Ilmuwan asal Jerman Temukan Wabah Tertua yang Membunuh Jutaan Orang
Para ilmuwan dari Universitas Kiel, Jerman, telah menemukan apa yang disebut sebagai 'pasien nol' dari Black Death
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, KIEL - Para ilmuwan dari Universitas Kiel, Jerman, telah menemukan apa yang disebut sebagai 'pasien nol' dari Black Death, wabah pes kuno yang diperkirakan telah membunuh hingga setengah dari populasi Eropa pada tahun 1347 hingga 1351.
Menurut temuan penelitian mereka yang diterbitkan pekan ini dalam jurnal Cell Reports, jenis wabah pes tertua ditemukan pada seorang laki-laki muda yang tinggal di Latvia.
Baca juga: UPDATE Corona Indonesia 30 Juni 2021: Kembali Pecahkan Rekor, Tambah 21.807 Kasus Baru
Dikutip dari laman Sputnik News, Rabu (30/6/2021), para peneliti kemudian memutuskan untuk mengurutkan genomnya dan mengujinya untuk bakteri dan virus patogen.
Dari penelitian ini, yang mengejutkan mereka adalah temuan bahwa laki-laki yang meninggal pada usia 20-an atau 30-an itu terinfeksi wabah penyakit kuno yang disebabkan bakteri Yersinia pestis.
Baca juga: UPDATE Corona Indonesia 30 Juni 2021: Tambah 21.807 Positif, 10.807 Sembuh, dan 467 Meninggal
"Yang paling mencengangkan adalah kita dapat mendorong kembali kemunculan Yersinia pestis 2.000 tahun lebih jauh dari yang ditemukan oleh penelitian yang diterbitkan sebelumnya", kata Kepala laboratorium DNA sekaligus penulis utama penelitian tersebut, Ben Krause Kyora.
Penemuan ini menunjukkan bahwa penyakit menular 'pes kuno' mulai menginfeksi manusia sekitar 7.000 tahun yang lalu, saat sektor pertanian mulai berkembang di Eropa.
Penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis ini pada awalnya hanya menyerang hewan pengerat, namun kemudian bermutasi dan dapat menginfeksi manusia.
Wabah ini menular dari hewan ke manusia melalui gigitan serangga.