Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pejabat Rusia Peringatkan Konflik antara China dan Amerika Serikat akan 'Menghancurkan Umat Manusia'

Duta Besar Rusia untuk China tidak melihat perang pecah antara China, Rusia dan AS, tetapi jika itu terjadi, maka itu akan memusnahkan umat manusia

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Pejabat Rusia Peringatkan Konflik antara China dan Amerika Serikat akan 'Menghancurkan Umat Manusia'
ABC
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Joe Biden. Duta Besar Rusia untuk China Andrey Denisov tidak melihat adanya perang pecah antara China, Rusia dan AS, tetapi jika itu terjadi, maka itu akan "memusnahkan seluruh umat manusia." 

TRIBUNNEWS.COM - Duta Besar Rusia untuk China Andrey Denisov tidak melihat adanya perang pecah antara China, Rusia dan AS, tetapi jika itu terjadi, maka itu akan "memusnahkan seluruh umat manusia."

Dilansir Newsweek, menurut Andrey Denisov, ketika hubungan Amerika Serikat dengan Rusia dan China memburuk, Rusia-China semakin dekat.

Rusia dan China telah membantah bahwa ada rencana saat ini untuk aliansi militer.

Tetapi keduanya tidak menutup kemungkinan untuk bersatu.

Denisov mengatakan kepada Global Times, outlet media yang dikelola pemerintah China, bahwa dia tidak akan menjawab pertanyaan hipotetis apakah Rusia akan mendukung China dalam perang dengan AS.

Baca juga: Vladimir Putin: Rusia Siap Mengekstradisi Penjahat Cyber ke Amerika

Baca juga: Presiden AS Joe Biden Menolak Berdampingan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin Saat Jumpa Pers

Berita Rekomendasi

"Saya yakin bahwa tidak akan ada konflik bersenjata antara China dan AS, sama seperti tidak akan ada konflik bersenjata antara Rusia dan AS," kata Denisov.

"Karena konflik seperti itu akan memusnahkan seluruh umat manusia, dan kemudian tidak ada gunanya memihak."

Presiden Rusia Vladimir Putin memimpin pertemuan tentang produksi vaksin penyakit virus korona melalui tautan video di kediaman negara bagian Novo-Ogaryovo di luar Moskow pada 22 Maret 2021.
Presiden Rusia Vladimir Putin memimpin pertemuan tentang produksi vaksin penyakit virus korona melalui tautan video di kediaman negara bagian Novo-Ogaryovo di luar Moskow pada 22 Maret 2021. (Alexey DRUZHININ / SPUTNIK / AFP)

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Oktober 2020 bahwa "sangat mungkin untuk membayangkan" aliansi militer antara Rusia dan China, tetapi itu tidak perlu pada saat itu.

Kedua negara telah berpartisipasi dalam latihan perang.

Rusia juga telah berbagi teknologi militer sensitif dengan China.

Pejabat China juga berpotensi membuka diri untuk membentuk aliansi militer dengan Rusia.

Pada bulan Januari lalu, juru bicara kementerian luar negeri Wang Wenbin mengatakan "tidak ada batasan" untuk "seberapa jauh kerja sama ini dapat berjalan."

Denisov menyebut bahwa mengingat situasi internasional dan masalah utama saat ini, posisi Rusia jelas lebih dekat dengan China.

Baca juga: Pengadilan Rusia Labeli Organisasi Bentukan Alexei Navalny sebagai Kelompok Ekstremis

Baca juga: Biden-Erdogan Bertemu Pertama Kali Pasca Deklarasi Genosida Armenia, Saling Senyum dan Salam Siku

AS memberlakukan sanksi pada kedua negara dengan tujuan diduga untuk menghancurkan pesaing, ungkap Denisov.

"Kami jelas tidak dapat menerima sikap seperti itu dari AS."

"Kami berharap 'tripod' Rusia-China-AS akan menjaga keseimbangan," kata Denisov.

Presiden AS Joe Biden menghadiri sesi kerja pada KTT G7 di Carbis Bay, Cornwall pada 12 Juni 2021. Para pemimpin G7 dari Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat bertemu akhir pekan ini untuk pertama kalinya di hampir dua tahun, untuk pembicaraan tiga hari di Carbis Bay, Cornwall.
Presiden AS Joe Biden menghadiri sesi kerja pada KTT G7 di Carbis Bay, Cornwall pada 12 Juni 2021. Para pemimpin G7 dari Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat bertemu akhir pekan ini untuk pertama kalinya di hampir dua tahun, untuk pembicaraan tiga hari di Carbis Bay, Cornwall. (Leon Neal / POOL / AFP)

Pemerintahan Biden telah mengusir para diplomat Rusia dan memberlakukan sejumlah sanksi atas dugaan peretasan badan-badan federal dan campur tangan dalam pemilihan presiden.

Pertemuan mendatang antara Putin dan Presiden AS Joe Biden menandai langkah potensial untuk menjadi lebih baik bila kedua negara berusaha meningkatkan hubungan mereka.

Biden, yang pernah setuju bahwa Putin adalah seorang "pembunuh", diperkirakan akan menyinggung topik tentang Alexey Navalny.

Alexey Navalny adalah saingan politik utama Putin yang sempat dipenjara.

Biden juga mungkin akan menyebut-nyebut pembangkang lainnya.

Mungkin juga Putin dan Biden bisa masuk ke topik Rusia yang terlibat dalam serangan siber di Amerika Serikat.

Serangan baru-baru ini yang diyakini sebagai ulah peretas Rusia mengganggu distribusi bensin dan produksi daging Amerika.

Selama wawancara dengan NBC News, Putin membantah pemerintahnya ada hubungannya dengan serangan siber.

Ia menuduh AS melakukan "tuduhan tidak berdasar" yang tidak didukung oleh bukti.

Sementara itu, Denisov mengatakan pertemuan itu kemungkinan akan "menyelesaikan masalah penting" antara kedua negara.

Tetapi tujuannya adalah untuk menetapkan kondisi untuk menyelesaikan masalah di masa depan.

Meskipun langkah-langkah pengurangan ketegangan disambut baik oleh Rusia, Denisov menyangkal hal itu akan berdampak pada hubungannya dengan China.

"Pandangan ini terlalu picik. Itu tidak bisa terjadi. Saya pikir kami lebih pintar dari apa yang dipikirkan orang Amerika," kata Denisov ketika ditanya apakah meredakan ketegangan antara AS dan Rusia akan "menjauhkan" Rusia dari China.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Berita lainnya seputar hubungan Rusia-AS-China

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas