Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ahli Jepang: Resiko Atlet Malah Kecil, Sekelilingnya Yang Bahaya

Semua harus siap diri menghadapi segala kemungkinan karena ini bukan hal normal seperti biasanya

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Ahli Jepang: Resiko Atlet Malah Kecil, Sekelilingnya Yang Bahaya
Foto Richard Susilo
Profesor Shigeru Omi, ketua subkomite pengendalian infeksi virus corona pemerintah Jepang. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO -   Profesor Shigeru Omi, ketua subkomite pengendalian infeksi virus corona pemerintah Jepang, dan dokter ahli penyakit menular Jepang dalam dengar pendapat dengan anggota parlemen Kamis ini (3/6/2021) mengingatkan semua orang agar bersiap diri menghadapi segala kemungkinan dalam penyelenggaraan Olimpiade mendatang di tengah pandemi corona.

"Semua harus siap diri menghadapi segala kemungkinan karena ini bukan hal normal seperti biasanya," tekan Profesor Omi dalam dengar pendapat dengan para anggota parlemen Jepang Kamis (3/6/2021).

Selain itu profesor ahli penyakit menular itu juga mengingatkan adanya dampak yang ada.

"Jika diselenggarakan , itu pasti akan berdampak pada infeksi domestik dan kondisi medis. Merupakan tanggung jawab profesional untuk mengevaluasi risiko infeksi dan dampaknya pada dunia medis."

Risiko yang ada justru menurutnya bukanlah pada atlit Olimpiade itu sendiri.

"Saya pikir risiko atlet rendah, tetapi yang mengelola jurnalis, sponsor, pejabat pemerintah, dan pejabat turnamen lainnya tidak begitu mudah, dan mungkin memiliki risiko yang lebih tinggi," tekannya lagi.

BERITA REKOMENDASI

Sumber Tribunnews.com politisi Jepang mengungkapkan adanya kemungkinan seorang kepala negara ingin bertemu langsung dengan atlitnya.

"Nah kalau ada kepala negara mau ketemu langsung dengan atlitnya, apakah kita bisa melarangnya? Kepala negara pasti akan bersama orang lain termasuk paspamres nya. Bagaimana melarang mereka bertemu atlitnya, dan di sanalah terjadi penularan infeksi corona terjadi. Lalu bagaimana kalau menular ke atlit dan menjalar ke atlit lain menjadi satu cluster?"

Menanggapi hal tersebut, Menteri Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Norihisa Tamura mengatakan, “Mungkin ada kasus di mana evaluasi dilakukan oleh subkomite, dan dalam berbagai cara, tidak hanya pertemuan pemerintah tetapi juga para ahli dapat secara sukarela membuat berbagai evaluasi," harap menkes Jepang itu.

Sementara itu upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif dengan melalui zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang nantinya. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas