Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ahli Medis Kritik Panitia Olimpiade Jepang terkait Penanganan Atlet Uganda yang Terpapar Covid-19

Panitia Olimpiade Jepang mendapat kritikan dari para ahli medis terkait penanganan terhadap atlet asal Uganda yang terkonfirmasi Covid-19.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Ahli Medis Kritik Panitia Olimpiade Jepang terkait Penanganan Atlet Uganda yang Terpapar Covid-19
Foto NHK/Richard Susilo
Fumi Sakamoto dari Kantor Pusat Pengendalian Infeksi rumah sakit St. Luke Tokyo Jepang. 

Menurut Sekretariat Kabinet, satu dari sembilan atlet melakukan tes PCR di bandara dan dinyatakan positif virus corona.

Semua tim Uganda telah divaksinasi dua kali secara lokal dengan vaksin AstraZeneca dan memiliki sertifikat negatif dari tes yang mereka terima dalam waktu 72 jam sebelum meninggalkan negara itu.

Ini adalah tim luar negeri kedua (pertama dari Australia) yang mengunjungi Jepang sejak penundaan turnamen Tokyo diputuskan.

Tetapi ini adalah pertama kalinya hasil positif corona dikonfirmasi.

Gejala satu orang yang telah dikonfirmasi positif tidak diketahui, tetapi mereka tidak akan dirawat di negara tersebut sampai mereka dikonfirmasi negatif dan akan menghabiskan waktu di fasilitas yang ditunjuk oleh pemerintah Jepang.

Di sisi lain, delapan orang lainnya mengkonfirmasi bahwa mereka negatif, jadi mereka naik bus khusus sekitar jam 1 pagi pada tanggal 20 Juni dan berangkat ke Kota Izumisano, Osaka, di mana mereka akan mengadakan pra-kemah.

Baca juga: Sukarelawan dan Para Staf Panitia Olimpiade Jepang Mulai Disuntik Vaksin Covid-19

Hidemasa Nakamura, Ketua Panitia Penyelenggara dan Pusat Operasi Utama, mengatakan bahwa salah satu atlet Afrika Uganda yang datang ke Jepang untuk pre-camp Olimpiade Tokyo dipastikan terinfeksi virus corona sehingga harus dikarantina.

BERITA REKOMENDASI

"Kami akan terus melakukan langkah-langkah pengamanan agar operasional playbook yang merupakan pedoman pengendalian infeksi dapat berjalan dengan baik," ujarnya.

Panitia Olimpiade mengatakan akan meningkatkan kewaspadaan dan semakin memperketat pemeriksaan semua orang terkait Olimpiade yang datang ke Jepang mulai hari ini.

Sementara itu Yoshihiro Kitamura, Doktor Ahli Penyakit Menular Universitas Kedokteran Jepang mengkritik perlakuan terhadap para atlet Uganda tersebut.

"Wajar jika mereka yang positif diisolasi, tetapi saya tidak berpikir itu baik bahwa orang lain telah pindah meskipun mereka menggunakan bus sewaan," ungkap Kitamura saat tampil di TV Asahi, Senin (21/6/2021).

Para pengunjuk rasa merusak mobil saat latihan anti unjuk rasa dan anti terorisme menjelang Olimpiade  dilakukan Selasa (22/6/2021).
Para pengunjuk rasa merusak mobil saat latihan anti unjuk rasa dan anti terorisme menjelang Olimpiade dilakukan Selasa (22/6/2021). (Richard Susilo)

Profesor Kitamura membandingkan dengan kasus positif corona di Australia.


"Pada turnamen tenis yang diadakan di Australia, hanya karena satu orang terinfeksi di pesawat yang ditumpangi Nishikori, semua penumpang dikarantina selama dua minggu. Biasanya lebih sedikit. Jika Anda mengambil tindakan tegas, Anda dapat sangat mengurangi risiko penyebaran ke negara."

"Dalam hal ini, tampaknya hanya yang positif saja yang dikarantina khusus oleh pemerintah Jepang. Jadi saya pikir hanya ada cara untuk tetap diam di hotel sebagai perawatan medis bagi semua orang, bagi pengemudi bus dan staf hotel harus mengambil tindakan yang memadai terhadap infeksi," kata Kitamura.

Sementara itu beasiswa (ke Jepang) dan upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas