Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Aksi ke Jalan Dilarang, Tragedi Tiananmen Diperingati di Rumah, Media Sosial, dan Luar Negeri

Aktivis pro-demokrasi Hong Kong mengajak peringati Tragedi Tiananmen Square dengan nyalakan lilin di rumah, pesan di medsos, aksi luar negeri

Editor: hasanah samhudi
zoom-in Aksi ke Jalan Dilarang, Tragedi Tiananmen Diperingati di Rumah, Media Sosial, dan Luar Negeri
AP Photo/Mark Schiefelbein
Petugas keamanan berbaris mengenakan penutup muka di kawasan Gerbang Tiananmen menuju Tiananmen Square di Kota Beijing, Senin, 27 Januari 2020. 

TRIBUNNEWS.COM, HONG KONG – Pihak berwenang melarang peringatan tragedi Lapangan Tiananmen (Tiananmen Square), Jumat (4/6). Masyarakat dilarang berkumpul, konvoi, ataupun yel-yel bagi reformasi demokrasi.

Pihak berwenang mengatakan, larangan dilakukan dengan alasan pandemi Covid-19, walaupun tidak ada transmisi covid lebih dari sebulan

Pihak kepolisian mengatakan ribuan aparat akan disiagakan untuk mencegah berkumpulnya masyarakat.

Ini kedua kalinya peringatan tiananment ditiadakan dengan alasan yang sama. Meski demikian, sejumlah warga tetap melakukan aksinya tahun lalu

Meski demikian, masyarakat menyusun rencana untuk tetap memeringati tragedi paling berdarah dalam aksi penumpasan demokrasi di China pada 1989.

Baca juga: Meski Dilarang, Aktivis Hong Kong Gelar Peringatan Pembantaian Tiananmen

Beberapa warga Hong Kong telah menemukan cara kreatif untuk menandai hari itu. Mereka bisa mengenakan kaus oblong dengan persegi panjang hitam dengan rasio 6:4, memposting lilin "menyala" di media sosial, atau menghadiri kebaktian gereja untuk berdoa bagi mereka yang meninggal dalam penumpasan tahun 1989.

Lee Cheuk-yan, seorang aktivis demokrasi yang sekarang dipenjara, menulis dalam sebuah pesan yang diterbitkan di halaman Facebook-nya pada hari Kamis: "Sebuah rezim dapat melarang majelis tetapi tidak pernah bisa melarang  kesedihan abadi di hati rakyat."

Berita Rekomendasi

“Saya berharap semua orang dapat menemukan caranya sendiri untuk menyalakan lilin di dekat jendela, di jalan, di mana pun yang dapat dilihat orang lain, untuk melanjutkan duka kita," tambahnya, seperti dikutip dari The Straits Times.

Banyak tokoh demokrasi Hong Kong yang telah memilih untuk mengasingkan diri berencana untuk memimpin peringatan mereka sendiri di luar negeri.

Aksi direncanakan di kota-kota seperti Tokyo, Sydney, Taipei, London, Berlin dan Washington.

Baca juga: Menlu AS Minta Hong Kong Bebaskan Empat Aktivis yang Peringati Tiananmen

“Saya harap semua orang dapat meneruskan sejarah dan kebenaran atas pembantaian Gerakan demokrasi pada  4 Juni 1989 kepada generasi berikutnya dengan cara yang aman,” tulis Nathan Law, mantan pemimpin mahasiswa yang melarikan diri ke Inggris tahun lalu, di Facebook. .

Tahun ini, tidak akan ada nyala lilin di Victoria Park, yang biasanya menampilkan orang tua dengan anak-anak di belakangnya mengalir ke pameran di Museum 4 Juni.


Dan tidak akan ada slogan-slogan yang menyerukan berakhirnya kekuasaan komunis partai tunggal di China yang sering terdengar pada kegiatan-kegiatan yang menandai hari itu.

Pekan lalu, pihak kepolisian menolak permohonan Aliansi Hong Kong untuk Mendukung Gerakan Demokratik Patriotik China untuk memeringati tragedy itu, Ini adalah tahun kedua berturut-turut polisi menolak memberikan izin aksi pro-demokrasi ini.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas