Keributan Pers dan Menhan Jepang Soal Pendaftaran Vaksinasi Online Bisa Dipalsukan
Keributan kalangan pers dan menteri pertahanan Jepang Nobuo Kishi meledak kemarin (19/5/2021) dengan munculnya kritik pedas sang menteri dan mantan PM
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Keributan kalangan pers dan menteri pertahanan Jepang Nobuo Kishi meledak kemarin (19/5/2021) dengan munculnya kritik pedas sang menteri dan mantan PM Jepang Shinzo Abe kepada pers dan berlanjut pro kontra di media sosial Jepang.
"Ini adalah tindakan yang sangat kejam yang merampas kesempatan vaksinasi bagi orang yang berusia 65 tahun ke atas dan dapat menyia-nyiakan kesempatan yang berharga bagi yang serius mau melakukan reservasi vaksin itu sendiri," ungkap Menteri Kishi kemarin (18/5/2021).
Berawal dari upaya kementerian kesehatan mulai menerima reservasi vaksin bagi lansia tanggal 17 Mei lalu.
Aera dot (grup Asahi shimbun) melaporkan bahwa dimungkinkan untuk membuat reservasi bahkan jika dengan memasukkan nomor fiktif sekalipun yang tidak ada dalam tiket vaksinasi yang sebenarnya untuk sistem reservasi pusat inokulasi skala besar bagi vaksin virus corona baru.
Selain Asahi juga Mainichi Shimbun melakukan coba-coba daftar dengan nomor fiktif dan ternyata bisa sampai proses akhir lewat internet. Namun setelah berhasil mereka batalkan reservasinya. Hal itu mendapat protes keras dari Menteri Kishi.
Demikian pula Nikkei Cross Tech juga melaporkan untuk memverifikasi apakah bisa membuat reservasi dengan nomor fiktif dan berhasil.
Mantan PM Jepang Shinzo Abe juga mengritik keras perbuatan media tersebut dan menekankan pula perbuatan media itu merupakan hal yang buruk.
"Hal yang dilakukan media merupakan kejahatan yang bertujuan untuk membuat keributan dan mendapatkan kesenangan. Juga, penjahatnya (bogai yuka ihan)," tulis Abe dana tweeternya.
Menteri Kishi pun menanggapi tweet Abe langsung dengan mengatakan akan berusaha memperbaiki sistim yang kurang baik tersebut.
"Reporter Penerbit AERA Dot dan Mainichi Shimbun Asahi Shimbun membuat reservasi dengan cara curang, mereka yang berusia 65 ke atas yang ingin menerima vaksinasi asli. tindakan yang sangat kejam yang dapat menghilangkan kesempatan inokulasi dan menyia-nyiakan vaksin yang berharga itu sendiri."
Setelah menyatakan niatnya untuk memprotes kedua perusahaan, Kishi pun berkata, "Kami akan menanggapi hal yang Anda tunjukkan dengan serius dan mempertimbangkan renovasi sejauh mungkin, seperti memungkinkan untuk memastikan bahwa kode kota, lingkungan, kota, dan desa adalah asli. informasi. Saya akan melakukannya. "
Sebagai tanggapan, Profesor Hiroyoshi Sunagawa (teori media) dari Universitas Rikkyo mengkritik komentar pejabat pemerintah itu.
"Itu adalah laporan dengan kepentingan publik yang sangat tinggi, dan ini adalah reaksi yang sepenuhnya salah arah dilakukan para pejabat tersebut."