Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Israel dan Mesir Bahas Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Menlu Israel dan Menlu Mesir akan membahas gencatan senjata permanan di Gaza menyusul gencatan senjata setelah serangan 11 hari Israel ke Gaza

Editor: hasanah samhudi
zoom-in Israel dan Mesir Bahas Gencatan Senjata Permanen di Gaza
MOHAMMED ABED / AFP
Seorang pria mengibarkan bendera Palestina ketika yang lain mengibarkan tanda V untuk kemenangan saat mereka merayakan gencatan senjata yang ditengahi oleh Mesir antara Israel dan dua kelompok bersenjata utama Palestina di Gaza pada 20 Mei 2021. 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi tiba di Kairo Minggu (30/5) untuk BERTEMU Menlu Mesir, Mesir Sameh Shoukry. Mereka akan membahas tentang pembentukan "gencatan senjata permanen" antara Israel dan Hamas, kelompok Palestina yang mengatur Jalur Gaza yang terkepung.

Ashkenazi mentweet dalam bahasa Arab, Inggris dan Ibrani bahwa perjalanannya ke Kairo adalah "kunjungan resmi pertama Menlu Israel dalam 13 tahun".

Menurut tweetnya, kunjungan itu dilakukan sebagai tanggapan atas undangan yang dilayangkan  Shoukry.

"Kami akan membahas pembentukan gencatan senjata permanen dengan Hamas, mekanisme untuk memberikan bantuan kemanusiaan  dan rekonstruksi Gaza dengan peran penting yang dimainkan oleh komunitas internasional," tambahnya.

Dia juga mencatat bahwa pemerintahnya "berkomitmen penuh" untuk memulangkan tahanan Israel yang ditahan oleh Hamas.

Baca juga: Israel dan Hamas Saling Klaim Kemenangan Saat Gencatan Senjata

Mesir memainkan peran penting dalam menengahi gencatan senjata awal bulan ini antara Israel dan Hamas, yang mengakhiri pemboman selama 11 hari.

Serangan Israel di Gaza - yang berada di bawah pengepungan yang melumpuhkan sejak 2007 - menewaskan 254 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak.

BERITA TERKAIT

Serangan  11 hari Israel ke Gaza  itu menghancurkan 1.800 unit tempat tinggal dan sebagian menghancurkan setidaknya 14.300 lainnya. Puluhan ribu warga Palestina terpaksa berlindung di sekolah-sekolah yang dikelola Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Pengeboman itu juga melanda sekitar 74 bangunan umum, termasuk kota setempat, menurut angka yang dikeluarkan oleh kementerian informasi Gaza.

Pejabat senior keamanan Mesir mengkonfirmasi kepada kantor berita AFP pada hari Minggu kemarin bahwa pemimpin Hamas Ismail Haniyeh juga akan berada di Kairo untuk berdiskusi. Namun pejabat itu tidak akan memberikan rincian lebih lanjut.

Baca juga: Penangkapan Massal Warga Palestina karena Dukung Protes Serangan Israel ke Gaza

Pada saat yang sama, Kepala Intelijen Mesir Abbas Kamel memimpin delegasi keamanan tingkat tinggi diharapkan berada di Israel dan wilayah Palestina yang diduduki, para pejabat menambahkan.

“Presiden Abdel Fattah el-Sisi menginstruksikan kepala intelijen umum untuk berdiskusi dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan pihak berwenang terkait penetapan gencatan senjata permanen dan perkembangan terbaru di front Palestina,” kata mereka.

Para pejabat juga mengatakan, El-Sisi, yang telah memulihkan peran negaranya sebagai kelas berat regional, juga menugaskan Kamel untuk mengakhiri perpecahan politik antara rival Hamas di Gaza dan Fatah di Tepi Barat yang diduduki.

Warga Palestina telah terpecah secara politik antara Hamas dan saingannya Fatah. Tetapi para analis mengatakan eskalasi terbaru dalam konflik Israel-Palestina telah berfungsi untuk menyatukan komunitas Palestina yang secara geografis terfragmentasi dengan cara yang tidak terlihat selama bertahun-tahun.

Konflik 11 hari lalu merupakan rangkaian dari meningkatnya ketegangan di Yerusalem Timur yang diduduki,  atas rencana Israel mengusir keluarga Palestina dari Sheikh Jarrah dan serangan terhadap kompleks Masjid Al-Aqsa.

Baca juga: TANGIS Pilu Warga Gaza Kehilangan Keluarga dalam Serangan Udara Zionis Israel

Roket dan tembakan lainnya dari Gaza menewaskan 12 orang di Israel, termasuk dua anak.

El-Sisi telah menjanjikan 500 juta dolar AS untuk membantu upaya rekonstruksi di daerah kantong yang padat penduduk dan porak poranda.

Mesir telah membantu pengepungan Israel yang sedang berlangsung di Gaza, dan sebagian besar telah menutup perbatasan Rafah karena alasan keamanan.

Pengepungan Gaza juga telah menghentikan aliran bahan konstruksi yang diperlukan untuk membangun kembali sebagian besar infrastruktur daerah kantong tersebut, yang rusak dalam kampanye militer Israel sebelumnya pada tahun 2008, 2012, dan 2014. (Tribunnews.com/Aljazeera/Hasanah Samhudi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas