PBB Butuh Bantuan Rp 1,3 Triliun untuk Rekonstruksi Palestina
PBB butuh dana Rp 1,3 triliun (95 juta dolar AS) untuk rekonstruksi Palestina setelah 11 hari konflik Israel-Palestina
Editor: hasanah samhudi
TRIBUNNEWS.COM - Perserikatan Bangsa-Bangsa menyerukan permintaan bantuan senilai 95 juta dollar AS (sekitar Rp 1,3 triliun) untuk membantu warga Palestina selama tiga bulan ke depan.
Bantuan akan disalurkan untuk warga Palestina di Gaza, Tepi Barat yang diduduki, dan Yerusalem Timur, setelah 11 hari pertempuran terburuk antara Israel dan Palestina baru-baru ini.
Lynn Hastings, Koordinator Kemanusiaan PBB untuk wilayah Palestina, mengatakan Kamis (27/5), PBB saat ini membutuhkan segera bantuan dan kemudian akan menilai kerusakan jangka panjang dan berapa banyak yang mungkin diperlukan untuk rekonstruksi.
Menurutnya, bantuan itu untuk menangani kebutuhan yang sangat mendesak. Seperti makanan, kesehatan, obat-obatan, persediaan medis, perbaikan cepat infrastruktur dan bantuan tunai.
Selain itu, PBB juga telah mengeluarkan 22,5 juta dollar AS dari dana lain untuk membantu memenuhi kebutuhan.
Baca juga: Ketua Dewan HAM PBB Sebut Serangan Israel ke Gaza Mungkin Kejahatan Perang
Pejabat Palestina mengatakan, diperlukan puluhan juta dollar AS untuk biaya rekonstruksi di Gaza, di mana otoritas kesehatan mengatakan sedikitnya 254 orang tewas selama 11 hari pertempuran.
Sementara petugas medis mengatakan tembakan roket dan serangan peluru kendali dari kelompok Palestina seperti Hamas menewaskan 13 orang di Israel. Gencatan senjata dicapai pada hari Jumat (21/5) lalu.
Hastings mengatakan konflik selama 11 hari lalu telah menyebabkan 800.000 orang di Gaza tidak mendapatkan air bersih, air limbah yang tidak diolah dibuang ke laut, dan 58 fasilitas pendidikan rusak, termasuk 285 bangunan dengan lebih dari 1.000 perumahan dan unit komersial hancur.
Enam rumah sakit dan 11 pusat kesehatan juga rusak, dan listrik padam menjadi empat hingga enam jam sehari.
Hastings mengatakan sebagian besar uang akan masuk akan disalurkan ke Gaza, dan sebagian lainnya untuk Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Terutama bantuan untuk orang-orang yang terluka, mungkin bantuan tunai, bantuan psiko-sosial, atau masalah perlindungan.
Baca juga: Ini Jawaban Israel dan AS Tanggapi Resolusi PBB untuk Menyelidiki Kejahatan di Gaza
“Kami membutuhkan segera bahan-bahan menyambung hidup, kemudian pemulihan dan rekonstruksi, tentu dengan situasi politik yang baik. Dan yang terpenting adalah dihentikannya permusuhan,” ujar Hastings.
"Kita semua perlu memastikan bahwa kita tidak mengulangi kesalahan yang terus membuat kita harus membangun kembali Gaza," katanya.
Secara terpisah, Qatar mengatakan akan memberikan 500 juta dollar AS untuk membantu membangun kembali Gaza.
Sementara Amerika Serikat menjanjikan tambahan 75 juta dollar AS dalam pembangunan dan bantuan ekonomi untuk Palestina pada tahun 2021, 5,5 juta dolar AS dalam bantuan bencana langsung untuk Gaza, serta 32 juta dolar AS untuk Badan Bantuan PBB untuk Palestina yang ada di sana.
Qatar sering menjadi penengah antara Israel dan Hamas, kelompok Palestina yang telah menguasai Gaza sejak 2007. Negara Teluk itu telah menyumbangkan ratusan juta dolar dalam bantuan kemanusiaan dan pembangunan untuk mendukung gencatan senjata sebelumnya.
Baca juga: Negara Muslim Tuntut PBB Selidiki Pelanggaran HAM dalam Konflik di Gaza
Israel telah memblokir daerah kantong pesisir itu sejak 2007 setelah Hamas berkuasa di Gaza. PBB telah berulang kali menyerukan diakhirinya segera blokade.
"Mempertahankan akses untuk barang dan staf masuk dan keluar Gaza akan menjadi sangat penting untuk memastikan kemajuan di Gaza," kata Hastings kepada wartawan, kemarin.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan pihaknya berusaha keras
"Dalam beberapa pekan terakhir, dunia menyaksikan warga sipil mengalami siklus lain dari kekerasan dan kehancuran yang menghancurkan," kata Guterres dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh situs Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).
“Anak-anak dan orang dewasa tewas, ribuan luka-luka. Kehidupan keluarga telah terkoyak. Ini adalah tugas kita sekarang untuk meningkatkan dukungan kepada mereka yang paling membutuhkannya. Kita tidak boleh mengecewakan mereka,” katanya. (Tribunnews.com/Aljazeera/Hasanah Samhudi)