputusan tersebut.
Baca juga: Pembuangan Air Limbah Tritium Fukushima Jepang ke Laut Tahun 2023 Dengan Kadar Radioaktif Normal
![Tangki air limbah nuklir mengandung Tritium di Fukushima](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/tangki-air-limbah-nuklir-nih4.jpg)
Kementerian Luar Negeri memanggil Duta Besar Jepang dan Presiden Moon Jae-in memerintahkan pejabat untuk mengeksplorasi petisi ke pengadilan internasional.
"Menteri Chung menyampaikan keprihatinan serius pemerintah dan rakyat kami tentang keputusan Jepang."
"Kami meminta pihak AS untuk menaruh minat dan bekerja sama sehingga Jepang akan memberikan informasi dengan cara yang lebih transparan dan cepat," kata Kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Tetapi Kerry, pada Minggu (18/4/2021) mengatakan, Tokyo telah membuat keputusan secara transparan dan akan terus mengikuti prosedur yang seharusnya.
"Amerika Serikat yakin bahwa pemerintah Jepang dalam konsultasi penuh dengan IAEA," katanya, mengacu pada Badan Energi Atom Internasional.
"IAEA telah menyiapkan proses yang sangat ketat dan saya tahu bahwa Jepang telah mempertimbangkan semua opsi dan efeknya dan mereka sangat transparan tentang keputusan dan prosesnya."
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.