KISAH Tokoh Anti-Pelecehan di Sekolah, Diancam Akan Diperkosa sampai Akan Diusir
Tokoh anti pelecehan di sekolah Malaysia, Ain Husniza Saiful Nizam, diancam akan diperkosa dan diusir karena gerakkan #MakeSchoolASaferPlace
Editor: hasanah samhudi
TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR – Hari- hari Ain Husniza Saiful Nizam (17) berubah total. Dari seorang siswa biasa-biasa saja, ia menjadi tokoh gerakan nasional melawan pelecehan di sekolah di Malaysia.
Remaja ini mulai dengan menyinggung insiden seorang guru yang diduga bercanda tentang pemerkosaan melalui klip di TikTok.
Videonya viral. Ribuan siswa menanggapi dengan berbagi pengalaman mengerikan mereka tentang pelecehan verbal dan fisik.
Tanggapan netizen ini mengilhami Ain untuk mengkampanyekan tagar #MakeSchoolASaferPlace, gerakan menjadikan sekolah sebagai tempat yang aman.
Rupanya jalannya tak mulus. Bukan Cuma dukungan massal yang ia dapat, tetapi juga kritikan dan ancaman dari mereka yang tak sepaham dengannya, tentunya via media sosial. Bahkan ia pernah mendapat ancaman akan diperkosa dan akan diusir.
Baca juga: 186 Guru Sekolah Negeri di Jepang Dihukum karena Kasus Pelecehan Seksual
"Ketika saya membicarakannya, begitu banyak kebencian terhadap saya dan saya tidak tahu mengapa," katanya kepada AFP.
"(Gerakan) Itu hanya membuat sekolah menjadi tempat yang lebih aman. Apa yang perlu diperdebatkan tentang itu?,” katanya.
Tetapi Ain tetap teguh. Kritikan dan ancaman hanya memperkuat tekadnya untuk memerangi apa yang dia yakini sebagai perlakuan buruk yang meluas terhadap anak perempuan dalam sistem pendidikan Malaysia.
"Kita tidak bisa membiarkan siklus pelecehan ini berlanjut di sekolah kita,” ujarnya.
Ain merekam TikToknya, yang sekarang ditonton lebih dari 1,8 juta kali, bulan April lalu setelah ia terkaget-kaget sewaktu seorang guru pendidikan jasmani membuat lelucon di kelasnya.
Baca juga: Survei Kemenaker Jepang: Satu dari 4 Pencari Kerja Alami Pelecehan Seksual
Dikatakannya, semula semua tampak normal saja. Pak Guru dan siswa-siswi membahas bagaimana mencegah pelecehan.
Tapi guru itu kemudian menyinggung bahwa ada undang-undang yang melindungi anak di bawah umur dari pelecehan seksual. Jadi, jika anak lelaki ingin melakukan pemerkosaan incar saja wanita di atas usia 18 tahun, ujar guru tersebut.
"Dia benar-benar mengatakan itu, dan murid perempaun pada diam," katanya dalam klip itu. "Tapi anak laki-laki itu, oh mereka tertawa seperti lelucon yang lucu, tentang memerkosa seseorang,” katanya.
Tanggapan terhadap video Ain sungguh cepat. Netizen pun berbagi pengalaman serupa dan para aktivis memuji Ain yang mau berbicara.