Tentara Korea Utara Tewas setelah Injak Ladang Ranjau, Petugas Patroli Malah Mabuk-mabukan
Dua tentara yang membangun pagar kawat listrik di perbatasan China-Korea Utara di Provinsi Hamgyong Utara tewas setelah menginjak ladang ranjau.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
TRIBUNNEWS.COM - Dua tentara yang membangun pagar kawat listrik dan dinding beton di perbatasan China-Korea Utara di Provinsi Hamgyong Utara tewas setelah menginjak ladang ranjau.
Menurut laporan Daily NK pada 28 Mei 2021, dua tentara itu merupakan kontingen militer yang bertugas membangun pagar kawat listrik dan dinding beton.
Adapun pembangunannya berjarak sekitar lima meter dari ladang ranjau tersebut, kata sumber di Provinsi Hamgyong Utara kepada Daily NK.
Sumber ini mengatakan, dua tentara yang meninggal itu dikirim ke wilayah tersebut pada awal Mei.
Mereka dilaporkan belum tahu seluk beluk area tersebut.
Baca juga: Pelihara Kucing Diam-diam, Satu Keluarga di Korea Utara Diisolasi Paksa
Baca juga: Pria Korea Utara Dikabarkan Dieksekusi karena Jual Video Korea Selatan, Ditembak di Depan 500 Orang
Keduanya juga tidak diberi tahu bahwa tempat kerja mereka dekat dengan ladang ranjau.
Sumber ini menjelaskan bahwa tentara yang dikirim ke wilayah itu untuk konstruksi memang sehari-hari sibuk.
Sehingga, mereka umumnya tidak memiliki waktu untuk mandi atau mencuci seragam.
Adapun insiden tentara itu terjadi pada dini hari.
Sekitar pukul 2.00 pagi tanggal 13 Mei 2021, kedua tentara itu diam-diam berjalan menuju Sungai Tumen.
Mereka dilaporkan hendak mencuci pakaian.
Namun, mereka tidak sengaja menginjak ladang ranjau.
Menurut sumber, anggota patroli di perbatasan itu tertidur di pos.
Bahkan, beberapa di antaranya minum-minuman keras di rumah penduduk sambil membawa senjata mereka.
Sehingga, tidak ada yang melihat kedua tentara itu atau bahkan memperingatkan mereka.
Pihak berwenang dilaporkan menghukum anggota patroli ini.
Otoritas meyakini, insiden bisa dihindari jika mereka terjaga di pos.
"Kedua tentara itu tewas karena ledakan beberapa ranjau di daerah yang mereka masuki," kata sumber itu.
"Komando unit mereka berencana untuk mengeluarkan sertifikat kematian untuk dua tentara dan mengirim dokumen yang mengkonfirmasi kematian mereka selama pertempuran ke (keluarga) di kampung halaman mereka," jelasnya lebih lanjut.
Menyusul insiden ini, komando unit militer mengadakan pelatihan dua hari untuk tentara yang baru tiba di lokasi itu.
Komando unit militer juga melarang tentara pergi pada malam hari dan memasuki ladang ranjau.
Baca juga: Kim Jong Un Perintahkan Aparat Musnahkan Kucing & Burung Merpati untuk Hentikan Penyebaran Covid-19
Baca juga: Larangan Kim Jong Un untuk Rakyat Korea Utara, Skinny Jeans hingga Tindik di Mulut dan Hidung
Tentara yang bertugas untuk konstruksi ini juga harus menghindari "zona penyangga" dalam jarak satu hingga dua km di sekitar perbatasan.
Mereka boleh memasuki jarak itu bila mendapat izin dari komando unit.
"Komando unit memerintahkan tentara untuk bergerak dalam kelompok yang terdiri dari sedikitnya tiga orang ketika melakukan perjalanan di dalam zona penyangga."
"Kelompok ini (juga) menunjuk seorang pemimpin kelompok untuk membantu mencegah terjadinya insiden (lagi)," kata sumber itu.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)