India Perangi Lonjakan Covid-19 yang Parah, AS Janji akan Kirim Lebih Banyak Dukungan
AS berjanji untuk mengirimkan lebih banyak dukungan ke India, ketika negara kawasan Asia Selatan tersebut bergulat dengan pandemi Covid-19 yang parah.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) berjanji untuk mengirimkan lebih banyak dukungan ke India, ketika negara kawasan Asia Selatan tersebut bergulat dengan pandemi Covid-19 yang parah.
Melansir Al Jazeera, Amerika Serikat yang melaporkan jumlah kematian akibat Covid-19 lebih banyak dari negara-negara lain, menyatakan sangat prihatin dengan lonjakan kasus positif di India.
"Kami dalam percakapan tingkat tinggi dan berencana untuk segera mengerahkan dukungan tambahan kepada Pemerintah India dan petugas kesehatan India, saat mereka memerangi wabah parah terbaru ini," ungkap Juru bicara Gedung Putih kepada kantor berita Reuters melalui email pada Sabtu (24/4/2021).
Baca juga: Analis: Kasus Covid-19 di India Melonjak Jadi Penghambat Gerak Indeks Saham
Baca juga: Negara di Eropa, Amerika Serikat hingga Pakistan Bantu India Tangani Krisis Covid-19
Gelombang kasus telah membuat rumah sakit di India kehabisan pasokan oksigen, dan pemerintah telah mengerahkan pesawat hingga kereta militer untuk mendapatkan oksigen ke New Delhi, tidak hanya dari bagian lain negara itu tetapi juga dari luar negeri.
"Jumlah kasus di seluruh negeri sekitar 1,3 miliar, naik dalam semalam sebanyak 349.691 kasus," kata Kementerian Kesehatan India pada Minggu (25/4/2021).
Di sisi lain, para ahli mengatakan, jumlah kasus mungkin berkali-kali lipat lebih tinggi dan bisa meningkat lebih lanjut.
Pejabat dari kedua negara terlibat di berbagai tingkatan untuk memastikan "pasokan kecil input dan komponen dari perusahaan AS untuk produksi vaksin Covid-19 di India," kata juru bicara kedutaan India di Washington, DC kepada Reuters.
“Kami percaya penting untuk bekerja sama untuk mengidentifikasi hambatan dalam rantai pasokan medis dan solusi potensial untuk mengatasi (situasi) ini, dan untuk memerangi pandemi global bersama-sama dan mempercepat upaya vaksinasi yang sedang berlangsung,” kata juru bicara itu.
Baca juga: Satgas Covid-19: WN India yang Sudah Negatif Corona Diperbolehkan Beraktivitas di Indonesia
Baca juga: Pemerintah Cegah Tsunami Covid-19 Seperti India: Setop Pelayanan Visa dan Pengetatan Perjalanan
Oksigen Langka
Gelombang kedua pandemi Covid 19 di India, dan keempat di Delhi, dicatat sebagai serangan virus paling mematikan.
Laporan Hindustan Times, Senin (26/4/2021), menyebutkan, oksigen langka, tempat tidur di rumah sakit kekurangan, dan warga banyak yang ditolak dirawat karena rumah sakit kewalahan.
Sisi lain, di tengah lonjakan kasus Covid-19 yang belum pernah terjadi sebelumnya di India, platform media sosial muncul sebagai saluran bantuan nasional.
Beberapa warga dan usaha kolektif skala kecil telah mengambil peran membantu sesama penduduk yang mengalami kesulitan.
Mereka menanggapi pesan SOS (darurat) yang dikirim mereka mencari tempat tidur rumah sakit, tabung oksigen, plasma, dan obat-obatan.
Baca juga: 14 Negara Larang Penerbangan dari India, Buntut Kasus Covid-19 Makin Parah di Negeri Bollywood
Selama 10 hari terakhir, telepon warga Jamia Nagar, Shariq Hussain tidak berhenti berdering.
Panggilan putus asa untuk bantuan dari keluarga yang terkena dampak telah membuat aktivis sosial berusia 29 tahun itu waspada.
Hussain telah menyediakan tabung oksigen gratis untuk pasien Covid-19 sejak kasus di kota itu tidak terkendali.
“Setiap hari, 500-700 orang mendapatkan oksigen yang diisi ulang dari rumah saya. Orang-orang dari Noida, Ghaziabad, Meerut, dan Bulandshahr telah mengunjungi kami untuk meminta oksigen. Saya berusaha membantu sebanyak mungkin orang,” kata Hussain.
Baca juga: Mengapa Covid-19 di India Ekstrem? Ini Catatan Dokter Universitas Bradford Inggris
Baca juga: China, India, AS dan Eropa Siap Bantu India Hadapi Gempuran Covid-19
Layanan ini diberikan tanpa biaya dan biaya pengadaan oksigen ditanggung sendiri oleh Hussain.
“Bahkan saat kita berbicara, ratusan orang berdiri di luar rumah saya. Selain telepon dari individu, saya juga mendapat telepon dari kepolisian Delhi yang mengalihkan permintaan kepada kami, ”kata Hussain.
Ia pun hampir tidak tidur dalam seminggu terakhir dan terus membantu orang-orang saat menjalankan puasa selama bulan Ramadhan.
“Kami berusaha membantu sebanyak yang kami bisa. Kadang-kadang, orang meninggal sebelum mereka dapat menghubungi kita. Berurusan dengan kejadian seperti itu menyakitkan,” katanya.
Berita lain terkait Virus Corona
Berita lain terkait Penanganan Covid
Berita lain terkait Virus Corona di India
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)