Guru Besar UI: Konflik Israel-Palestina Sangat Kompleks, Multi Dimensi
Hikmahanto Juwana menegaskan konflik Palestina dengan Israel sangat kompleks, multi dimensi dan tidak bisa dilihat hitam putih.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana menegaskan konflik Palestina dengan Israel sangat kompleks, multi dimensi dan tidak bisa dilihat hitam putih.
“Banyak pihak di Indonesia menyederhanakan konflik Palestina Israel sebagai konflik agama. Padahal konflik yang terjadi sangat kompleks, multi dimensi dan tidak bisa dilihat hitam putih,” ujar Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI) ini kepada Tribunnews.com, Kamis (20/5/2021).
Justru, kata dia, konflik yang terjadi dimanfaatkan oleh berbagai pihak untuk membangun narasi sesuai kepentingan, orientasi politik dan ideologi.
Menurut Hikmahanto, pihak yang memanfaatkan tidak hanya pemerintahan suatu negara terhadap negara lain tetapi juga elemen-elemen yang ada dalam suatu negara.
“Berbagai pihak saling bertikai siapa yang harus dibela sementara pada saat bersamaan korban sipil terutama perempuan dan anak-anak terus menjadi korban,” jelasnya.
Saat ini, lebih lanjut, sebaiknya semua pihak untuk tidak mengedepankan kepentingan dan orientasi politik bahkan ideologi.
“Adapun yang harus dikedepankan adalah kekerasan harus diakhiri demi kemanusiaan,” tegasnya.
Sebelumnya dia juga menyerukan agar semua pihak di dunia ini mengesampingkan orientasi politik dan ideologi dalam penyelesaian konflik Israel-Palestina.
“Ada baiknya saat ini semua pihak untuk tidak mengedepankan orientasi politik atau ideologi. Yang dikendepankan adalah kekerasan harus segera diakhiri demi kemanusian,” ujar Hikmahanto ketika dihubungi Tribunnews.com, Senin (17/5/2021).
“Korban baik di Palestina maupun Israel harus bisa dihentikan,” tegasnya.
Selanjutnya demi kemanusiaan, imbuh dia, harus ada menurunkan ketegangan (de-eskalasi) penggunaan kekerasan oleh pihak-pihak yang bertikai.
Pernyataan-pernyataan dari berbagai pemerintah juga harus dihentikan agar tidak terlibat dalam masalah baru dan justru melupakan para korban dan calon korban dari pertikaian yang ada.
Baca juga: HNW: Palestina Dan Israel Urusan Kita Semua
Demi kemanusiaan juga PBB, khususnya Dewan Keamanan, serta OKI harus mengambil langkah-langkah untuk menyelamatkan jatuhnya korban.
Demi kemanusiaan Negara-negara juga perlu untuk melakukan lobby-lobby dengan pemerintah AS agar pemerintah tegas tidak mendukung aksi kekerasan yang dilakukan oleh otoritas di Israel.
“Pemerintah AS merupakan kunci agar Israel tidak melakukan serangan membabi buta terhadap bangsa Palestina,” jelasnya.
Korban tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza naik menjadi 197 orang, termasuk 58 anak-anak dan 34 perempuan.
Hal ini menurut data Kementerian Kesehatan Palestina seperti dilansir Kantor Berita Anadolu, Senin (17/5/2021).(*)