Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PM Malaysia Muhyiddin Yassin Akan Hadir dalam KTT ASEAN Bahas Krisis Myanmar

Muhyiddin Yassin, akan menghadiri pertemuan puncak para pemimpin ASEAN di Jakarta pada Sabtu (24/4/2021) mendatang.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in PM Malaysia Muhyiddin Yassin Akan Hadir dalam KTT ASEAN Bahas Krisis Myanmar
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Polisi melakukan penghadangan kepada peserta aksi bersepeda yang melakukan aksi unjuk rasa bertajuk Gowes for Democracy #SaveMyanmar di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Sabtu (17/4/2021). Aksi tersebut sebagai bentuk mengecam kudeta ilegal dan menuntut agar militer Myanmar (Tatmadaw) segera mengakhiri kekerasan serta mengembalikan demokrasi sesuai dengan keinginan rakyat Myanmar. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Malam sebelumnya, terjadi bentrokan di kota penghasil permata  Mogok, ketika pasukan keamanan menindak para demonstran.

Menurut video yang diverifikasi AFP yang divideokan oleh seorang penduduk, tentara berjongkok di jalan ketika komandan mereka berteriak bahwa dia menginginkan "kematian".

Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik memverifikasi dua kematian di Mogok.

Sebagian besar masyarakat Myanmar tetap di bawah jam malam yang diberlakukan tak lama setelah kudeta, berjalan dari jam 8 malam hingga 4 pagi setiap hari.

Akhir hari Sabtu, seorang pemuda ditembak dan dibunuh di kota Kyaukme di negara bagian Shan utara saat mengendarai sepeda motornya selama jam malam.

"Dia ditembak oleh pihak berwenang ketika dia dan teman-temannya yang lain mengendarai sepeda motor sekitar pukul 21.00. Dia ditembak di kepala," kata seorang pekerja penyelamat kepada AFP, menambahkan bahwa pemakamannya akan berlangsung pada hari Minggu.

Uni Eropa Jatuhkan Sanksi ke 10 Pejabat Junta Myanmar Dan  2 Perusahaan

BERITA TERKAIT

Uni Eropa kembali menjatuhkan sanksi terhadap 10 pejabat junta Myanmar dan dua perusahaan yang terkait dengan militer atas kudeta dan tindakan kerasasan berdarah terhadap demonstran.

“Individu-individu itu "semua bertanggung jawab merusak demokrasi dan aturan hukum di Myanmar, dan untuk keputusan represif dan pelanggaran HAM yang serius," demikian pernyataan negara-negara anggota setelah pertemuan virtual para menteri luar negeri Uni Eropa, sepeeri dilansir AFP dan Channel News Asia, Selasa (20/4/2021).

Selain individu, ada dua perusahaan, yakni Myanmar Economic Holdings Public Company Limited (MEHL) dan Myanmar Economic Corporation Limited (MEC).

Dua perusahaan itu adalah perusahaan yang "dimiliki dan dikendalikan oleh Angkatan Bersenjata Myanmar (Tatmadaw), dan memberikan pendapatan untuk itu".

"Meningkatnya kebrutalan junta militer memiliki konsekuensi yang jelas," cuit kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell setelah memimpin pertemuan para menteri Uni Eropa.

Para diplomat Uni Eropa mengatakan para pejabat yang terkena sanksi sebagian besar adalah anggota Dewan Administrasi Negara yang berkuasa.

Penambahan mereka membawa jumlahnya menjadi 35 elite junta militer di Myanmar masuk dalam daftar sanksi, yang memberlakukan larangan perjalanan dan pembekuan aset.

Pernyataan itu mengatakan negara-negara Uni Eropa bersatu dalam "mengutuk tindakan brutal junta militer" dan bertujuan untuk membawa perubahan dalam kepemimpinan junta.

Pesan yang dikirimkan kepada penguasa militer Myanmar, kata mereka, "berlanjut di jalan saat ini hanya akan membawa penderitaan lebih lanjut dan tidak akan pernah memberikan legitimasi".

AS dan Inggris telah menjatuhkan sanksi kepada MEC dan MEHL, yang mendominasi sektor-sektor termasuk perdagangan, alkohol, rokok dan barang-barang konsumsi. Washington telah memukul perusahaan permata negara Myanmar juga.

 Myanmar telah mengalami kekacauan sejak militer merebut kekuasaan dari pemimpin sipil Aung San Suu Kyi, memicu pemberontakan besar-besaran yang junta telah berusaha untuk memadamkannya menggunakan kekuatan mematikan.

Militer telah meningkatkan upaya untuk menghancurkan perbedaan pendapat menyusul demonstrasi massa, dengan setidaknya 737 warga sipil tewas dan jurnalis semakin diserang.(Reuters/Free Malaysia Today/AFP/Channel News Asia)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas