Pejabat Rusia Peringatkan Konflik antara China dan Amerika Serikat akan 'Menghancurkan Umat Manusia'
Duta Besar Rusia untuk China tidak melihat perang pecah antara China, Rusia dan AS, tetapi jika itu terjadi, maka itu akan memusnahkan umat manusia
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Duta Besar Rusia untuk China Andrey Denisov tidak melihat adanya perang pecah antara China, Rusia dan AS, tetapi jika itu terjadi, maka itu akan "memusnahkan seluruh umat manusia."
Dilansir Newsweek, menurut Andrey Denisov, ketika hubungan Amerika Serikat dengan Rusia dan China memburuk, Rusia-China semakin dekat.
Rusia dan China telah membantah bahwa ada rencana saat ini untuk aliansi militer.
Tetapi keduanya tidak menutup kemungkinan untuk bersatu.
Denisov mengatakan kepada Global Times, outlet media yang dikelola pemerintah China, bahwa dia tidak akan menjawab pertanyaan hipotetis apakah Rusia akan mendukung China dalam perang dengan AS.
Baca juga: Vladimir Putin: Rusia Siap Mengekstradisi Penjahat Cyber ke Amerika
Baca juga: Presiden AS Joe Biden Menolak Berdampingan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin Saat Jumpa Pers
"Saya yakin bahwa tidak akan ada konflik bersenjata antara China dan AS, sama seperti tidak akan ada konflik bersenjata antara Rusia dan AS," kata Denisov.
"Karena konflik seperti itu akan memusnahkan seluruh umat manusia, dan kemudian tidak ada gunanya memihak."
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Oktober 2020 bahwa "sangat mungkin untuk membayangkan" aliansi militer antara Rusia dan China, tetapi itu tidak perlu pada saat itu.
Kedua negara telah berpartisipasi dalam latihan perang.
Rusia juga telah berbagi teknologi militer sensitif dengan China.
Pejabat China juga berpotensi membuka diri untuk membentuk aliansi militer dengan Rusia.
Pada bulan Januari lalu, juru bicara kementerian luar negeri Wang Wenbin mengatakan "tidak ada batasan" untuk "seberapa jauh kerja sama ini dapat berjalan."
Denisov menyebut bahwa mengingat situasi internasional dan masalah utama saat ini, posisi Rusia jelas lebih dekat dengan China.
Baca juga: Pengadilan Rusia Labeli Organisasi Bentukan Alexei Navalny sebagai Kelompok Ekstremis
Baca juga: Biden-Erdogan Bertemu Pertama Kali Pasca Deklarasi Genosida Armenia, Saling Senyum dan Salam Siku
AS memberlakukan sanksi pada kedua negara dengan tujuan diduga untuk menghancurkan pesaing, ungkap Denisov.
"Kami jelas tidak dapat menerima sikap seperti itu dari AS."
"Kami berharap 'tripod' Rusia-China-AS akan menjaga keseimbangan," kata Denisov.
Pemerintahan Biden telah mengusir para diplomat Rusia dan memberlakukan sejumlah sanksi atas dugaan peretasan badan-badan federal dan campur tangan dalam pemilihan presiden.
Pertemuan mendatang antara Putin dan Presiden AS Joe Biden menandai langkah potensial untuk menjadi lebih baik bila kedua negara berusaha meningkatkan hubungan mereka.
Biden, yang pernah setuju bahwa Putin adalah seorang "pembunuh", diperkirakan akan menyinggung topik tentang Alexey Navalny.
Alexey Navalny adalah saingan politik utama Putin yang sempat dipenjara.
Biden juga mungkin akan menyebut-nyebut pembangkang lainnya.
Mungkin juga Putin dan Biden bisa masuk ke topik Rusia yang terlibat dalam serangan siber di Amerika Serikat.
Serangan baru-baru ini yang diyakini sebagai ulah peretas Rusia mengganggu distribusi bensin dan produksi daging Amerika.
Selama wawancara dengan NBC News, Putin membantah pemerintahnya ada hubungannya dengan serangan siber.
Ia menuduh AS melakukan "tuduhan tidak berdasar" yang tidak didukung oleh bukti.
Sementara itu, Denisov mengatakan pertemuan itu kemungkinan akan "menyelesaikan masalah penting" antara kedua negara.
Tetapi tujuannya adalah untuk menetapkan kondisi untuk menyelesaikan masalah di masa depan.
Meskipun langkah-langkah pengurangan ketegangan disambut baik oleh Rusia, Denisov menyangkal hal itu akan berdampak pada hubungannya dengan China.
"Pandangan ini terlalu picik. Itu tidak bisa terjadi. Saya pikir kami lebih pintar dari apa yang dipikirkan orang Amerika," kata Denisov ketika ditanya apakah meredakan ketegangan antara AS dan Rusia akan "menjauhkan" Rusia dari China.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Berita lainnya seputar hubungan Rusia-AS-China