Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kombinasi Pfizer dan AstraZeneca Berikan Respons Imun yang Lebih Tinggi daripada 2 Dosis AstraZeneca

Respon antibodi tertinggi terlihat setelah jadwal Pfizer-BioNTech dua dosis.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Kombinasi Pfizer dan AstraZeneca Berikan Respons Imun yang Lebih Tinggi daripada 2 Dosis AstraZeneca
Tribunnews/Herudin
Vaksin AstraZeneca digunakan untuk vaksinasi Covid-19 warga Rusun Tanah Tinggi, Jakarta Pusat, Senin (14/6/2021). Pemerintah menargetkan ada 7,5 juta vaksinasi warga di Jakarta pada akhir Agustus mendatang. Hal tersebut dilakukan untuk mencapai?herd immunity (kekebalan komunal) sehingga penyebaran Covid-19 dapat ditekan. Tribunnews/Herudin 

Sama, mereka menawarkan bukti yang mendukung bahwa rekomendasi JCVI standar (non-campuran) untuk vaksinasi COVID-19 semuanya menghasilkan respons imun yang sangat memuaskan, untuk kedua vaksin utama yang digunakan.

Mengingat posisi pasokan Inggris yang stabil, tidak ada alasan untuk mengubah jadwal vaksin saat ini.

"Hasil untuk interval 12 minggu, yang belum datang, akan memiliki peran penting dalam keputusan tentang masa depan program vaksinasi Inggris."

"Program vaksinasi non-campuran (homolog) kami telah menyelamatkan puluhan ribu nyawa di seluruh Inggris tetapi kami sekarang tahu bahwa pencampuran dosis dapat memberi kami fleksibilitas yang lebih besar untuk program booster, sementara juga mendukung negara-negara yang memiliki langkah lebih jauh dengan mereka mengenai peluncuran vaksin dan yang mungkin mengalami kesulitan pasokan."

Profesor Andrew Ustianowski, Pemimpin Klinis NIHR untuk Program Vaksinasi COVID-19 dan Pemimpin Spesialis Infeksi Nasional Bersama, mengatakan, "Kami tahu bahwa jadwal dua dosis Oxford-AstraZeneca sangat efektif dan telah membantu menyelamatkan banyak nyawa."

"Fakta yang sekarang kita ketahui bahwa vaksin ini bekerja dengan baik, dalam hal respons imun, ketika dikombinasikan dengan vaksin Pfizer memberi para peneliti pengetahuan yang berharga bahwa vaksin ini dapat digunakan secara fleksibel bagi mereka yang belum divaksinasi di Inggris dan secara global."

Tidak mungkin menemukan hasil ini tanpa kemauan dan upaya peserta penelitian di seluruh negeri.

Berita Rekomendasi

Sekali lagi mereka telah bekerja sama dengan para peneliti untuk membantu mengakhiri penyebaran Covid-19.

Temuan Com-COV sebelumnya

Pada bulan Mei, para peneliti melaporkan data awal Com-COV yang mengungkapkan reaksi ringan hingga sedang yang lebih sering dalam jadwal campuran dibandingkan dengan jadwal standar, namun, ini berumur pendek.

University of Oxford memimpin studi Com-COV, yang dijalankan oleh National Immunization Schedule Evaluation Consortium (NISEC) dan didukung oleh 7 juta pounsterling dana pemerintah dari Vaccines Taskforce.

Ini bertujuan untuk mengevaluasi kelayakan penggunaan vaksin yang berbeda untuk vaksinasi 'utama' awal hingga vaksinasi 'peningkat' lanjutan, membantu pembuat kebijakan mengeksplorasi apakah ini bisa menjadi rute yang layak untuk meningkatkan fleksibilitas program vaksinasi.

Uji coba tersebut merekrut 830 sukarelawan berusia 50 tahun ke atas dari delapan situs yang didukung oleh National Institute for Health Research (NIHR) di Inggris untuk mengevaluasi empat kombinasi berbeda dari vaksinasi prima dan booster.

Baca juga: KABAR BAIK:PERKI Rekomendasikan Vaksin AstraZeneca Dapat Digunakan untuk Pasien Jantung

Pada bulan April, para peneliti memperluas program untuk memasukkan vaksin Moderna dan Novavax dalam sebuah studi baru, dijalankan di sembilan situs yang didukung oleh Institut Nasional untuk Penelitian Kesehatan oleh NISEC dan didukung melalui pendanaan dari Gugus Tugas Vaksin dan Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas