China: Politisasi Asal-usul Covid-19 Menghambat Penyelidikan
Kedubes China menyebut bahwa mempolitisasi asal-usul Covid-19 akan menghambat penyelidikan lebih lanujut dan merusak upaya global mengekang pandemi.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Kedutaan Besar China di Amerika Serikat (AS) angkat bicara setelah Presiden Joe Biden memerintahkan peninjauan laporan intelijen AS tentang bagaimana dan di mana pertama kali virus corona muncul.
Kedubes China menyebut bahwa mempolitisasi asal-usul Covid-19 akan menghambat penyelidikan lebih lanujut dan merusak upaya global dalam mengekang penyebarang pandemi.
"Beberapa kekuatan politik telah terpaku pada manipulasi politik dan (permainan menyalahkan)," kata Kedutaan China di Washington, DC dalam sebuah pernyataan di situsnya pada Rabu malam (26/5/2021).
Melansir Al Jazeera, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kini bersiap untuk memulai studi tahap kedua tentang asal-usul COVID-19.
Sementara, China berada di bawah tekanan agar memberi penyelidik lebih banyak akses di tengah tuduhan bahwa SARS-CoV-2 bocor dari laboratorium penelitian yang ada di kota Wuhan, tempat kasus COVID-19 pertama muncul pada akhir 2019.
China telah berulang kali membantah laboratorium itu bertanggung jawab dan menuduh AS serta negara lain mencoba mengalihkan perhatian dari kegagalan mereka sendiri untuk menahan virus.
Baca juga: Update Corona Global 27 Mei 2021 Siang: India Catat 27,3 Juta Kasus Infeksi Covid
Baca juga: Biden Minta Badan Intelijen Selidiki Asal Usul COVID-19, China: Politisasi akan Hambat Penyelidikan
Biden mengatakan pada Rabu (26/5/2021) bahwa ada perpecahan di badan intelijen AS tentang asal-usul virus corona, "apakah COVID-19 muncul dari kontak manusia dengan hewan yang terinfeksi atau dari kecelakaan laboratorium".
Awal pekan ini, terungkap bahwa agensi AS sedang memeriksa laporan bahwa tiga peneliti di lab Wuhan menjadi sangat sakit pada November 2019 sehingga mereka mencari perawatan di rumah sakit.
"Kami mulai melihat banyak bukti mengalir yang menyatu, belum ada transparansi dari pemerintah China," kata Dr Amesh Adalja, pakar biosekuriti dan penyakit menular yang muncul kepada Al Jazeera.
“Kami mendengar tentang orang-orang yang bekerja di Institut Virologi Wuhan menjadi sakit karena suatu penyakit, kami tahu bahwa ini telah menyebar sejak November (2019)," imbuhnya.
"Kami telah melihat pemerintah China sangat enggan mengizinkan pers untuk menyelidiki asal-usulnya. dari virus ini, jadi saya pikir itu menimbulkan pertanyaan tentang membuat pemerintah China memahami apa yang mungkin terjadi di hari-hari awal pandemi."
Yanzhong Huang, seorang rekan senior untuk kesehatan global di Council on Foreign Relations di Washington, DC, mengatakan kurangnya keterbukaan China adalah faktor kunci di balik kebangkitan teori kebocoran laboratorium.
“Tidak ada yang benar-benar baru di sana untuk membuktikan hipotesis tersebut,” katanya.
“Dalam penyelidikan asal muasal pandemi, transparansi sangatlah penting untuk membangun kepercayaan pada hasil penyelidikan.”
Baca juga: Donald Trump Ragu Covid-19 Berasal dari Laboratorium Wuhan China
Baca juga: Intelijen AS: Staf Lab Wuhan Dirawat di RS dengan Gejala Mirip Covid-19 Sebelum Wabah Dikonfirmasi