FOTO Tsunami Covid di India: Ada Ibu Angkut Mayat Anaknya Pakai Becak hingga Jenazah Antre Dibakar
Pasien yang tak mampu membayar biaya perawatan, memilih bunuh diri dengan melompat dari balkon rumah sakit.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - Gelombang baru serangan virus corona penyebab Covid-19 menghantam India. Kondisi mengerikan pun terjadi di India.
Rumah sakit (RS) kewalahan menangani pasien Covid-19. Banyak warga India meninggal karena Covid-19.
Peningkatan kasus Covid-19 di India, lima hari hingga Senin (26/4/2021), mencetak rekor tertinggi dunia.
Dikutip dari CNA, terdapat 352.991 kasus baru dalam satu hari terakhir, sehingga kasus total di India telah melampaui 17 juta.
Angka kematian akibat Covid-19 di India juga melonjak 2.812 kasus menjadi total 195.123 kasus.
Ketidakmampuan pemerintah setempat menangani korban Covid-19 terungkap dalam foto-foto berikut ini.
Baca juga: Bantuan Internasional Tiba di India untuk Bantu Tangani Krisis Covid-19
Ada seorang ibu-ibu tua yang membawa anak bujangnya yang meninggal karena Covid-19 dengan becak.
Selain itu, sejumlah orang antre untuk dibakar di tempat terbuka menggunakan kayu bakar biasa. Biasanya, jenazah di India dikremasi di sebuah krematorium.
Ada juga seorang ibu korban Covid-19 yang dibiarkan tewas di pinggir jalan.
Belum lagi ada pasien Virus Corona yang loncat dari rumah sakit karena tidak mampu menanggung beban hidup.
Berikut adalah foto-foto sebagian peristiwa pandemi Virus Corona di India.
1. Ibu Angkut Jenazah Anak Pakai Becak
Seorang ibu dilaporkan membawa jenazah anaknya menggunakan becak karena tidak adanya ambulans.
Ibu itu terlihat seorang diri naik beca dan di kakinya tergeletak jenazah anaknya.
2. Jenazah Antre Dibakar
Sejumlah jenazah dibakar secara massal di tempat terbuka menggunakan kayu bakar biasa.
Beberapa harus mengantre untuk mendapat giliran dikremasi/dibakar si jago merah.
Sebuah mayat terbaring di tengah pembakaran kayu bakar para korban yang kehilangan nyawa karena virus Corona Covid-19 di tempat kremasi di New Delhi pada 26 April 2021.
3. Keluarga Angkut Jenazah Sendirian
Ada juga anggota keluarga yang mengangkut jenazah sendirian ke tempat pembakaran mayat karena tidak ada petugas medis.
Seorang pria membawa tandu di tengah pembakaran kayu bakar para korban yang kehilangan nyawa karena virus Corona Covid-19 di tempat kremasi di New Delhi pada 26 April 2021.
4. Ritual Terakhir di Tempat Pembakaran
Sejumlah keluarga korban melakukan ritual atau persembayangan terakhir di lokasi pembakaran.
Kerabat melakukan ritual terakhir seorang korban yang meninggal karena virus Corona Covid-19 di tempat kremasi di New Delhi pada 26 April 2021.
Semakin parah
Jumlah korban Covid-19 di India terus bertambah dan pemerintah serta tenaga medis seperti tak lagi mampu menangani mereka.
Biaya pelayanan kesehatan naik hingga 1.600 persen.
Pasien yang tak mampu membayar biaya perawatan, memilih bunuh diri dengan melompat dari balkon rumah sakit.
Jenazah bergelimpangan dan terjadi pembakaran massal menggunakan kayu bakar biasa.
Sebanyak 2.812 orang tewas di India dalam waktu semalam.
Krisis Virus Corona meluas di India membuat banyak daerah tanpa ambulans, tempat tidur rumah sakit, dan kehabisan oksigen.
Baca juga: Enam Hari Berturut-turut, India Masih Catat Lebih 300 Ribu Kasus Baru Covid-19
Sementara itu, kerabat yang putus asa telah beralih ke pasar gelap untuk mendapatkan pasokan medis bagi mereka yang terpaksa berobat di rumah mereka.
India mencatat 2.812 kematian akibat Covid-19 dalam semalam.
Harga tabung oksigen biasanya berharga sekitar $80 (6.000 rupee), tetapi para penjual menaikkan hingga $ 1.300 (50.000 rupee) per tabung (naik 16.00 %).
Dalam kasus yang paling kritis, mereka yang tidak bisa mendapatkan akses ke oksigen mati lemas.
Beberapa orang terpaksa melakukan bunuh diri dengan melemparkan diri mereka sendiri dari atap di tengah kekurangan rumah sakit.
Melansir BBC, (26/4/2021), rumah sakit yang penuh baik di Delhi, maupun kota lain seperti Noida, Lucknow, Allahabad, dan Indore.
Tidak ada tempat tidur pasien yang tersisa dan banyak pasien yang harus berbagi kasur dengan pasien yang lain. Ada yang tidur dengan kepala bersebelahan.
Ada yang tidur saling berbalik, dengan posisi kepala di atas, satu lagi di posisi bawah.
Banyak penderita Covid-19 tidak mendapatkan ruangan di rumah sakit, hingga banyak dari mereka meninggal di area parkir.
Mereka meninggal di saat menunggu kamar kosong yang mereka harapkan bisa ditempati.
Kremasi massal
Di beberapa kota dengan dampak terparah termasuk ibu kota, mayat dibakar di fasilitas darurat yang menawarkan layanan massal.
Saluran televisi di India, NDTV, menyiarkan gambar tiga petugas kesehatan di negara bagian Bihar timur sedang menarik tubuh di sepanjang jalan dalam perjalanan kremasi.
"Jika Anda belum pernah ke kremasi, bau kematian tidak akan meninggalkan Anda," kata Vipin Narang, profesor ilmu politik di MIT, Amerika Serikat dalam unggahan Twitternya.
"Hati saya hancur untuk semua teman dan keluarga saya di Delhi dan India yang mengalami neraka ini," tambah dia.
Antrean panjang di tempat-tempat kremasi.
Bahkan logam alat kremasi meleleh karena terus digunakan untuk membakar jasad masyarakat yang terus berdatangan akibat Covid-19.
Pemerintah pun memutuskan kremasi masal menggunakan kayu bakar di tempat-tempat lapang, seperti area parkir.
Tawaran Bantuan
Beberapa negara seperti Singapura, Amerika Serikat, dan Jerman telah mengirimkan vaksin dan peralatan medis.
Bantuan pasokan oksigen juga disalurkan untuk membantu India mengatasi krisis yang terjadi.
Komisi Eropa juga akan mengirimkan oksigen dan obat-obatan ke India, setelah menerima permintaan dari Delhi.
Singapura
Perusahaan investasi negara Singapura Temasek turut memberikan bantuan peralatan medis, termasuk pasokan oksigen yang saat ini sangat dibutuhkan oleh India.
Dituliskan CNA, sebanyak empat tabung oksigen kriogenik mendarat di negara bagian Benggala Barat di India pada Sabtu (24/4/2021) malam.
Tangki oksigen diangkut dari Bandara Changi Singapura dengan Pesawat C-17 Angkatan Udara India, dan tiba di pangkalan udara Panagarh di Benggala Barat.
Menurut perusahaan, akan ada lebih banyak pasokan medis, termasuk konsentrator oksigen dan mesin ventilator dikirimkan untuk membantu orang-orang India.
Sebagai informasi, konsentrator oksigen merupakan alat yang memusatkan oksigen dari udara sekitar dengan menghilangkan nitrogen.
Jerman
Sementara itu, Jerman akan mengirimkan oksigen dan bantuan medis ke India dalam beberapa hari mendatang.
Diwartakan Reuters, Jerman telah meminta militer untuk menyediakan fasilitas produksi oksigen, dan dukungan mengangkut barang darurat dan bantuan lainnya ke India.
Jerman telah mengklasifikasikan India sebagai daerah dengan infeksi virus corona tinggi, juga menempatkan negara ini dalam daftar peringatan varian virus corona.
Mulai 26 April 2021 dan seterusnya, warga Jerman yang tiba dari India hanya akan diizinkan masuk negara ini dengan hasil tes negatif dan karantina selama 14 hari.
Sedangkan untuk wisatawan asing yang datang dari India tidak lagi diizinkan memasuki Jerman.
Sebagai tambahan informasi, melansir Worldometers pada Senin (26/4/2021) pukul 13.45 WIB, virus corona telah menginfeksi 17.313.163 orang di India.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 14.304.382 orang telah dinyatakan pulih dan Covid-19 telah menewaskan 195.123 orang di negara ini.