Profesor Jepang Dukung Pelaksanaan Olimpiade, Sekretaris Kabinet Tak Sungkan Mendiskualifikasi Atlet
Profesor Niki mengingatkan agar Panitia dapat segera memutuskan untuk menghentikan Olimpiade di tengah jalan apabila penyebaran infeksi semakin tinggi
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Profesor Yoshihito Niki, Wakil Direktur Pusat Pernapasan, Rumah Sakit Kurashiki Daiichi, Profesor Penyakit Menular Klinis, Sekolah Kedokteran Universitas Showa Jepang mendukung dilaksanakannya Olimpiade Jepang yang akan dibuka 70 hari lagi, tepatnya 23 Juli 2021.
"Sudah diputuskan Olimpiade pasti diadakan, ya silakan dilakukan. Namun dalam masa pandemi ini mungkin harus diputuskan langkah-langkah penting yang harus segera dilakukan apabila jumlah infeksi meningkat nantinya," papar Profesor Niki, Jumat (14/5/2021).
Profesor Niki juga mengingatkan agar Panitia Penyelenggara dapat segera memutuskan untuk menghentikan Olimpiade di tengah jalan apabila melihat penyebaran virus corona semakin berbahaya bagi masyarakat Jepang.
"Untuk itu harus jelas semua lengkah yang akan diambil dalam keadaan darurat apabila melihat adanya kecenderungan meningkat tinggi penyebaran infeksi di Jepang nantinya," kata dia.
Kepala Sekretaris Kabinet, Katsunobu Kato juga menegaskan akan terus menyelenggarakan Olimpiade sesuai dengan rencana termasuk apabila tanpa penonton.
"Kita akan mengambil langkah-langkah ketat seperti mendiskualifikasi atlet dan warga negara Jepang sekali pun jika mereka melanggar aturan mengenai manajemen perilaku untuk atlet yang berpartisipasi dalam Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo," tegas Kato di rapat komite anggaran parlemen Jepang, Jumat (14/5/2021).
"Saya akan melindungi kalian semua dan untuk itu kita akan menggelar turnamen tersebut," ujarnya.
Tetsuya Shiokawa dari Partai Komunis meminta agar dia mempertimbangkan untuk membatalkan Olimpiade karena akan membebani sistem medis dari virus corona baru dan Kato menolaknya.
Baca juga: Mulai Hari Ini Warga Negara Pakistan, India dan Nepal Tak Boleh Masuk Jepang
"Saya ingin melakukan persiapan lebih lanjut agar orang-orang dapat menyambut turnamen dengan tenang," kata dia.
Mengenai tingkah laku manajemen para pemain, ia menjelaskan bahwa tingkah laku tersebut dibatasi hanya pada hotel, tempat latihan para atlet dan venue Olimpiade yang telah ditentukan.
"Di tiga lokasi itu saja para atlet dan official diperbolehkan untuk beraktivitas sehingga tidak bersentuhan dengan masyarakat Jepang umumnya," ujar dia.
Sementara itu upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.