TERBARU: Israel Luncurkan Serangan Udara Baru di Jalur Gaza yang Terkepung
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu disebut-sebut mengizinkan "eskalasi" sebagai upaya untuk tetap berkuasa.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Militer Israel meluncurkan serangan udara baru di Jalur Gaza yang terkepung pada Selasa pagi (11/5/2021) waktu setempat.
Serangan tersebut menargetkan beberapa daerah setelah tembakan roket dilancarkan dari derah kantong tersebut.
Kejadian ini berlangsung beberapa jam seusai puluhan warga Palestina, termasuk sembilan anak di antaranya tewas dalam serangan udara Israel Senin malam (10/5/2021).
Tembakan roket terjadi setelah penguasa Gaza, Hamas mengeluarkan ultimatum yang menuntut Israel mundur dari pasukan keamanannya dari kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki setelah beberapa hari kekerasan terhadap Palestina.
Baca juga: Puluhan Warga Palestina Termasuk Anak-anak Tewas Saat Israel Luncurkan Serangan Udara di Jalur Gaza
Baca juga: Serangan Udara Israel Hantam 130 Target di Gaza, Hamas Tembakkan 7 Rudal ke Yerusalem
Polisi Israel menyerbu kompleks tersebut pada Senin (10/5/2021) tiga berturut-turut.
Israel dilaporkan menembakkan peluru baja berlapis karet, granat kejut, dan gas air mata ke jemaah Palestina di dalam masjid pada hari-hari terakhir bulan suci Ramadhan.
Lebih dari 700 warga Palestina terluka di Yerusalem dan di seluruh Tepi Barat yang diduduki selama 24 jam terakhir.
Baca juga: 21 Warga Palestina, Termasuk Anak-anak Tewas saat Israel Luncurkan Serangan Udara di Jalur Gaza
Melansir Al Jazeera, berikut pembaruan terkini:
Pembaruan pukul 10:40 GMT; Anggota Knesset Sebut Netanyahu 'siap melakukan' apapun untuk tetap berkuasa
Sami Abu Shehadeh, Anggota Knesset Palestina dan pemimpin partai Balad, mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengizinkan "eskalasi" sebagai upaya untuk tetap berkuasa.
Berbicara kepada Al Jazeera, dia berkata: "Untuk bertahan dari krisis politik ini dan agar tidak kehilangan kendali serta tidak kehilangan kursinya sebagai perdana menteri, dia siap untuk melakukan apapun."
"Semua peningkatan (serangan) yang kita lihat sekarang memiliki target politik yang jelas dari sudut pandang Netanyahu, dan dia siap melakukan apa saja untuk mempertahankan kekuasaannya termasuk pembantaian yang akan kita lihat di Gaza," kata Shehadeh.
"Apa yang terjadi di sini adalah keputusan politik yang jelas bahwa Netanyahu bertanggung jawab untuk mempertahankan kekuasaan."
Baca juga: Indonesia hingga Prancis Bereaksi setelah Pasukan Israel Serang Jalur Gaza
Pembaruan pukul 10:07 GMT; Ribuan Tentara Israel diperintahkan untuk memobilisasi
Tentara Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan, Menteri Pertahanan Benny Gantz meminta bantuan pasukan di dekat pagar dengan Gaza.
Gantz memerintahkan mobilisasi 5.000 tentara Israel untuk "memperdalam pertahanan depan rumah," kata pernyataan itu.
Baca juga: 20 Orang Tewas Termasuk Sembilan Anak-anak Saat Israel Serang Gaza
Pembaruan pukul 09:41 GMT; Dua tewas dalam serangan baru Israel di Gaza
Kantor berita Maan melaporkan sekira dua orang tewas dalam serangan udara Israel yang menghantam sebuah bangunan perumahan di lingkungan Rimal Kota Gaza.
Sehingga jumlah total kematian menjadi 26 jiwa.
Kedua orang yang tewas itu diidentifikasi sebagai komandan Jihad Islam.
"Seorang komandan ketiga terluka parah, lima warga sipil lainnya menderita luka dan dibawa ke rumah sakit," " jelas Maan.
Baca juga: Israel Terus Lancarkan Serangan Udara ke Jalur Gaza Sampai Selasa Dini Hari
Pembaruan pukul 09:17 GMT; Amnesti International: Pasukan Israel menggunakan 'kekuatan yang tidak beralasan dan berlebihan'
Kelompok hak asasi Amnesty International mengatakan bahwa pasukan Israel telah menggunakan "kekuatan yang tidak beralasan dan berlebihan" terhadap pengunjuk rasa Palestina di Yerusalem Timur.
Dalam sebuah pernyataan, kelompok hak asasi yang berbasis di Inggris mengatakan: "Pasukan Israel telah berulang kali mengerahkan kekuatan yang tidak proporsional dan melanggar hukum untuk membubarkan pengunjuk rasa selama penggerebekan dengan kekerasan di masjid al-Aqsa".
Amnesty International juga mengatakan, Tentara Israel telah melakukan serangan tanpa alasan terhadap demonstran damai di Sheikh Jarrah.
"Israel tidak boleh diizinkan untuk melanjutkan amukannya terhadap orang-orang Palestina yang hanya membela hak mereka untuk hidup dan memprotes pemindahan paksa mereka," kata Wakil Direktur Timur Tengah kelompok itu, Saleh Higazi.
Pembaruan pukul 08:42 GMT; Ketua Liga Arab mengutuk serangan udara Israel di Gaza
Kepala Liga Arab Ahmed Aboul Gheit menyebut serangan udara Israel di Jalur Gaza "tidak pandang bulu dan tidak bertanggung jawab".
Dia mengatakan bahwa Israel bertanggung jawab atas "eskalasi berbahaya" di Yerusalem, dan meminta komunitas internasional untuk segera bertindak untuk menghentikan kekerasan.
Baca juga: Tiga Roket Meluncur dari Jalur Gaza ke Bagian Selatan Israel
Pembaruan pukul 08:02 GMT; Ketenangan yang menegangkan di Kota Tua Yerusalem Timur
Terlepas dari tanda-tanda relatif tenang di Kota Tua, Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan setidaknya 520 warga Palestina terluka sejak Senin, termasuk lebih dari 200 orang yang dirawat di rumah sakit - lima di antaranya dalam kondisi kritis.
Siraj, seorang pria Palestina berusia 24 tahun, menderita luka limpa karena terkena peluru baja berlapis karet sehari sebelumnya.
Dia duduk di kursi roda dengan kedua kakinya dibalut di Rumah Sakit Makassed yang ramai di Yerusalem Timur.
"Mereka menembak semua orang, tua dan muda," katanya kepada Al Jazeera, merujuk pada polisi Israel.
Direktur rumah sakit, Adnan Farhoud, mengatakan sebagian besar dari mereka yang terluka menderita luka di kepala, dada, dan anggota badan.
Baca juga: Israel Kirim Serangan yang Targetkan Posisi Hamas di Jalur Gaza
Pembaruan pukul 07:59 GMT; Israel mencoba untuk 'menebus penghinaannya' di Yerusalem dengan menyerang Gaza
Ali Abunimah, seorang penulis dan salah satu pendiri situs Electronic Intifada, menyebut tindakan Israel di wilayah Palestina yang diduduki.
Berbicara kepada Al Jazeera dari Amman, dia berkata: "Mengerikan melihat Israel sekali lagi memutuskan untuk mencoba menebus penghinaannya di Yerusalem dengan membunuh warga Palestina, terutama anak-anak ... di Gaza karena serangan Israel yang menargetkan rumah-rumah hunian di antara banyak situs lainnya."
"Apa yang terjadi kemarin di Yerusalem adalah Israel menderita kekalahan yang memalukan ketika perlawanan rakyat Palestina, tanpa dukungan dari pemerintah manapun, tanpa dukungan dari Otoritas Palestina… mengalahkan Israel, memaksa mereka untuk membatalkan pawai pemukim, dan terus melawan etnis. pembersihan di Syekh Jarrah," kata Abunimah.
"Apa yang Hamas dan faksi-faksi perlawanan lainnya coba katakan kepada Israel adalah jangan berpikir Anda dapat menyerang Yerusalem dan menyerang orang-orang Palestina di Tepi Barat dan mengandalkan perlawanan untuk tidak menanggapi Anda," imbuhnya.
"Jadi itu adalah kesalahan perhitungan strategis utama oleh Israel karena mereka berpikir bahwa kami dapat melakukan apa yang kami inginkan karena kami telah memecah belah rakyat Palestina - ada sebagian kecil dari mereka di Tepi Barat, sebagian kecil dari mereka di Gaza," tuturnya.
Baca juga: Serangan Udara Israel Kembali Targetkan Fasilitas Pelatihan di Gaza
Pembaruan pukul 06:55 GMT; Kementerian kesehatan Gaza mengumumkan kematian baru
Otoritas kesehatan di Gaza mengatakan tiga orang tewas dalam semalam.
Korban tewas termasuk seorang wanita tua dan seorang pria berkebutuhan khusus.
Laporan ini menjadikan jumlah total mereka yang tewas dalam serangan Israel menjadi 24 orang.
"Sedikitnya 103 orang terluka," tambahnya.
Baca juga: Pakar Komunikasi Politik Effendi Gazali Kembalikan Gelar Guru Besarnya
Pembaruan pukul 06:02 GMT; Israel meluncurkan lebih banyak serangan udara di Gaza
Tentara Israel melancarkan serangan udara baru di Gaza dan mengatakan telah menyerang "130 sasaran" di sana sejak tadi malam "sebagai tanggapan" terhadap roket yang ditembakkan dari jalur itu.
Hamas mengatakan pihaknya meluncurkan puluhan roket dari Gaza setelah sebelumnya memperingatkan Israel untuk menghentikan kekerasan terhadap jamaah Palestina di Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan Selasa pagi, pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan serangan roket akan berlanjut sampai Israel menghentikan "semua adegan terorisme dan agresi di Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa".
Berita lain terkait Israel Serang Jalur Gaza
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)