Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Studi Terbaru Menunjukkan Campuran Vaksin AstraZeneca-Pfizer Hasilkan Kekebalan yang Lebih Baik

Studi terbaru dari Com-COV menunjukkan campuran vaksin AstraZeneca dan Pfizer menghasilkan kekebalan tubuh yang lebih baik.

Penulis: Rica Agustina
Editor: Sri Juliati
zoom-in Studi Terbaru Menunjukkan Campuran Vaksin AstraZeneca-Pfizer Hasilkan Kekebalan yang Lebih Baik
Freepik
Ilustrasi vaksinasi - Studi terbaru dari Com-COV menunjukkan campuran vaksin AstraZeneca dan Pfizer menghasilkan kekebalan tubuh yang lebih baik. 

TRIBUNNEWS.COM - Studi terbaru menunjukkan campuran vaksin virus corona (Covid-19) AstraZeneca dan Pfizer menghasilkan respons kekebalan yang lebih baik, Al Jazeera melaporkan.

Hal itu dapat terjadi ketika suntikan vaksin Pfizer diberikan empat minggu setelah suntikan vaksin AstraZeneca.

Studi Universitas Oxford, yang disebut Com-COV, membandingkan jadwal dua dosis campuran vaksin AstraZeneca dan Pfizer.

Mereka menemukan, dalam kombinasi apa pun kedua vaksin menghasilkan antibodi konsentrasi tinggi terhadap protein lonjakan virus corona.

Data tersebut memberikan dukungan bagi keputusan beberapa negara Eropa yang telah mulai menawarkan alternatif untuk vaksin AstraZeneca sebagai suntikan kedua setelah vaksin dikaitkan dengan kasus pembekuan darah yang langka.

Menurut Matthew Snape, profesor di bidang pediatri dan vaksinologi di Universitas Oxford, dan kepala penyelidik dalam uji coba tersebut, studi Com-COV telah mengevaluasi kombinasi AstraZeneca dan Pfizer untuk melihat sejauh mana vaksin ini dapat digunakan secara bergantian.

Baca juga: Kejar Target Vaksinasi, Hendi Terus Tambah Sentra Vaksin di Kota Semarang

Baca juga: Jokowi: Vaksinasi Covid-19 untuk Anak Usia 12-17 Tahun Segera Dimulai

Hasil evaluasi itu menunjukkan, ketika kedua vaksin tersebut diberikan pada interval empat minggu, maka akan menginduksi respon imun yang berada di atas ambang batas.

Berita Rekomendasi

"Studi Com-COV telah mengevaluasi kombinasi 'campur dan cocokkan' dari vaksin Oxford dan Pfizer untuk melihat sejauh mana vaksin ini dapat digunakan secara bergantian, berpotensi memungkinkan fleksibilitas di Inggris dan peluncuran vaksin global," kata Snape.

"Hasilnya menunjukkan bahwa ketika diberikan pada interval empat minggu kedua jadwal campuran menginduksi respons imun yang berada di atas ambang batas yang ditetapkan oleh jadwal standar vaksin Oxford/AstraZeneca," tambahnya.

Respon antibodi tertinggi terlihat pada orang yang menerima dua dosis vaksin Pfizer, dengan kedua jadwal campuran menghasilkan respons yang lebih baik daripada dua dosis vaksin AstraZeneca.

Suntikan vaksin AstraZeneca yang diikuti oleh Pfizer menghasilkan respons sel T terbaik, dan juga respons antibodi yang lebih tinggi daripada Pfizer yang diikuti oleh AstraZeneca.

Hasilnya adalah untuk kombinasi vaksin yang diberikan dengan interval empat minggu kepada 830 peserta.

Com-COV juga melihat jadwal campuran selama interval 12 minggu, dan Snape mencatat bahwa suntikan vaksin AstraZeneca diketahui menghasilkan respon imun yang lebih baik dengan interval yang lebih lama antara dosis.

Baca juga: Percepatan Vaksinasi Mendesak, Ketua DPP PKS Sebut Kantornya Siap Jadi Tempat Pemberian Vaksin

Baca juga: TNI AL Gelar Kesiapan Serbuan Vaksin Masyarakat Maritim Seluruh Indonesia

Di Inggris, para pejabat telah menyarankan jeda delapan minggu antara dosis vaksin untuk usia di atas 40 tahun dan jeda 12 minggu untuk orang dewasa lainnya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas