Aktivis Pro-Demokrasi Hong Kong Agnes Chow Dibebaskan dari Penjara
Aktivis pro-demokrasi terkemuka Hong Kong Agnes Chow telah dibebaskan dari penjara setelah menjalani hampir tujuh bulan dari 10 bulan masa hukumannya.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Aktivis pro-demokrasi terkemuka Hong Kong Agnes Chow telah dibebaskan dari penjara setelah menjalani hampir tujuh bulan dari 10 bulan masa hukumannya.
Agnes Chow disambut oleh pendukung dan media, tetapi ia tidak memberikan komentar apa pun.
Pihak berwenang tidak mengatakan mengapa dia dibebaskan lebih awal.
Melansir BBC, Agnes Chow dan sesama aktivis Joshua Wong dan Ivan Lam dipenjara tahun lalu karena peran mereka dalam protes pada 2019.
China kemudian memberlakukan undang-undang keamanan nasional untuk meredam perbedaan pendapat di Hong Kong.
Baca juga: KJRI Hong Kong Repatriasi 61 WNI dari Makau
Baca juga: Hong Kong Batasi Gerak Warga yang Belum Divaksin, dan Bebaskan Orang yang Sudah Divaksin
Agnes Chow (24) meninggalkan gerbang penjara sekira pukul 10:00 waktu setempat (02:00 GMT) pada Sabtu (12/6/2021).
Pendukungnya terdengar berteriak "Tambahkan minyak!" - ekspresi yang menjadi seruan selama protes massal.
Agnes Chow tidak berbicara kepada media yang menunggu, ia langsung menuju mobil jemputan.
Selain Wong dan Lam, yang juga berusia 20-an, Agnes Chow menjadi wajah protes Hong Kong.
Pendukung Agnes Chow menjulukinya "Mulan yang sebenarnya", mengacu pada pahlawan wanita legendaris Tiongkok yang berjuang untuk menyelamatkan keluarga dan negaranya. Yang lain menyebutnya "dewi demokrasi".
Nathan Law, aktivis muda terkemuka lainnya, telah diberikan suaka di Inggris setelah melarikan diri dari Hong Kong.
Baca juga: Aktivis Anak Dorong Polisi Segera Ungkap Kasus Begal Payudara di Semarang
Baca juga: Namanya Masuk Daftar Forbes 50 Over 50, Kamala Harris Nyatanya Punya Sejarah Aktivisme Panjang
Apa yang dimaksud dengan undang-undang keamanan nasional?
Undang-Undang Keamanan Nasional Hongkong ini memberi Beijing kekuatan untuk membentuk kehidupan di Hong Kong yang belum pernah ada sebelumnya.
Kritikus mengatakan itu secara efektif membatasi protes dan kebebasan berbicara - China mengatakan akan mengembalikan stabilitas.
Berita lain terkait dengan Hong Kong
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)