Rusia Tolak Lockdown Baru Meski Angka Kematian Covid-19 Tinggi Empat Hari Berturut-Turut
Rusia tidak akan melakukan lockdown baru meski angka kematian Covid-19 mencapai rekor tinggi empat hari berturut-turut
Editor: hasanah samhudi
![Rusia Tolak Lockdown Baru Meski Angka Kematian Covid-19 Tinggi Empat Hari Berturut-Turut](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/kematian-tinggi.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Rusia pada Jumat (2/7) mengatakan tidak akan memberlakukan lockdown baru meskipun jumlah kematian akibat virus corona mencapai rekor empat hari berturut-turut.
Catatan pemerintah menunjukkan, adanya 679 kematian akibat virus corona pada hari Jumat (2/7), rekor jumlah kematian terkait pandemi selama periode 24-empat untuk hari keempat berturut-turut.
Rusia, negara terparah kelima di dunia akibat Covid-19, sedang berjuang melawan lonjakan wabah yang didorong oleh varian Delta yang sangat menular dan diperburuk oleh upaya vaksinasi yang lamban.
Lonjakan infeksi mendorong Presiden Vladimir Putin, dalam pidato di televisi negara minggu ini, mendesak warga Rusia agar mau divaksin.
Meski ada angka yang tak menggembirakan, tapi Kremlin mengatakan pada hari Jumat ini bahwa lockdown baru tidak mungkin dilakukan.
Baca juga: Warga Rusia Boleh Tolak Vaksinasi, Tapi Bagi Karyawan Terancam Dipecat Jika Melakukannya
Baca juga: Putin: Saya Sudah Disuntik Vaksin Sputnik V Buatan Rusia
"Tidak ada yang menginginkan lockdown, dan ya, itu tidak untuk diperdebatkan," kata juru bicara Putin, Dmitry Peskov kepada wartawan.
"Itu tidak dibahas, itulah sebabnya kita semua harus divaksinasi sesegera mungkin,” katanya.
Saint Petersburg, kota kedua Rusia, pada hari Jumat (2/7) mencatat 101 kematian, hanya sedikit dari rekornya dari awal minggu yaitu 119.
Penyelenggara mengatakan perempat final Spanyol vs Swiss pada hari Jumat (2/7) akan tetap berjalan meskipun ada lonjakan infeksi, di depan ribuan penonton.
Walikota Moskow Sergei Sobyanin mengatakan bahwa varian Delta, yang pertama kali diidentifikasi di India, sekarang menyumbang 90 persen dari kasus baru di kota tersebut.
Baca juga: Upaya Rusia Lawan Lonjakan Covid-19 Saat Asia-Pasifik Perketat Pembatasan
Baca juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Sebut AS Terlibat Dalam Insiden Inggris-Rusia di Laut Hitam
Sejauh ini pihak berwenang di ibu kota telah memberlakukan sejumlah pembatasan.
Sobyanin baru-baru ini memerintahkan kantor untuk memulangkan sepertiga dari tenaga kerja mereka, kecuali karyawan yang telah divaksinasi.
Ia mengatakan 60 persen orang yang bekerja di industri jasa harus divaksin penuh pada pertengahan Agustus.
Restoran Moskow telah diberitahu untuk hanya mengizinkan pelanggan di dalam ruangan yang telah divaksinasi atau terinfeksi dalam enam bulan terakhir.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.