Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Konferensi Perdamaian Perang Afghanistan di Turki Ditunda, Taliban Enggan Datang

Konferensi perdamaian Perang Afghanistan yang akan digelar di Turki ditunda karena Taliban tidak ikut dalam pertemuan.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Konferensi Perdamaian Perang Afghanistan di Turki Ditunda, Taliban Enggan Datang
AP
Kelompok Taliban mengkaku sebagai dalang penyerangan Intercontinental Hotel di Kabul, Sabtu (20/1/2018) malam. (AP) 

Tahun lalu, Amerika Serikat dan Taliban sepakat untuk menarik pasukan asing dari Afghanistan pada 1 Mei.

Namun tenggat waktu itu telah dibatalkan Presiden Biden dan digeser hingga 11 September.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price tidak mengiyakan kabar penundaan pembicaraan dengan Taliban itu.

Namun dia menjelaskan bahwa upaya diplomatik yang lebih luas akan berlanjut.

Para negosiator Taliban dan pemerintah Afghanistan memulai pembicaraan damai tahun lalu di Ibu Kota Qatar, Doha.

Sayangnya, belum ada kemajuan berarti dan kekerasan terus meningkat di Afghanistan.

Amerika Serikat berusaha mempercepat perdamaian antara Taliban dengan pemerintah sipil, salah satunya dengan menggelar KTT di Turki.

Pengeboman itu terjadi ketika para pejabat Afghanistan dan Taliban bersiap untuk memulai pembicaraan
Pengeboman itu terjadi ketika para pejabat Afghanistan dan Taliban bersiap untuk memulai pembicaraan (EPA)

Baca juga: Joe Biden Hentikan Perang AS-Taliban di Afghanistan: Ini Waktunya Akhiri Forever War

Baca juga: CIA Posting Status Akui Pasok Senjata ke Cikal Bakal Taliban Afghanistan

BERITA REKOMENDASI

Rencananya, KTT itu akan dihadiri lebih dari 20 negara dan badan internasional.

Juru bicara PBB, Stephane Dujarric mengatakan pada Selasa bahwa dia tidak dapat memastikan apakah konferensi telah ditunda.

"Perserikatan Bangsa-Bangsa, bersama dengan penyelenggara lainnya, Qatar, Turki, kami terus terlibat dengan perwakilan dari Republik Islam Afghanistan dan Taliban tentang cara-cara untuk memperkuat dan menambah dorongan pada negosiasi intra-Afghanistan," kata Dujarric.

Menyoal mundurnya AS dari Afghanistan, seorang jenderal top AS merasakan 'keraguan besar' soal Taliban.

Taliban memerintah Afghanistan sejak 1996 hingga 2001, karena digulingkan pasukan AS.


Sejak saat itu, mereka melancarkan pemberontakan jangka panjang dan masih menguasai sebagian besar wilayah Afghanistan.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas