Aung San Suu Kyi Berpesan Agar Warga Myanmar Lebih Berhati-hati Terhadap Covid-19
Pemimpin Myanmar yang digulingkan Aung San Suu Kyi mengirim pesan kepada warga Myanmar untuk "lebih berhati-hati" terhadap Covid-19, karena jumlah
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, YANGON — Pemimpin Myanmar yang digulingkan Aung San Suu Kyi mengirim pesan kepada warga Myanmar untuk "lebih berhati-hati" terhadap Covid-19, karena jumlah kasus harian mencapai yang angka tertinggi sejak pertengahan Desember lalu.
Hal itu mengingat sistem kesehatan Myanmar dan kampanye anti-coronavirus yang didirikan sejak pemerintahan Aung San Suu Kyi digulingkan pada 1 Februari lalu, banyak petugas kesehatan memutuskan berhenti sebagai protes terhadap junta militer.
Pesan itu disampaikan Aung San Suu Kyi kepada pengacaranya Min Min Soe, seperti dilansir Reuters dan Channel News Asia, Selasa (29/6/2021).
"Dia mengatakan kepada para pengacara untuk berhati-hati terhadap Covid-19, mengingatkan kita untuk mencuci tangan dan memakai masker," kata Min Min Soe.
"Dia juga meminta untuk mengirim pesan yang sama kepada warga untuk lebih berhati-hati terhadap COVID-19."
Pengacara Min Min Soe mengatakan Aung San Suu Kyi telah bertanya tentang situasi Covid-19 ketika dia muncul di pengadilan pada hari Senin.
Tuduhan terhadapnya termasuk melanggar protokol Covid-19. Para pendukungnya mengatakan tuduhan itu bermotivasi politik.
Baca juga: Aung San Suu Kyi Ingatkan Warga Myanmar Berhati-hati Terhadap Covid-19
Kementerian kesehatan yang dikendalikan junta melaporkan 1.225 kasus baru Covid-19 pada hari Senin. Ini menjadi jumlah harian tertinggi sejak pertengahan Desember lalu, ketika pemerintahan Aung San Suu Kyi membawa gelombang besar infeksi terakhir terkendali.
Reuters tidak dapat menghubungi kementerian kesehatan untuk mengomentari pesan Aung San Suu Kyi.
Media yang dikelola Junta Militer Global New Light Myanmar pada hari Senin menerbitkan 12 poin saran dari kementerian tentang pencegahan penyebaran Covid-19. Ini mendesak semua orang untuk mematuhinya.
Beberapa ahli kesehatan mengatakan tingkat infeksi yang sebenarnya cenderung jauh lebih tinggi daripada yang ditunjukkan oleh angka resmi karena pengujian sangat rendah dilakukan setelah kudeta.
Pengujian dalam seminggu terakhir rata-rata sekitar 5.500 tes sehari dibandingkan dengan lebih dari 17.000 sehari dalam seminggu sebelum kudeta.
Tingkat tes positif naik menjadi hampir 19 persen pada hari Senin - tingkat yang jauh lebih tinggi daripada sebelum kudeta dan tidak jauh dari puncaknya pada Oktober 2020.(Reuters/CNA)