AS Lakukan Serangan Udara Terhadap Milisi Pro-Iran di Suriah dan Irak, Lima Orang Tewas
Amerika Serikat melancarkan serangan udara ke milisi pro-Iran di Suriah dan Irak dengan dalih balasan atas serangan pesawat nir-awak dari milisi
Editor: hasanah samhudi
TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat Melakukan serangan udara terhadap kelompok bersenjata pro-Iran di Irak dan Suriah, namun milisi mengancam akan membalasnya.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu (27/6), militer AS mengatakan pihaknya menargetkan fasilitas operasional dan penyimpanan senjata di dua lokasi di Suriah dan satu lokasi di Irak.
Dikatakan, serangan sebagai tanggapan atas serangan pesawat tak berawak terhadap personel dan fasilitas AS di Irak.
Militer AS tidak menyebutkan apakah mereka yakin ada yang tewas atau terluka. Tetapi Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris mengatakan setidaknya lima pejuang tewas dan beberapa lainnya terluka.
Kantor berita SANA yang dikelola pemerintah Suriah mengatakan satu anak tewas dan setidaknya tiga orang lainnya terluka.
Baca juga: AS Menyita 36 Situs Berita Terkait Palestina dan Iran dengan Dalih Disinformasi
Baca juga: AS Serang Suriah, Targetkan 2 Kelompok Milisi yang Didukung Iran
Serangan itu merupakan instruksi dari Presiden AS Joe Biden. Ini yang kedua kalinya dia memerintahkan serangan balasan terhadap milisi yang didukung Iran sejak menjabat lima bulan lalu.
Biden terakhir memerintahkan pengeboman terbatas terhadap target di Suriah pada Februari, saat itu sebagai tanggapan atas serangan roket di Irak.
“Amerika Serikat mengambil tindakan yang diperlukan, tepat, dan disengaja yang dirancang untuk membatasi risiko eskalasi – tetapi juga untuk mengirim pesan pencegahan yang jelas dan tidak ambigu,” kata Juru Bicara Pentagon John Kirby dalam sebuah pernyataannya.
Kirby mengatakan bahwa target yang terdiri dari dua di Suriah dan satu di Irak itu dipilih karena fasilitas ini digunakan oleh milisi yang didukung Iran yang terlibat dalam serangan kendaraan udara tak berawak (UAV) terhadap personel dan fasilitas AS di Irak.”
Ia menambahkan, faksi militer Kataib Hizbollah dan Kataib Sayyid al-Shuhada termasuk di antara beberapa kelompok milisi yang didukung Iran yang telah menggunakan fasilitas yang ditargetkan.
Baca juga: Presiden Terpilih Iran Ebrahim Raisi Tanggapi Tuduhan Terlibat Eksekusi Massal, Bangga Bela HAM
Mahmoud Abdelwahed dari Al Jazeera, yang berada di Baghdad, menggambarkan serangan AS sebagai signifikan. Ia mengatakan Pasukan Mobilisasi Populer (PMF) Irak, sebuah kelompok payung yang mencakup brigade Kataib Hizbollah dan Kataib Sayyid al-Shuhada, mengancam akan membalas.
“PMF mengatakan bahwa mereka akan menyerang fasilitas militer Amerika dengan rudal. Politisi yang berafiliasi dengan PMF juga telah men-tweet, mengatakan Amerika Serikat hanya mengerti bahasa kekerasan,” katanya.
“Kami juga tahu kelompok-kelompok ini menyalahkan Amerika Serikat karena tidak menarik diri dari Irak dan karena tidak melaksanakan keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Irak,” tambahny.
Ia merujuk pada resolusi parlemen yang disetujui pada Januari tahun lalu, yang menyerukan semua pasukan asing. meninggalkan negara itu setelah AS membunuh jenderal top Iran Qassem Soleimani.