Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pencurian 161 Kran Ledeng di Jepang Merajalela, Kerugian 161.000 Yen

Pencurian kran ledeng mulai merajalela di Jepang, sedikitnya 161 kran dari berbagai tempat umum dan kompleks perumahan hilang, kerugian sedikitnya 161

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Pencurian 161 Kran Ledeng di Jepang Merajalela, Kerugian 161.000 Yen
Richard Susilo
Kran ledeng di depan sebuah perumahan di Sagamihara Jepang 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO -  Pencurian kran ledeng mulai merajalela di Jepang, sedikitnya 161 kran dari berbagai tempat umum dan kompleks perumahan hilang, kerugian sedikitnya 161.000 yen.

Pertama kali dalam sejarah Jepang pencurian kran merajalela saat ini.

"Sedikitnya 161 kran ledeng telah dicuri dari tempat umum dan ada yang telah ditangkap pula," ungkap sumber Tribunnews.com Selasa (25/5/2021).

Dua pria berusia tiga puluhan ditangkap pada tanggal 25 Mei karena mencuri sekitar 25 keran dari tempat penyimpanan material perusahaan di Kita-ku, Kota Niigata.

Faktanya, pencurian kran ledeng terjadi di banyak tempat di jepang saat ini.

Yuki Nakano (38 tahun) dan Masaki Uehara (37 tahun), seorang pekerja konstruksi di Higashi-ku, Kota Niigata, ditangkap karena dicurigai melakukan pencurian.

Berita Rekomendasi

Menurut polisi, keduanya diduga mencuri sekitar 25 keran dari tempat penyimpanan material milik perusahaan di Kita-ku, Kota Niigata antara Januari hingga Maret. Keduanya adalah rekan kerja dan mengakui bahwa mereka "tidak diragukan lagi".

Perusahaan yang mengalami kerugian juga memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan air dan menyimpan keran tua di dalam ruang stok mereka.

Kran ledeng  itu berharga sekitar 30.000 yen, dan keduanya sudah menjualnya. Polisi juga menyelidiki kejahatan yang tersisa sebagai kejahatan untuk dijual kembali.

Demikian pula  21 Mei, kran air yang dipasang di bawah tangga ditemukan dicuri di sebuah kompleks perumahan di Kota Sagamihara, Kanagawa.

Menurut penyelidikan polisi, total 136 keran dicuri di sekitar 60 dari 96 bangunan.

Kedua keran tersebut diambil sampai ke akarnya, dan diyakini bahwa seseorang menutup keran utama untuk mencegah air keluar sebelum melakukan kejahatan.

Polisi sedang menyelidiki bahwa benda itu dicuri dari malam tanggal 20 Mei hingga pagi hari tanggal 21 Mei, berdasarkan informasi dari warga.

Banyak keran air dicuri di sebuah kompleks perumahan di Kota Sagamihara, Prefektur Kanagawa.

Pencurian keran satu demi satu di Prefektur Kanagawa. Menurut vendor yang diwawancarai, harga tembaga yang digunakan untuk keran air mengalami kenaikan.

Sumber Tribunnews.com sebuah perusahaan jual beli barang bekas, Saito Kenichi dari  Nikkin, mengungkapkan harga tembaga mulai lain saat ini yang semula sekitar 500 yen kini 1000 yen per kilogram.

Sebanyak 136 keran telah hilang. Total kerusakan sekitar 136.000 yen di Sagamihara saja.

Penghuni kompleks perumahan klaim dan kesal dengan kejadian tersebut, "Saya kesulitan mencuci tangan, bukan? Ngeselin deh pencuri tersebut," tekannya.

Selain itu, ada hamparan bunga di dekatnya ada  kran ledeng juga untuk menyiram tanam, ikut amblas dicuri pula membuat warga semakin jengkel tak bisa menyirami tanamannya di sana.

Akhirnya para warga melakukan dengan mengisi pet botol kosong dengan air untuk kebutuhan berbagai hal di kompleks perumahan itu.

"Saya memiliki pet botol  dan mengulang perjalanan pulang pergi. Dibutuhkan sekitar 4 hingga 5 kali perjalanan pulang pergi. Sejujurnya, sulit untuk memikirkan berapa banyak kekuatan fisik dan waktu yang akan digunakan untuk hal ini saja."

Faktanya, kerusakan serupa terjadi silih berganti di Prefektur Kanagawa. Di kota tetangga Atsugi, ada 19 keran di sembilan taman mulai akhir Maret 2021. Lima keran telah dicuri di sebuah taman di Hiratsuka.

Mengapa pencurian massal keran terus berlanjut?

"Menurut saya penyebabnya salah satu karena harga logam melonjak, pasti akan menyebabkan kerugian lebih lanjut akibat pencurian," ungkap Saito lagi.

 Pada umumnya keran mengandung banyak tembaga, dan harganya pun melambung tinggi.

Antisipasi untuk jual beli barang-barang itu biasanya Saito meminta penjualnya menunjukkan kartu identitasnya seperti SIM atau MyCard atau kartu asuransinya, agar tak terjerat dalam jual beli barang curian.

Alasan melonjaknya harga tersebut adalah permintaan dari luar negeri yang sedang memulihkan diri dari wabah corona baru. Untuk mencegah pembelian barang curian, pedagang ini mengonfirmasi identifikasi dan rute akuisisi pada saat pembelian.

 Polisi masih sibuk sedang menyelidiki dugaan pencurian dan pelakunya serta motivasi pelaku kejahatan tersebut.

Sementara itu upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif dengan melalui zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang nantinya. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas