Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita di Balik Dua Masjid di Suriname yang Punya Arah Kiblat Berlawanan

Banyak Masjid di Suriname yang dibangun oleh umat Islam keturunan Jawa masih mengikuti tradisi leluhur orang Jawa.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Cerita di Balik Dua Masjid di Suriname yang Punya Arah Kiblat Berlawanan
capture zoom meeting
Duta Besar RI untuk Suriname Julang Pujianto saat berdialog virtual bersama Tribun Network, Kamis (29/4/2021). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lusius Genik

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemeluk agama Islam di Republik Suriname memiliki dua masjid yang punya dua arah kiblat yang berbeda, bahkan berlawanan.

Satunya memiliki kiblat menghadap ke arah timur dan satunya lagi ke arah barat.

Dalam menjalankan salat orang Islam diwajibkan untuk menghadap kiblat, yaitu menghadap Ka’bah. 

Duta Besar RI di Paramaribo, Suriname, Julang Pujianto menjelaskan, Suriname secara geografis letaknya berada di sebelah barat Mekah, Arab Saudi. 

Sedangkan Indonesia sendiri secara geografis berada di sebelah timur kota Mekah, dimana bangunan Ka’bah sebagai kiblat umat Islam ada di dalamnya. 

Baca juga: Dubes RI: Umumnya Masyarakat Jawa di Suriname Berprofesi Sebagai Pegawai Negeri

Umat Islam Indonesia dalam menentukan arah kiblat secara umum adalah dengan menghadap ke arah barat. 

Berita Rekomendasi

Julang mengatakan, arah kiblat leluhur orang Jawa di Indonesia ini yang menyebabkan sebagian umat Islam di Suriname meyakini bahwa arah kiblatnya adalah barat.

"Ketika masyarakat Jawa datang ke Suriname 1890-an, ketika itu belum ada teknologi kompas. Di Jawa menghadap Barat, maka di Suriname pun mereka menghadap Barat," ujar Julang saat berbincang dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra, Kamis (29/4/2021).

Banyak Masjid di Suriname yang dibangun oleh umat Islam keturunan Jawa masih mengikuti tradisi leluhur orang Jawa.

Mereka masih meyakini bahwa arah kiblat waktu salat adalah ke arah Barat sebagaimana yang leluhur mereka lakukan di Indonesia.

"Tapi seiring penemuan teknologi baru, kiblat yang lebih dekat ke Mekah adalah yang menghadap ke Timur. Untuk melakukan perubahan itu tidak mudah. Mereka mengikuti orang tuanya. Karena orang tua mereka menekankan kalau Salat menghadap ke Barat. Terus mereka melakukan itu," tutur Julang.

Julang mengatakan, setelah diketahui bahwa kiblat salat harusnya mengarah ke Timur, tetap saja sebagian umat Islam di Suriname enggan mengubah arah kiblatnya.

"Kalau dari pembicaraan kami dengan kawan-kawan ada yang mengatakan oke kami akan mengubah kiblat ke Timur, kalau orang tua kami sudah meninggal. Seperti itu. Kalau menurut kompas memang yang lebih dekat ke Timur," pungkas Julang. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas