Terapi Oksigen Jadi Pengobatan Baru Pasien Covid-19 di India
Terapi oksigen telah muncul sebagai 'pengobatan terdepan' dalam kasus Covid-19 yang parah di India.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI - Saat India berjuang melawan gelombang kedua infeksi virus corona (Covid-19), terjadi lonjakan permintaan baru untuk konsentrator oksigen.
Banyak pasien Covid-19 yang kritis dan mengalami penurunan kadar oksigen dalam tubuh. Ini yang membuat kerabat mereka berjuang untuk mendapatkan alat tersebut, bahkan hingga mencari ke pasar gelap.
Terapi oksigen telah muncul sebagai 'pengobatan terdepan' dalam kasus Covid-19 yang parah di India.
Namun, menggunakan konsentrator oksigen secara benar, bukan merupakan perkara mudah.
Baca juga: India Diminta Eksplorasi Kemampuan Militernya untuk Tangani Krisis Covid-19, Ini Seperti Perang
Kendati ini adalah alat penunjang terdepan dalam merawat pasien Covid-19 yang diisolasi di rumah, namun panduan yang tepat tetap diperlukan.
Seperti apa terapi oksigen ini?
Dikutip dari laman The Hindustan Times, Minggu (2/5/2021), untuk memahami cara kerja konsentrator oksigen, hal yang pertama harus diketahui adalah orang perlu memahami bagaimana oksigen digunakan dalam perawatan medis Covid-19.
Baca juga: India Disarankan Berlakukan Lockdown Beberapa Minggu dan Bangun Rumah Sakit Sementara Seperti China
Virus corona menjadi penyebab penyakit pernafasan, ini berarti penyakit itu mempengaruhi paru-paru, kemudian mengubah aliran oksigen yang normal dan stabil dari paru-paru ke berbagai sel di dalam tubuh.
Saat seseorang tertular Covid-19, hal itu dapat menyebabkan oksigen turun ke level yang mengkhawatirkan, sehingga membutuhkan terapi oksigen.
Perawatan ini menggunakan pasokan oksigen medis dari luar untuk secara artifisial meningkatkan kadar oksigen tubuh ke tingkat yang dapat diterima secara klinis.
Tingkat oksigen diukur dengan saturasi oksigen yang dikenal sebagai SpO2, ini adalah ukuran jumlah hemoglobin pembawa oksigen dalam darah.
Seseorang yang sehat dengan paru-paru normal umumnya akan memiliki saturasi oksigen arteri antara 95 persen hingga 100 persen.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, tingkat saturasi oksigen mencapai 94 persen atau lebih rendah, pasien perlu segera ditangani.
Sedangkan SpO2 kurang dari 90 persen merupakan keadaan darurat klinis.
Di India, sesuai pedoman terkait Covid-19 yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan negara itu, pasien perlu dirawat di rumah sakit jika konsentrasi oksigen turun menjadi 93 persen atau lebih rendah.
Sedangkan pasien dengan SpO2 di bawah 90 persen diklasifikasikan sebagai penyakit parah sehingga membutuhkan perawatan di ruang ICU.