Pasien di Inggris Meninggal setelah Sempat Jatuh dari Meja Operasi, Keluarga Mencari Keadilan
Wanita 70 tahun asal Inggris meninggal setelah sempat jatuh dari meja operasi saat sedang menjalani operasi panggul. Keluarga mencari keadilan
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Wanita 70 tahun asal Inggris meninggal setelah sempat jatuh dari meja operasi saat menjalani operasi panggul.
Seperti yang dilaporkan BBC.com (28/5/2021), Jeannette Shields mendatangi Rumah Sakit Cumberland Infirmary untuk mengobati batu empedunya pada April lalu.
Saat di rumah sakit, Jeannette terjatuh saat akan ke kamar mandi, menurut penuturan suaminya, John Shields.
John menyebut istrinya tidak mendapat pertolongan segera meski sudah menekan bel.
Dua hari kemudian, Jeannette kemudian menjalani operasi untuk memperbaiki panggulnya.
Sang suami lantas diberitahu tim dokter bahwa mereka tak segaja menjatuhkan Jeannette dari meja operasi setelah prosedur selesai.
Baca juga: Fakta-fakta Dugaan Malpraktik Filler Payudara Monica Indah, Polisi Cari Pelaku
Baca juga: Artis di China Jadi Korban Malpraktik Operasi Plastik, Ujung Hidung Rusak dan Berwarna Hitam
Bagaimana Jeannette terjatuh dari meja operasi masih belum jelas.
Pejabat kesehatan tengah menyelidiki masalah ini.
Menurut John, ada benjolan besar di belakang telinga Jeannette.
Jeannette lalu meninggal 6 minggu kemudian tepatnya pada 21 Mei 2021.
"Kondisinya memburuk dan kemudian dia meninggal," kata John.
"Meninggal begitu saja."
John Shields mengatakan dia awalnya diberitahu bahwa tidak ada pemeriksaan post-mortem istrinya.
Tetapi dia berhasil memaksa North Cumbria Integrated Care NHS Foundation Trust, yang bertanggung jawab atas rumah sakit itu, untuk menyelidiki lebih lanjut.
John mengatakan bahwa dia syok melihat kondisi istrinya yang menurun dan juga muak dengan pihak rumah sakit.
Sebelum Jeannette meninggal, ia memberi tahu keluarganya untuk melanjutkan atas apa yang telah mereka lakukan terhadapnya.
The Guardian melaporkan bahwa keluarga tersebut telah menyewa seorang pengacara untuk mencari keadilan atas kasus ini.
Kasus Dugaan Malpraktik Lainnya: Pria Austria Harus Kehilangan Kedua Kakinya karena Dokter Tak Sengaja Mengamputasi Kaki yang Sehat
Seorang pria lansia di Austria terpaksa kehilangan kedua kakinya karena dokter salah mengamputasi kakinya.
Kaki yang diamputasi tim dokter justru kaki yang sehat, sementara kaki lainnya tetap harus diamputasi.
Seperti yang dilansir Mirror, pasien berusia 82 tahun itu diberitahu kaki kirinya harus diamputasi karena penyakit yang dideritanya.
Ia pergi ke Klinik Freistadt dekat perbatasan Ceko di Austria untuk operasi.
Ketika ia terbangun setelah operasi, ia langsung syok mengetahui bahwa kaki kanannya telah dipotong.
Baca juga: Lukanya telah Membusuk, Kaki dan Tangan Kukang dari Kota Tasikmalaya akan Diamputasi
Baca juga: 2 Tangan Seorang Pekerja Bangunan di Semarang Harus Diamputasi Gara-gara Tersengat Listrik
"Kami sangat terkejut bahwa pada hari Selasa, 18 Mei, meskipun ada standar jaminan kualitas, kaki yang salah dari seorang pria berusia 82 tahun, diamputasi," kata juru bicara klinik tersebut.
Pihak klinik menyebut kesalahan itu pertama kali diketahui saat penggantian perban pada Kamis (20/5/2021) pagi.
Kesalahan tampaknya telah dilakukan sesaat sebelum operasi, ketika kaki yang akan diamputasi diberi tanda.
"Sayangnya kesalahan, di mana kaki kanan diangkat dan bukannya kaki kiri, terjadi sebagai akibat dari serangkaian keadaan yang tidak menguntungkan," katanya.
Mereka menambahkan bahwa penyelidikan sedang dilakukan dan standar operasi akan ditinjau.
Pasien kini ditawari bantuan psikologis sambil masih harus menjalani operasi lain untuk mengangkat kaki kirinya.
"Operasi direncanakan sesegera mungkin," kata klinik tersebut.
Amputasi pada bagian yang salah tidak hanya dialami oleh pasien Austria.
Antara April 2018 dan Juli 2019, 621 peristiwa terjadi di rumah sakit NHS, UK.
Jumlah itu setara dengan sembilan pasien setiap minggu, menurut data yang diperoleh kantor berita PA.
Data-data tersebut menunjukkan bahwa sejumlah dokter mengoperasi bagian tubuh yang salah.
Ada pula alat bedah (termasuk sarung tangan bedah, penguras dada, dan mata bor) yang tertinggal di dalam tubuh pasien beberapa kali.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)