Lebih Dari 20% Anak Muda Jepang Kena Depresi, Stres, Akibat Corona
Lebih dari 20% anak muda Jepang saat ini mengalami depresi atau stres akibat pandemi corona.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Lebih dari 20% anak muda Jepang saat ini mengalami depresi atau stres akibat pandemi corona.
Mereka sangat membutuhkan perawatan, ungkap Associate Profesor Tetsuya Yamamoto dari Universitas Tokushima baru-baru ini.
"Sementara pengaruh corona baru berkepanjangan, perasaan kesepian mahasiswa yang melanjutkan kelas online meningkat dan perasaan cemas tentang masa depan meningkat pula," ungkap Yamamoto.
Kesehatan mental para anak muda Jepang dipertaruhkan.
"Penting untuk memberikan dukungan yang diperlukan pada tahap awal," tekannya lagi.
Dalam survei yang dilakukan sekelompok profesor Tetsuya Yamamoto dari Universitas Tokushima mensurvei sekitar 20.000 orang di 10 prefektur di mana keadaan darurat diumumkan melalui Internet pada Februari 2021 dalam upaya untuk menyelidiki efek psikologis dari kerusakan akibat corona pergi ke sasaran.
Hasil analisis terhadap sekitar 2.100 orang berusia antara 18 dan 29 tahun, diperkirakan 22,8% orang berada dalam kondisi depresi yang membutuhkan perawatan, seperti merasa tertekan, pada saat keadaan darurat diumumkan pada Mei tahun lalu. Meskipun sedikit lebih rendah dari survei serupa yang dilakukan, itu masih pada level yang tinggi.
Selain itu, persentase yang diperkirakan “tertekan” dalam survei ini adalah 46%, hampir setengahnya, tambahnya lagi.
Sementara itu telah terbit buku baru "Rahasia Ninja di Jepang" berisi kehidupan nyata ninja asli di Jepang yang penuh misteri, mistik, ilmu beladiri luar biasa dan tak disangka adanya penguasaan ilmu hitam juga. informasi lebih lanjut ke: info@ninjaindonesia.com