Jumlah Gelandangan di Amerika Melonjak Jadi 771 Ribu Orang di 2024
Jumlah tunawisma itu sebagian besar didominasi oleh anak-anak di bawah usia 18 tahun, menandai peningkatan sebesar 33 persen dengan 150.000 anak.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Departemen Perumahan dan Pembangunan Perkotaan AS (HUD) mencatat jumlah gelandangan atau tunawisma di Amerika Serikat (AS) meningkat sebesar 18 persen selama setahun terakhir.
Adapun lonjakan gelandangan meningkat buntut terjadinya bencana alam di beberapa bagian negara AS, menghancurkan rumah para migran hingga mereka kehilangan tempat tinggal.
Masalah ini semakin diperparah lantaran inflasi yang mencekik membuat perumahan dibanderol dengan harga yang tinggi.
Baca juga: Gelandangan dan Pengemis Diusir dari Paris Jelang Pembukaan Olimpiade 2024, Agar Turis Senang
Selain biaya perumahan, laporan HUD menandai "gaji yang stagnan di antara rumah tangga berpenghasilan menengah dan rendah, dan dampak berkelanjutan dari rasisme sistemik" sebagai faktor lainnya.
Masalah ini yang membuat para imigran kesulitan memperoleh tempat tinggal, alhasil mereka lebih memilih untuk tinggal di tempat terbuka, dengan cara membangun tenda-tenda di trotoar kota, penampungan darurat, tempat perlindungan, perumahan transisi, atau di lokasi yang tidak memiliki tempat izin tinggal di AS.
“Krisis perumahan terjangkau nasional yang makin memburuk, inflasi yang meningkat, upah yang stagnan di kalangan rumah tangga berpendapatan menengah dan bawah, dan efek berkelanjutan dari rasisme sistemik telah meregangkan sistem layanan tunawisma hingga ke batas maksimalnya,” bunyi laporan HUD dikutip dari Al Jazeera.
Data yang dirilis HUD pada hari Jumat lalu menunjukkan bahwa lebih dari 771.000 orang dinyatakan sebagai tunawisma menurut penghitungan tahunan yang dilakukan pada satu malam di bulan Januari 2024.
Jumlah tersebut naik 18 persen dari tahun 2023, ini berarti sekitar 23 dari setiap 10.000 orang di negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut adalah tunawisma.
Adapun jumlah tunawisma itu sebagian besar didominasi oleh anak-anak di bawah usia 18 tahun, menandai peningkatan sebesar 33 persen dengan 150.000 anak mengalami krisis, menurut data tersebut.
Orang kulit hitam, yang merupakan 12 persen dari total populasi AS dan 21 persen dari populasi AS yang hidup dalam kemiskinan, mewakili 32 persen dari semua orang yang jadi tunawisma.