Jumlah Kematian Covid-19 di India Bisa Sentuh 1 Juta per Agustus, Ini yang Bisa Dilakukan PM Modi
Tsunami Covid-19 di India tidak juga mereda. Jumlah kematian diperkirakan mencapai satu juta jiwa jika Perdana Menteri India tidak segera mengatasinya
Editor: hasanah samhudi
TRIBUNNEWS.COM – Situasi Covid-19 di India belum juga menunjukkan jalan terang. Jika situasi terus berlanjut, jumlah kematian di negara Asia Selatan ini bakal menyentuh angka satu juta orang per 1 Agustus mendatang.
Jurnal Kesehatan Lancet mengeluarkan prediksi mengutip perkiraan yang dikeluarkan Pusat Penelitian Kesehatan Global Independen ( Institute for Health Metrics and Evaluation) dari Universitas Washington.
“Institute for Health Metrics and Evaluation memperkirakan bahwa India akan mengalami 1 juta kematian yang mengejutkan akibat Covid-19 pada 1 Agustus. Jika hasil itu terjadi, Pemerintah (Perdana Menteri Narendra) Modi akan bertanggung jawab atas bencana nasional yang muncul akibat kelalaian,” katanya.
Kementerian Kesehatan India hari Minggu (9/5) melaporkan 4.092 kematian selama 24 jam terakhir. Ini menjadikan jumlah kematian keseluruhan menjadi 242.362.
Kasus baru Covid-29 dilaporkan naik 403.738, hanya sedikit dari rekor dan meningkatkan total sejak awal pandemi menjadi 22,3 juta.
Dalam empat bulan terakhir, dilaporkan adanya 10 juta kasus.
Baca juga: India Catat Lebih dari 4.000 Kematian akibat COVID-19 dalam Sehari
New Delhi telah berjuang untuk menahan wabah, yang telah membanjiri sistem perawatan kesehatannya, terutama pada gelombang kedua Covid ini yang dijuluki sebagai Tsunami Covid-19 di India.
Sementara banyak ahli menduga jumlah kasus baru dan jumlah kematian resmi terlalu rendah.
Jurnal itu mengatakan bahwa satuan tugas Covid-19 pemerintah belum bertemu selama berbulan-bulan hingga April, ketika virus melonjak.
Awal bulan ini, Reuters melaporkan bahwa forum penasihat ilmiah yang dibentuk oleh pemerintah telah memperingatkan para pejabat India pada awal Maret tentang varian baru dan lebih menular dari virus korona yang terjadi di negara itu.
Empat dari ilmuwan mengatakan kepada Reuters bahwa pemerintah federal tidak berusaha untuk memberlakukan pembatasan besar untuk menghentikan penyebaran virus meskipun ada peringatan dari mereka.
Pemerintah mengizinkan festival keagamaan Hindu diikuti oleh jutaan orang.
Sementara Perdana Menteri Modi, pemimpin Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa dan politisi oposisi mengadakan rapat umum politik untuk pemilihan daerah.
Peristiwa ini, kata para ahli, ternyata menjadi "sumber penularan yang super".
Baca juga: India Rekrut Pensiunan Tenaga Medis Tentara Saat Lonjakan Kasus Covid-19