Delapan Warga Sipil Tewas Saat Unjuk Rasa Myanmar Tentang Kudeta Militer
"Guncang dunia dengan suara persatuan rakyat Myanmar," kata penyelenggara dalam sebuah pernyataan.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, YANGON— Delapan orang tewas setelah aparat keamanan Myanmar menembaki pengunjuk rasa terbesar yang menentang pemerintahan militer dalam beberapa hari pada hari.
Reuters melaporkan, Senin (3/5/2021), ribuan orang berdemonstrasi di komunitas Myanmar di seluruh negeri untuk menyuarakan "Revolusi Musim Semi Myanmar Global".
"Guncang dunia dengan suara persatuan rakyat Myanmar," kata penyelenggara dalam sebuah pernyataan.
Gelombang demonstran, beberapa dipimpin oleh biksu Buddha, berjalan melalui kota-kota di seluruh negeri, termasuk pusat kota komersial Yangon dan kota kedua Mandalay, di mana dua orang ditembak dan dibunuh, kantor berita Mizzima melaporkan.
Situs berita Irrawaddy sebelumnya mengunggah foto seorang pria yang dikatakan sebagai petugas keamanan dengan pakaian preman mengambil membidik dengan senapan di Mandalay.
Baca juga: Ditahan Otoritas Myanmar Sejak 2018, Nelayan Asal Aceh Jamaluddin Akhirnya Dipulangkan ke Tanah Air
Tiga orang tewas di kota pusat Wetlet, kantor berita Myanmar Now melaporkan.
Dua orang tewas di berbagai kota di Negara Bagian Shan di timur laut, dua media melaporkan.
Satu orang juga tewas di kota penambangan giok utara Hpakant, laporan Kantro Berita Kachin News.
Reuters tidak dapat memverifikasi laporan itu dan juru bicara junta yang berkuasa tidak memberikan keterangan.
KIA Klaim Tembak Helikopter Militer Myanmar
Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA), salah satu kelompok pemberontak paling kuat di Myanmar, mengatakan pada Senin (3/5/2021) berhasil menembak jatuh helikopter militer.
Ini terjadi menyusul serangan udara oleh militer.
Hal ini disampaikan seorang pejabat di kelompok KIA, seperti dilansir Reuters, Senin (3/5/2021).